seorang dokter yang terkesan cuek dan dingin di jodoh kan dengan calon dokter yang cantik dan ceria, bagai mana kiasah mereka selanjutnya????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aily sauri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 17
Brak...
Kia dan Sarah langsung menoleh ke arah pintu karna kaget.
"Amalia bisa pelan pelan kan bikin keget" omel Kia.
"Hehehe maaf" jawab nya sambil cengengesan.
"Salam dulu"
"Assalamualaikum " ucap nya sambil menghampiri Kia dan Sarah.
"Walaikumsalam " jawab kedua nya.
"Cie yang udah mau nikah cantik banget sih" goda Amelia membuat Kia tersenyum malu.
"Oh iya kenalin ini Sarah" ucap nya pada Amalia memperkenalkan Sarah.
"Hay kak aku Sarah adik nya bang Atar yang paling cantik dan sebentar lagi jadi adik ipar nya kak Kia" jawab Sarah dengan santai membuat Kia dan Amelia tertawa.
"Kamu seperti nya asik ya anak nya" ucap Amelia membuat rsarah menyengir kuda.
"Aku Amelia sahabat Kia" ucap nya sambil menerima uluran tangan Sarah.
Karan sekarang Kia ada yang menemani Sarah pun meminta izin untuk keluar.
"Kak aku keluar sebentar ya" izin nya.
"Iya" jawab Kia sambil mengangguk.
Sarah melangkah menuju kamar yang di tempat bunda nya, ia terkejut saat melihat bidan dan umi Kia dalam keadaan menangis.
"Bunda" ucap Sarah sambil memeluk bunda nya.
"Bagaimana keadaan Kia?? Dia belum tau kan?? " Tanya bunda dengan khawatir, Sarah pun menggelekan kepala nya.
"Bunda kak Kia udah nungguin, Sarah harus alasan apa lagi" tanya nya dengan mata yang berkaca-kaca.
"Bunda juga gak tau, bunda bingung" jawab nya.
"Ini udah hampir telat setangah jam Sarah bingung" ucap nya sambil menangis.
"Yaudah sekarang ayo kita samperin Kia dan kita jujur apa ada nya sam Kia" ucap bunda yakin.
"Kamu yakin" tanya ibu Kia.
"Insya Allah, kita lebih baik jujur dari pada terus bohong pada Kia"
Umi Kia pun mengangguk akhir nya mereka pergi menuju kamar kia.
Tok
Tok
Tok
"Eh umi" ucap Amelia menyalami umi Kia dan juga bunda Atar.
"Umi mau bicara sama Kia , kamu keluar dulu ya sebentar" ucap nya dengan lembut.
"Baik umi"
"Ayo kak kita ke depan saja " ajak Sarah, Amelia pun mengangguk lalu mereka keluar dari kamar.
"Bunda" panggilan Kia karan senang bisa melihat calon mertua nya itu.
"Kamu cantik banget nak" ucap bunda Atar sambil memeluk Kia.
"Bunda kenapa kok mata nya merah kaya habis nangis, umi juga" ucap Kia khawatir secara bergantian menatap umi dan bunda nya secara bergantian.
"Bunda gak papa kok sayang, kita duduk dulu yuk ada yang mau bunda bicara kan"
Umi Kia izin untuk keluar rasanya ia tak sanggup melihat kesedihan putri nya nanti.
"Kelaian pada kenapa sih " tanya Kia heran.
"Gak papa kok nan, sini duduk" ajak nya.
Kia pun menurut" bunda kok acara nya belum di mulai padahal udah telah setengah loh pasti penghulu belum datang ya Bun" tanya Kia.
Bunda Atar tak Kuasa memberitahu yang sebenernya pada Kia ia pun hanya mengangguk kepala nya.
"Bunda kenapa kok nangis lagi??" Tanya Kia.
"Bunda gak papa sayang, ini air mata bahagia karan sebentar laginkamu akan jadi mandu benda" ucap nya sambil mengelus kepala Kia di balik hijab nya, Kia tersenyum dan kembali memeluk bunda Atar.
***
Atar yang masih di dalam pesawat tersenyum pasrah pasal nya ia sudah telat setangah jam tapi sebentar lagi pesawat yang ia timbangi akan mendarat.
Tak lama Atar Sampai di bandara ia segera memesan taxi untuk mengantar nya ke hotel tempat acara, Atar sudah pasrah apapun yang terjadi akan ia terima karna memang ini semua salah nya.
Orang orang pasti akan kecewa pada nya karan sampai saat ini ia belum hadir di acara pernikahan nya sendiri.
Atar menebak nebak apa yang sedang terjadi saat ini di hotel karna diri nya tidak ada?? Apa Kia kecewa padanya dan membatalkan pernikahan ini atau malah ada laki laki yang datang seperti superhero dan mengganti kan nya untuk menjadi suami Kia seperti yang selalu ia dengar di cerita cerita.
"Tidak tidak gue harus fisitif tingking" gumam nya menepis semua pikiran yang melintas di otak nya.
Bara semakin cemas saat sudah berada di dalam taxi tapi jalanan menuju hotel begitu macet, ia tak tau harus berbuat apa lagi.
Dan akhir nya setangah jam sudah Atar melewati kemacetan ibu kota akhir nya di sampai di tempat tujuan, Atar langsung turun dan bergegas masuk.
"Abang" teriak Sarah saat melihat Abang nya.
"Maaf ya dek" ucap Atar sambil memeluk Sarah.
"Sarah kira Abang gak bakal pulang" ucap nya sambil terisak.
"Enak aja mana mungkin abang seperti itu" ucap nya sambil menjitak kening Sarah.
"Akhh sakit tau bang" ucap nya cemberut.
"Yaudah ayo bang cepat masuk" ajak Sarah sambil menarik tangan Atar.
"Assalamualaikum" ucapa Atar pada beberapa orang dan di sana ada ayah dan juga Abi Kia.
"Ayah maaf kan Atar" ucap nya merasa bersalah.
"Tidak apa apa nak yang penting kamu selamat Samapi tujuan" ucap ayah Atar memeluk putra nya.
"Abi maaf ya Atar udah mengecewakan Abi" ucap Atar menghadap Abi Kia.
"Tidak papa nak kiat gak tau kalau kejadian nya akan seperti ini yang penting kamu baik baik saja" jawab Abi Kia sambil memeluk Atar.
"Mau langsung mulai atau kamu mau ganti baju dulu tar" tanya ayah.
"Langsung mulai saja yah, setalah itu baru ganti baju biar lega" jawab Atar.
Mereka pun mengangguk, sebelum Atar malakukan ijab kabul ia terlebih dahulu membaca kan surah Ar- Rahman sebagai mahar untuk calon istri nya.
"Bismillahirrahmanirrahim......"
Atar mulai membaca surah tersebut ayah dan Abi Kia nampak berkaca kaca saat mendengar lantunan ayat tersebut.
Bukan hanya mereka tapi dinkamar bunda dan juga kia tampak tertegun saat mengenali siapa yang membaca surah tersebut.
"Atar" gumam bunda dengan mata berkaca-kaca.
Begitupun dengan Kia ia langsung meneteskan air mata nya saat mendengar suara merdu Atar.
"Umi" ucap Kia langsung memeluk umi nya saat ia kembali masuk kedalam kamar sang putri.
"Umi sangat terharu Kia , Atar membacakan surah Ar- Rahman sebagai mahar untuk mu, umi bener bener gak salah pilih menantu" ucap nya.
Bunda Atar langsung keluar dari kamar kia, ia ingin bertemu dengan putra nya terlebih dahulu.
Setelah selesai melantunkan surah Ar- Rahman Atar merasa bersyukur karan ia bisa Samapi tepat waktu walau pun telat satu jam.
Atar melihat ke arah bunda nya dan langsung menghampiri sang bunda.
"Bunda maaf kan Atar" ucap nya sambil memeluk bunda.
"Bunda takut kehilangan kamu nak" jawab nya sambil terisak-isak.
"Atar gak papa bunda, Atar udah ada di sini sekarang jadi bunda gak usah nangis lagi" ucap nya sambil menghapus air mata sang bunda.
"Tinggal satu langkah lagi kia akan menjadi mantu bunda" sambung nya dengan kekehan.
"Kasian Kia nunggu kamu lama" jawab nya sambil mencubit pelan perut Atar.
"Awwhhh sakit bunda"
"Cepat selesai kan semua nya biar Kia segera menjadi mantu bunda"
"Siap " jawab Atar dengan hormat.
Setalah itu Atar langsung melakukan ijab kabul dan Alhamdulillah hanya dengan satu tarikan nafas sekarang Kia sudah menjadi istri nya di mata agama maupun hukum.
"Selamat sayang akhirnya kamu berhasil" ucap bunda sambil mencium kening Atar .
"Makasih bunda"
"Jaga Kia baik baik jangan sampai kamu menyakiti nya"
"Insya Allah bunda"
"Abi titip putri Abi sama kamu nak" ucap Abi Kia pada Atar.
"Insya Allah Atar akan menjadi Kia semampu Atar bi" jawab nya yakin.
"Maafin Atar ya Bi" sambung nya sambil mencium tangan mertua nya, Abi Kia hanya tersenyum sambil mengangguk.
"Selama nak, ayah gak nyangka sekarang kamu sudah menikah " ucap nya dengan hari.
"Maafin Atar ya yah" ucap nya memeluk ayah.
"Jadilah imam yang baik" ucap ayah Atar sambil menepuk pundak putra nya, Atar pun mengangguk.
Atar mengapa umi Kia yang tengah menangis , ia pun mendekat dan mencium tangan umi mertua nya.
"Maafin Atar ya umi"
"Umi titip Kia, jaga dia ya "
"Insya Allah umi"
"Sekarang silah kan panggilankan mempelai wanita nya " ucap pak penghulu.
Dada Atar langsung berdegup kencang Atar gugup, malu dan senang menjadi satu karan sekarang Kia sudah resmi menjadi istri nya.
Kia mulai terum di gandeng oleh Amelia dan Sarah, Kia masih menundukkan kepala tak berani melihat ke arah suami nya.
"Mas" Kia kaget saat melihat Atar Ternyata laki laki itu memakai kemeja dan celana bahan tak mengenakan baju pengantin yang kemarin mereka fitting.
"Nanti mas jelas kan" ucap nya sambil tersenyum.