NovelToon NovelToon
Membalas Sakit Hati Ibu

Membalas Sakit Hati Ibu

Status: tamat
Genre:Tamat / Cerai / Keluarga / Suami Tak Berguna
Popularitas:808k
Nilai: 4.7
Nama Author: Kim Yuna

Sinta tidak tahan lagi dengan perlakuan tidak baik dan semena-mena oleh Ayah dan keluarganya, terlebih mereka selalu menghina Ibunya.

Sinta yang awalnya diam saja, sekarang tidak lagi. Dia akan membalas sakit hati Ibu nya kepada orang-orang yang sudah menolehkan luka di hati Ibu.

Apa yang akan Sinta lakukan untuk membalaskan luka sakit hati sang Ibu?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim Yuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 33 Sikap Ayah

Malam semakin larut, semua penghuni rumah sudah tidur.

Dor...dor...dor... Bagas menggedor pintu dari luar.

Sarifah dan anak-anaknya tak satupun yang bangun untuk membukakan pintu. Bagas beberapa hari ini tidak pulang, dan sekali nya pulang malah berbuat kerusuhan di rumah.

Kembali lagi Bagas menggedor pintu dengan suara keras memanggil anak-anaknya hingga tetangganya pun terbangun karena terganggu dengan suara Bagas.

Tidak banyak tetangga di sekitar rumah Bagas, selain rumah Ibu nya. Ada juga satu sampai dua rumah berdempetan dengan rumah Bagas.

Bukan hanya satu kali tetangga Bagas terganggu dengan gedoran pintu saat Bagas pulang larut malam, namun sudah berulang kali. Tapi mereka hanya diam saja tidak ingin ikut campur urusan keluarga orang lain.

Tapi pasalnya saat ini, istri tetangganya itu baru saja melahirkan dan butuh banyak istirahat. Mereka baru saja menidurkan bayi namun bayi mereka kembali bangun karena mendengar gedoran pintu sangat keras dari tetangga mereka.

"Tolong lah Bang ini sudah larut malam. abang itu sudah mengganggu jam istirahat," ucap tetangganya yang keluar.

"Bukan rumahmu yang aku gedor-gedor kenapa kamu keberatan?." ucap Bagas dengan gaya mabuk.

Sepulang dari kantor tadi, Bagas mampir ke Capella Bar. Sedikit minum-minuman untuk menghilangkan rasa penat yang ada di pikirannya.

"Di sini kita hidup bertetangga, jadi tolonglah jangan mencari keributan." ucap tetangganya itu dengan sabar.

"Kamu yang mencari keributan? siapa suruh kamu keluar dari rumah?."

"Sudahlah Mas, dia itu sudah mabuk. Jadi tidak ada gunanya berdebat dengan orang mabuk. Ayo kita masuk Mas." Ajak istri tetangga nya sambil menutup pintu rumah.

"IPAH BUKA PINTU NYA! AKU HITUNG SAMPAI 3 KALAU BELUM DI BUKA AKU AKAN BAKAR RUMAH INI."

Mendengar ancaman Bagas dari luar, Sarifah langsung bangkit dari tidurnya untuk membukakan pintu

Tanpa asa banyak bicara Sarifah membuka pintu, lalu kembali masuk ke dalam kamar.

"Ipah... Aku lapar tolong ambilkan nasiku."

tanpa ada jawaban Syarifah langsung berdiri untuk mengambil nasi yang diminta Bagas sebenarnya Syarifah sangat marah kesal larut malam takut mengganggu para tetangga Dia terpaksa mengalah

Setelah selesai makan, Bagas kembali berteriak memanggil istrinya.

"Ipah simpan piring ini. Aku sudah selesai makan."

Lagi-lagi Ipah membisu mengerjakan apa yang di minta suaminya.

Karena mungkin sudah kekenyangan akhirnya Bagas tertidur dengan dengkuran yang sangat keras hingga istri sangat terganggu . Akan terganggu karena kamarnya berada di atas sedangkan Sinta biasanya dia akan keluar jika Ayah nya membuat keributan tapi mungkin karena Sinta sudah sangat lelah jadi dia tidak mendengar kerusuhan yang dibuat Ayahnya.

***

Pagi itu, Sarifah bangun lebih cepat seperti biasa, bahkan lebih cepat dari hari-hari sebelumnya. Dia dengan cepat memasak untuk sarapan anak-anaknya, dan juga mempersiapkan barang-barang jualan yang akan di bawa anak-anaknya.

Dia dengan cepat menyelesaikan pekerjaannya, sampai Sinta yang baru bangun tidur saja heran melihat Ibu nya yang sudah selesai menggoreng barang jualannya.

Setelah sholat subuh, Sinta bergegas ke dapur untuk membantu Ibu nya. Namun saat tiba di dapur, Sinta di kejutkan dengan Ibu yang sudah mengerjakan semuanya dengan sangat cepat hingga tinggal beberapa adonan lagi yang belum di goreng.

"Loh Bu, udah mau selesai nih?." tanya Sinta mengejutkan Sarifah.

Wajah nya tadi nya terkejut kembali tenang, "Ibu lagi PMS, jadi nggak sholat. Ibu langsung cepat-cepat ke dapur dan menyelesaikan semuanya. Rencana nya Ibu hari ini akan pergi ke rumah Nissa." balas Sarifah.

"Teh Nissa yang habis melahirkan kemarin yah Bu?." tanya Sinta.

"Iya, Nissa mendengar kalau Ibu bekerja di rumah Bu Dewi kemarin sebagai cuci gosok. Jadi Nissa meminta Ibu, kamu tau sendiri kan orang yang habis melahirkan kita nggak boleh capek-capek dan berat-berat dulu. Pasangan suami istri itu merantau ke daerah ini jadi tidak ada sanak saudara yang membantu nya." jelas Sarifah.

Sinta hanya menganguk-anggukan kepala pertanda mengerti dengan penjelasan Ibu nya.

"Tapi Bu, Sinta minta Ibu jangan capek-capek yah. Sinta tidak mau Ibu sakit." ucap Sinta khawatir dengan keadaan Ibu nya.

"Iyah Sinta, Ibu mengerti. Ibu akan tetap menjaga kesehatan demi anak-anak Ibu ini." ucap Sarifah tersenyum.

"Ya udah mana lagi yang bisa Sinta bantu?." tanya Sinta pada Ibu nya.

"Kamu masukkan gorengan ini ke dalam box masukkan ke dalam plastik saja!." titah Sarifah.

"Iyah Bu."

Setelah selesai membantu ibunya, Sinta bersiap-siap untuk pergi ke sekolah.

Di meja makan Sinta melihat ayahnya yang sedang duduk di meja makan, Bagas masih sedikit pusing akibat mabuk-mabukan semalam. Namun hari ini dia harus bekerja. Jangan sampai kesempatan yang diberikan oleh David hilang begitu saja karena dia tidak masuk kerja.

Sinta hanya melewati Ayahnya begitu saja, jujur saja Sinta masih belum mengatakan kelakuan Ayah dan Tante nya kepada Ibu, takut membuat Ibu nya sedih.

"Sinta sini sarapan bareng sama Ayah!." ucap Bagas berusaha mengambil hati putrinya.

Sinta mengenyitkan alis mendengar nada lembut Ayahnya itu.

"Kenapa diam saja, sini! nanti kamu kesiangan ke sekolah."

Tanpa menjawab ucapan Bagas, Sinta menuruti perintah Ayahnya. Bayu yang baru turun dari kamar nya pun, mendadak bingung melihat sikap Ayahnya yang tidak biasa.

"Bay, kamu juga sarapan sini!." titah Bagas pada Bayu.

Bayu pun duduk dan mereka pun sarapan bersama dalam diam.

Setelah selesai sarapan, Sinta dan Bayu langsung berpamitan untuk berangkat ke sekolah. Walau sifat Ayah mereka jelek, Sarifah selalu mendidik anak-anaknya untuk menghormati Ayahnya.

"Apa sudah salam dengan Ayah?." tanya Sarifah melihat kedua anak-anaknya keluar tanpa menyalami Ayahnya.

Sinta dan Bayu kembali berjalan mendekat ke Ayahnya terpaksa menyalami punggung tangan Ayah nya atas perintah Ibunya.

"Kami pamit Yah, Bu!. Assalamualaikum." ucap Bayu dan Sinta serempak.

"Waalaikumsalam, hati-hati di jalan yah, Nak!."

"Iyah Bu."

Bagas masih santai menikmati sarapan, tanpa menghiraukan anak-anak nya yang berangkat sekolah.

Sinta malah tidak peduli dengan sikap Ayah nya, yang tadi berbicara lembut sekarang jadi cuek. Watak jelek nya tidak bisa di hilangkan seperti nya.

"Bang, ini bekal nya." Sambil meletakkan nya di hadapan suaminya.

"Kamu mau kemana?."

"Aku mau bekerja supaya ada membeli beras untuk makan malam nanti." ucap Sarifah sekaligus mengingatkan suaminya yang akhir-akhir ini selalu lalai dalam memberi nafkah terutama untuk uang belanja.

Bagas terdiam setelah jawaban dari istrinya, Mungkin dia lagi sadar hingga dia tidak mencari masalah atau membuat keributan di pagi itu.

Sarifah berangkat bekerja. Bagas hanya memandang istri nya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Hati Sarifah sangat sakit melihat sikap suaminya yang tidak bertanggung jawab itu, dia masih kesal perihal kebohongan gaji dari suaminya itu. Ingin menanyakan langsung, tapi dia harus bekerja, takut malah jadi tidak mood karena harus berdebat dulu dengan suaminya.

Sarifah tiba di rumah Nissa dengan cepat karena mereka bertetangga. Bisa saja Sarifah datang siang saja, tapi dia juga harus menyelesaikan pekerjaan nya di tempat lain juga.

"Mari Mbak, silahkan masuk!." ucap Nissa mempersilahkan Sarifah masuk ke dalam rumah.

.

.

.

Bersambung...

1
Anonymous
Banyak nenek2 yg berkelakuan seperti setan ini.semoga kita semua dihindarkan dari kekejaman mertua rasa neraka.
Julik Rini
saripah oh saripah
Irmawati
Luar biasa
Dewi Yanti
si ibu nya hrs di ruqiyah itu mh kena pelet kayanya, soalnya cinta mati bgt sm bapak nya sinta.. pdhl udh di hina" gt msh aja mau bertahan,anak" nya aja udh g tahan
maria handayani
/Grin/
Dewi Sabriani
Luar biasa
Achakajayes
Hai kak aku kasih boom like nih, cerita nya bagus 🥰💕 suka deh
Inoy
cerita nya udh lumayan bagus, tp sayang banyak bertebaran typo, kata2 yg bikin sebuah kalimat jd tdk bisa aq mengerti maksud nya apa, nama2 tokoh yg gonta ganti bikin aq pusing baca nya..
awal nya mo aq skip tp terlanjur udh jauh baca nya..

utk ka author nya tolong d revisi lg, kasian ma para reader yg baru nemuin ni cerita pengen lanjut baca..krn aq ngerasain sendiri baca novel nya jd g nyaman dn g enjoy bgt...
Inoy
banyak typo dn kalimat yg g aq ngerti maksud nya apa..
Inoy
koq aq g ngerti y yg bagian ini?? 🤔
Inoy
iih tegang jg y bagian nganterin adel k kampung..😱
Inoy
maaf ka,,koq y dr awal baca banyak bgt typo dn salah ngasih nama..aq jd bingung baca nya...
Inoy
perasaan d awal cerita ibu nya bagas bukan romlah deh namanya...🤔
Inoy
bos ayah kamu tuh bisa d kadalin, jd marah nya cuma sebentar sin...
Inoy
skarang lain lg nih panggilan nya jd papa 🤦‍♀️
Inoy
aq bingung ma citra,,wkt k mall bwt beli kado manggil k ortu nya ayah ibu..skarang jd mamih papih..
yg benar nya yg mana kaaa??
soal nya aq tipe pembaca yg klo ad yg beda suka gregetan pengen ngebetulin....😁
Inoy
bagus buu jangan diam aj..jangan biarkan orang2 menghina ibu termasuk suami ibu...
Inoy
baru baca udh sedih gini cerita nya..🥺
Erlina Candra
Luar biasa
Oksje Rorimpandey
Kecewa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!