setelah menjalani setahun pernikahan kontrak olivia dan barra akhirnya berhasil bercerai.
namun tanpa mereka sadari ada satu malam yang telah mereka lupakan bahwa ada suatu momen penting yang telah terjadi yang mengakibatkan kesalahan fatal bagi mereka berdua.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nukamah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13. Ada ada saja
Entah mengapa situasinya begitu pas sekali, tiba-tiba saja oliv melihat barra tengah berjalan di ruangan lain dan kini hendak berjalan ke arahnya, sontak saja dia langsung kaget dan panik saat melihat lelaki itu sudah berada di dekatnya.
"Tidak, aku harus pergi sekarang, aduh tapi kemana?!" Pekiknya panik seraya berputar putar di ruangan itu.
akhirnya dari balik tembok di ujung ruangan itu olivia berhasil menemukan tempat persembunyiannya, dia berjongkok sambil mengintip memperhatikan barra yang berdiri tak jauh darinya.
Ugh apa aku akan terlihat jika seperti ini, tapi kenapa aku harus bersembunyi sekarang, batinnya cemas sekaligus heran.
"Tapi sedang apa dia dan para anak kecil itu bergerombol di sana, apa itu acara yang muncul di pengumunan perusahaan kemarin?"
pengumuman itu berisikan sebuah pemberitahuan acara bahwa akan ada sebuah kunjungan anak-anak yang akan dilaksanakan pada pukul 09:00 tanggal 31 desember, perusahaan tengah mengadakan sebuah acara program pembelajaran berdasarkan pengalaman di pusat penitipan anak. Oleh karena itu kami meminta kepada karyawan untuk memberi contoh dengan bersikap baik dan di mohon agar menahan diri agar tidak berteriak ataupun mengumpat di lapangan kerja, mohon kerja samanya untuk menciptakan suasana yang kondusif di dalam kantor.
"Terima kasih atas undangan anda, berkat itu anak-anak bisa berkunjung kemari" ucap seorang guru murid.
"Ya, saya harap kegiatan ini menjadi waktu yang bermanfaat bagi anak-anak"
"Apakah anak kecil juga akan terlihat lucu di matamu?" Gumam oliv sambil terus mengintip.
"Ruang Auditorium ada di lantai bawah" ucap barra
"Ini ada sedikit pemberian dari anak-anak untuk anda, saya dan anak-anak yang telah membuatnya sendiri kemarin, ada juga beberapa kartu ucapan yang anak-anak tulis disini, semoga anda suka dan menikmati kuenya"
"Baiklah terima kasih untuk cemilan dan kartu ucapannya"
"Kalau begitu beri salam pada pak direktur" ucapnya pada anak-anak
"Selamat tinggal"
Begitu pintu lift telah menutup sempurna, suasana di ruangan itu kembali hening dan senyap, lelaki dengan senyum ramah itu pun juga telah berganti dengan wajah cuek dan judesnya lagi. Dengan santainya barra berjalan ke ujung ruangan di mana ada oliv yang tengah bersembunyi di sana, tangan lelaki itu tiba-tiba menjulurkan tas hadiah dari anak-anak dan hendak ia jatuhkan ke dalam tong sampah.
"Jangan!!" Teriak oliv tiba-tiba
Melihat oliv yang berlari ke arahnya sambil menahan bingkisan hadiah itu membuat barra juga tak kalah terkejutnya. Tak pikir panjang oliv langsung menarik tangan barra sambil memasang wajah geramnya.
Aku tidak percaya bahwa orang seperti ini adalah ayah dari anakku, batin oliv
"Bagaimana bisa kau mau membuangnya?!" Bentak oliv
Mendadak wajah barra tampak bingung dan terus menatap wajah oliv begitu seksama, menyadari akan hal itu buru-buru oliv melepaskan pegangan tangannya di pergelangan barra.
"Kenapa?" Ucap barra yang justru berbalik mengenggam tangan oliv dengan eratnya.
"Apanya yang kenapa, kau bahkan hendak membuang makanan itu, kau masih bertanya kenapa?"
"Tidak, bisakah kita bicara sebentar"
"Ya?"
"Hei direktur apa yang sedang anda lakukan disini?!" Pekik salman yang tiba-tiba saja muncul dari dalam lift.
"Tunggu sebentar" ucap barra yang tak sempat bicara pada oliv
"Tidak bisa, ayo pergi sekarang, kalau tidak anda pasti akan terlambat" saut salman menyambar begitu saja dan menarik paksa lengan barra untuk segera mengikutinya.
"Mohon maaf asisten, ah tidak maksud saya maaf, saya minta maaf karena harus segera membawa direktur ke rapat penting jam ini, jika ada masalah atau yang lainnya hubungi saya saja!" ucapnya terburu-buru.
"Ah, iya tidak apa apa" jawab oliv
ding suara pintu lift tertutup setelahnya.
"Anda benar-benar membuat saya panik karena harus mencari kemana-mana, sementara jam rapat sudah hampir tiba anda justru menghilang entah dimana" gerutunya.
"Iya iya, tadi ada sedikit urusan"
"Anda bisa terkena masalah kalau sampai dewi athena itu tahu, bagaimana bisa anda memegang tangan karyawan wanita di tempat sepi seperti itu, tak peduli seberapa besar anda sangat ingin bersamanya, anda jangan asal bertindak di kantor semaunya dong!!" Cerocos salman tak henti-henti mengomeli rekan sekaligus atasannya itu.
"Setiap kali kau mengomel rasanya seperti aku mendengar khutbah sholat jumat saja" celotehnya
"Hei aku sedang bicara serius ya, lagi pula masalah ini bisa menyangkut masa depanku juga tau!" cercanya
Di lain tempat oliv nampaknya gelisah dan kurang nyaman atas sikap barra yang terasa aneh di beberapa menit lalu. Ia hanya bisa menduga berdasarkan intuisinya yang telah diperkuat oleh mindsetnya bahwa apapun yang barra tunjukkan saat ini hanyalah sebuah kepalsuan. Dia selalu merasa kenangannya bersama barra sangatlah pahit jika terus mengingatnya.
"Halo, dengan asisten olivia tim produksi 1"
"Oh, halo asisten oliv, ini saya salman dari tim SDM"
"Ya, ada yang bisa dibantu?"
"Tidak, saya hanya ingin memastikan apa anda baik-baik saja, soalnya mengenai kejadian tadi anda pasti sangat terkejut karena tindakan yang di lakukan oleh direktur, saya minta maaf mewakili atas namanya"
"Tidak pak, saya tidak apa-apa dan baik-baik saja"
Kenapa harus salman yang minta maaf, tidak bisakah barra sendiri yang meminta maaf dasar, Begitulah batin oliv yang berkata lain.
"Sebenarnya saya itu teman dekat dari direktur barra. Kami teman dekat di perkuliahan dulu dan sekaligus saya ini sebagai seniornya. Tapi mungkin saja sekarang dia tidak terlalu ingat karena"
"Ah, iya saya mengerti"
Dan begitu sangat di sayangkan oliv langsung memotong pembicaraan salman begitu saja.
"Saya akan membujuk dan memastikannya dia akan meminta maaf pada anda sendiri nanti, karena kami teman dekat, direktur pasti mau mendengar sedikit saran dari saya" ujarnya
"Tidak pak, saya tidak apa-apa dan tidak begitu mempermasalahkannya, anda tidak perlu mengharuskan direktur untuk meminta maaf pada saya, karena saya benar-benar tak apa"
"Oh baiklah kalau begitu, sekali lagi saya minta maaf ya asisten oliv, dan kalau anda membutuhkan bantuan jangan ragu untuk lapor pada saya"
"Baik, terima kasih pak"
Dan setelah telepon itu ditutup oliv langsung menghela nafas lega sambil mengenggak air kopi dalam botol tumblernya.
"Kalau bukan karena yumi dan ibu, aku pasti sudah keluar dari perusahaan ini. Ya tuhan situasinya sangat tidak nyaman sekali, kenapa setiap hari ada-ada saja masalah yang harus aku temui di perusahaan ini, rasanya aku ingin pulang saja sekarang" gumamnya seolah nyawanya ikut melayang keluar lewat mulutnya yang menganga.
"Asisten oliv" mendadak bu ketua miran mendekati oliv si meja kerjanya.
"Ah, iya bu ketua?" Ucap oliv langsung terperanjak dari tempat duduknya.
"Haha tidak perlu gugup begitu liv, saya hanya ingin mengingatkan anda tentang perencanaan produk pada jam 1 siang nanti" ucap beliau
"Ah, iya tentu saja bu ketua, terima kasih"
"Baiklah, saya tunggu di ruang rapat nanti"
Rapat, bukankah rapat ini adalah kolaborasi dengan timnya Cindy, wah rasanya kepalaku mau meledak, pikirnya makin pusing.