Paulina Agustinus adalah seorang gadis yatim piatu tinggal bersama ibu tiri dan adik tirinya. Mereka berdua sangat membencinya dan ingin menguasai kekayaan peninggalan orang tuanya hingga mereka melakukan rencana keji dengan memberikan obat tidur dosis tinggi dan diberikan oleh pria tua di sebuah hotel murah.
Dua bulan kemudian Paulina dinyatakan hamil, Paulina tetap mempertahankan kehamilannya hingga 9 bulan lamanya akhirnya lahirlah 3 anak kembar hasil dari pemerkosaan waktu dirinya di bawa hotel oleh ibu tiri dan adik tirinya.
Lima tahun kemudian tanpa sengaja Paulina bertemu kembali dengan pria yang telah memperkosa dirinya. Pria itu mengenali dirinya sedangkan Paulina tidak karena pada saat itu Paulina tidak mengenal siapa yang melakukannya.
Akankah mereka bersatu dalam ikatan pernikahan atau pria tersebut sudah menikah?
Ikuti novelku yang ke 11
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Triatmaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tiga Aksi Kembar Genius
" Paman Hendrik aku Paulus." panggil Paulus melalui sambungan komunikasi yang tadi dipakainya di telinganya.
" Ya tuan muda Paulus." Jawab paman Hendrik
" Paman Hendrik, wakil CEO dan manager keuangan mengeluarkan pistol." ucap Paulus
" Tapi..." Ucapan paman Hendrik terpotong oleh Paulus
" Paman harus percaya sama aku, mereka diam - diam mengeluarkan pistolnya." Ucap Paulus
" Paman, aku Paskalis arahkan pistol paman ke wakil CEO dan bisikan ke daddy untuk mengarahkan pistolnya ke manager keuangan." perintah Paskalis
Paman Hendrik terkejut tapi berusaha menghilangkan rasa terkejutnya dan langsung berdiri dan mendekatkan mulutnya ke telinga daddy Paulinus.
" Tuan besar arahkan pistol tuan ke manager keuangan yang berada di sebrang tuan dan saya akan mengarahkan pistol saya ke wakil CEO." bisik paman Hendrik kemudian menjauhkan wajahnya.
Daddy Paulinus memalingkan wajahnya dan menatap paman Hendrik seakan meminta penjelasan.
" Tuan saya serius percayalah padaku." ucap paman Hendrik
Daddy Paulinus dan paman Hendrik langsung mengeluarkan pistol dan mengarahkan ke wakil ceo dan manager keuangan membuat mereka yang berada di ruangan meating yang awalnya ramai seperti pasar langsung hening seketika seperti kuburan.
" Letakkan pistol kalian berdua." perintah daddy Paulinus dengan tatapan membunuhnya.
Wakil ceo dan manager keuangan sangat terkejut karena tindakan mereka ketahuan tapi berpura-pura berwajah polos.
" Maksud tuan apa? kami tidak mengerti ." tanya mereka serempak.
Daddy Paulinus dan paman Hendrik saling menatap seakan sedang berkomunikasi lewat tatapan mata.
" Paman aku Paskalis, jangan percaya omongan mereka, suruh dua orang bodyguard daddy mengecek jas mereka berdua pasti ada pistolnya." ucap Paskalis.
" Periksa mereka?" perintah paman Hendrik ke dua orang bodyguard.
Ke dua orang itu terkejut dengan ucapan paman Hendrik membuat mereka saling memandang seakan berbicara lewat tatapan mata dan mereka hanya menganggukkan kepalanya tanda setuju, mereka tidak ada pilihan lain untuk menembak paman Hendrik dan daddy Paulinus.
" Paman mereka mengeluarkan senjatanya, paman dan daddy tembak tangan kanannya cepat!" perintah Paulus dengan nada kuatir.
" Tuan besar tembak tangan kanan wakil CEO dan aku akan tembak tangan kanan manager keuangan." bisik paman Hendrik
dor
akhhhh
dor
akhhhh
Tanpa berpikir panjang daddy Paulinus dan paman Hendrik menembak ke dua tangan kanan wakil CEO dan manager keuangan hingga ke dua tangan mereka mengeluarkan darah segar.
" Paman suruh bodyguard untuk mengecek di balik saku jasnya nanti bodyguard akan menemukan senjata ke dua pria itu." perintah Paulus
" Cek di balik saku jasnya nanti kalian akan menemukan pistol." perintah paman Hendrik sambil mengarahkan pistolnya ke arah mereka secara bergantian.
" Baik tuan." Jawab mereka serempak
Mereka melanjutkan langkahnya menuju ke dua pria yang sedang terluka dan mulai mengecek di balik saku jas di tubuh wakil CEO dan manager keuangan hingga ke dua bodyguard menemukan dua pistol di balik saku jas wakil CEO dan manager keuangan.
" Tuan mereka menyimpan senjatanya di balik saku jasnya." Ucap ke dua bodyguard serempak sambil memperlihatkan pistolnya.
" Simpan pistolnya dan bawa mereka berdua ke kantor polisi." Perintah paman Hendrik.
" Baik tuan." Jawab ke dua bodyguard itu dengan serempak sambil menyeret ke dua pria itu.
" Hendrik, bisa kamu ceritakan kenapa kamu bisa tahu semuanya?" tanya daddy Paulinus
Paman Hendrik melepaskan alat yang menempel di telinganya dan diberikan ke tuan besar Paulinus.
" Maaf tuan saya tahu karena memakai ini." Ucap paman Hendrik yang tidak bisa berbohong dengan tuan besar Paulinus.
" Apa ini?" tanya daddy Paulinus sambil menerima pemberian paman Hendrik
" Pakailah nanti tuan besar akan tahu." Ucap paman Hendrik
Daddy Paulinus langsung memakaikan di telinganya.
" Hallo daddy." Panggil ke tiga anak kembar genius.
" Anak - anak daddy, kalian ada di mana?" tanya daddy Paulinus dengan nada terkejut sambil kepalanya menoleh ke arah kanan dan kiri mencari ke tiga putranya.
" Daddy jangan tengok kanan dan tengok kiri karena kami berada di ruangan CEO. Kami bisa melihat daddy tapi daddy tidak bisa melihat kami." Ucap Paulus
" Daddy mereka lebih baik di pecat semuanya karena mereka jelas - jelas tidak bisa diajak kerja sama dan bisa membuat perusahaan yang kami beli bangkrut." Ucap Patrick
" Patrick kenapa kamu bilang ke daddy?" tanya Paulus dan Paskalis
" Maaf kak aku lupa kalau kemarin kita yang telah membuat bangkrut mereka karena telah menghina mommy dan kita membeli perusahaan mereka dengan uang tabungan kita." ucap Patrick dengan polos yang memang sifat Patrick mirip mommy Paulina yang tidak bisa berbohong
" Patrick!! kenapa kamu bongkar semuanya ke daddy." omel ke dua kakaknya.
" Maaf kak lupa." ucap Patrick dengan mata mulai berkaca-kaca dan bersiap untuk menangis.
" Tadi di depan opa dan Oma kamu bisa berbohong dan begitu juga dengan paman Hendrik tapi kenapa sekarang tidak bisa?" omel kak Paulus
" Hiks... hiks... Daddy.." ucap Patrick sambil menangis
Daddy Paulinus setia mendengarkan percakapan putranya hingga dirinya terkejut putranya ada yang menangis membuatnya dirinya tidak tega mendengarnya.
" Paulus, Patrick jangan marahin adikmu." ucap daddy Paulinus
" Maaf daddy." ucap ke dua putranya serempak
" Dek, maafkan kakak ya." Ucap ke dua kakaknya.
" Iya kak." Ucap Patrick
" Sekarang kalian berdua berpelukan." perintah daddy Paulinus
" Baik daddy." ucap ke dua putranya
Mereka bertiga pun saling berpelukan hingga tanpa sengaja mata elang ke tiga putranya melihat divisi lain mengeluarkan pistolnya dan di arahkan ke daddy Paulinus, paman Hendrik dan ke empat bodyguardnya.
" Daddy mereka mengeluarkan senjata." ucap ke tiga putranya serempak.
Patrick langsung memberikan isyarat ke dua kakaknya dan mereka pun setuju permintaan adik bungsunya.
" Jika kalian berani mengambil pistol maka jangan salahkan aku untuk menembak kalian." Ucap daddy Paulinus sambil mengarahkan pistolnya ke arah mereka diikuti oleh paman Hendrik dan dua orang bodyguardnya.
Tangan mereka berhenti bergerak dan menatap daddy Paulinus dengan tatapan polosnya seakan tidak mengerti.
" Pistol apa tuan, saya tidak mengerti." Ucap divisi hrd
" Benar tuan saya juga tidak mengerti maksud tuan." Jawab divisi keamanan
" Benar tuan." Jawab mereka serempak.
" Daddy jangan percaya dengan omongan mereka, mereka bicara itu untuk mengalihkan perhatian daddy." ucap Paulus
" Daddy mereka diam - diam mengambil pistol, tembak saja daddy." perintah Paskalis.
" Tembak." ucap daddy Paulinus
Daddy Paulinus langsung menembak orang - orang - orang tersebut termasuk paman Hendrik dan ke dua bodyguard nya.
Mereka tidak mau berdiam saja merekapun ikut menembak tapi karena kalah cepat senjata mereka ada yang terpental dan melukai tangan mereka. Tanpa sepengetahuan daddy Paulinus seseorang mengarahkan senjatanya ke daddy Paulinus.
" Daddy dari arah jam tiga ada yang mengarahkan pistol ke daddy." ucap Paulus agak panik.