Aaron, seorang duda dengan dua anak, di mintai pertolongan oleh kedua sahabatnya yang ada di depannya. Dan permintaan dua orang di depannya ini, adalah sebuah permintaan yang tidak pernah ia bayangkan seumur hidupnya.
Apakah jawaban yang akan di berikan Aaron?
Seperti apakah kehidupan Aaron setelah memberikan jawaban?
Ayo langsung saja baca ceritanya!
NOTE*
mohon dukungannya dengan menonton iklan,like dan komen sebagai dukungan untuk saya☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erlangz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13. Mati Lampu
Saat ini Raya sedang mengerjakan tugas nya di kamar. Ia sebenarnya sangat malas untuk mengerjakan tugas, tetapi karena tugas itu harus di kumpulkan besok ia mau tak mau harus mengerjakannya.
Ia saat ini sedang tengkurap di ranjang sambil mengerjakan tugasnya. Aaron yang melihat Raya sedang belajar mendekatinya dan menepuk kepala Raya dengan lembut.
"Wah rajinnya, Raya lagi belajar apa?" tanya Aaron.
"Eh, paman, Raya lagi ngerjain tugas dari guru, besok udah harus di kumpulkan," ucap Raya yang tidak sadar ada Aaron.
"Tugas apa emangnya? mau paman bantu?" ucap Aaron menawarkan bantuan.
"Emang, paman ngerti tugasnya Raya?" tanya Raya balik.
Aaron yang merasa di remehkan langsung mencubit pelan hidung Raya.
"Aduh, Kok Raya malah di cubit?!" ucap Raya merasa jengkel pada Aaron.
"Kamu pikir paman nggak pernah sekolah apa dulu? Ya bisa lah!" ucap Aaron merasa tidak terima karena di tanya mengerti atau tidak.
"Hehe, Raya kan cuma nanya aja," ucap Raya sambil tertawa kecil.
Aaron pun langsung ikut tengkurap di samping Raya dan membantunya untuk menyelesaikan tugasnya. Setelah tiga puluh menit kemudian Raya akhirnya selesai mengerjakan tugasnya, dibantu oleh Aaron tentunya.
"Akhirnya selesai juga, makasih paman Aaron udah bantu Raya!" ucap Raya, spontan langsung memeluk Aaron.
Aaron yang di peluk Raya berdehem sedikit karena Raya memeluknya tiba-tiba.
"Ehem, iya sama-sama, sekarang kamu gantian temani paman ke dapur dulu, paman lapar," jawab Aaron, membuat Raya melepas pelukannya.
Aaron dan Raya pun tiba di dapur. Seperti biasanya Aaron menghangatkan makanan yang akan ia makan dan membuatkan susu hangat untuk Raya.
Saat makanan sudah siap, Aaron memakan makanannya dan Raya meminum susu yang sudah disiapkan Aaron.
"Kayaknya, nanti paman belikan kamu meja belajar aja biar kamu enak belajarnya, nggak kaya tadi," ucap Aaron, karena tadi ia sempat membantu Raya mengerjakan tugas sambil ikut tengkurap juga cukup lama, ia baru merasakan pegalnya sekarang.
"Nggak usah paman, Raya nggak sering belajar kok, hehe," ucap Raya sambil menampilkan senyumnya.
"Udah, gak usah nolak terima aja biar kamu lebih nyaman belajarnya," ucap Aaron.
"Ya udah deh, kalo paman maksa," ucap Raya pada akhirnya.
Setelah selesai makan, Aaron dan Raya baru akan kembali ke kamar mereka. Tiba-tiba semua lampu menjadi mati.
"Paman, Raya takut gelap!!" ucap Raya karena kegelapan.
"Udah kamu tenang aja, kayaknya sedang mati lampu," ucap Aaron.
Aaron menyalakan Flash di ponselnya untuk menerangi ruangannya dan mencari di mana Raya. Ia pun mengajak Raya langsung ke kamar mereka saja untuk langsung tidur, Raya yang takut dengan gelap langsung memeluk lengan Aaron.
Setelah masuk ke dalam kamar, Aaron dan Raya langsung berbaring di ranjang dan berusaha untuk tidur dengan Flash yang masih dinyalakan untuk menerangi kamarnya. Tapi karena baterai ponsel Aaron habis, ruangan kamar nya menjadi gelap kembali.
"Paman gelap, Raya nggak bisa tidur," ucap Raya.
"Udah kamu tenang aja, ada paman di sini," ucap Aaron menenangkan Raya.
"Paman, boleh nggak Raya meluk paman?" ucap Raya.
Raya menggigit bibirnya setelah mengatakan itu, entah kenapa ia ingin memeluk Aaron sekarang, mungkin karena jika ia memeluk guling yang biasanya ia peluk saat gelap, ia merasa guling itu bisa berubah menjadi hantu dan membuatnya takut.
Aaron langsung mengubah posisi tidurnya ke samping menghadap ke Raya yang dari tadi sudah menghadap ke arahnya.
"Ya udah sini," ucap Aaron.
Raya langsung mendekat ke arah Aaron, dengan mengangkat sedikit kepalanya karena Aaron mengulurkan tangannya di sana.
Aaron membiarkan Raya menggunakan lengannya sebagai bantalan untuk Raya, membiarkan tubuh Raya yang lebih kecil darinya berada dalam pelukannya.
Raya memeluk Aaron dengan senang seperti memeluk guling, kakinya sampai ia taruh di paha Aaron.
Setelah beberapa menit kemudian Raya akhirnya tertidur pulas dengan wajahnya yang ia sematkan di dada Aaron.
Sementara itu, Aaron sedikit menyesal sekarang karena mengiyakan permintaan Raya untuk memeluknya tanpa memikirkan akibatnya. Karena sekarang Aaron yang tidak bisa tertidur, bukan karena kaki Raya yang berat di pahanya, tetapi kaki itu membuat sesuatu di sana jadi terusik. Aaron merasa, ini akan jadi malam yang panjang untuknya.
Sebelumnya, Aaron tak pernah mempunyai pikiran yang macam-macam terhadap Raya, tetapi malam ini ada sesuatu yang membuatnya mempunyai pikiran seperti itu, dan ia harus segera menyingkirkan pikiran itu.