Tuan putri yang memiliki berkah dari dewa perang. Kecantikan dan keanggunan dengan belahan pedang yang tajam yang mampu menebas apapun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Himme, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siapa sebenarnya kau, Keandra?
Jargan terkejut melihat isi dalam peti itu. Sementara lainnya melihat keterkejutan Jargan memutuskan mendekat untuk melihat isi dalam peti tersebut.
Saat mereka melihat, mereka juga sama terkejutnya. Bahkan Keandra mengambil beda yang ada didalam. Sebuah pakaian yang diyakini milik musuh mereka. Mereka ingat saat melawan Xavier. Baju ini yang digunakan untuk berperang, terlihat beberapa yang sobek dan masih ada bercak darahnya meski sudah mengering.
"Bagaimana mungkin! " seru mereka seakan tidak percaya.
"Selain peti itu, aku juga menemukan ini. " ucap Arlina memberikan sebuah rambut kepangan rambut yang dipotong. Melihat itu membuat Jargan terkejut.
Bagaimana tidak, terkejut dia mengenali rambut kepangan itu.
"Bu-bukankah itu rambut milik Andreas! " terkejut Jargan.
"Andreas? Siapa dia? " tanya Fasyan.
"Andreas itu pelatih Arlina saat masih umur 5 tahun. " jawab Jargan. Mendengar itu mereka mengangguk mengerti kecuali Arlina.
"Aku tidak tahu apa yang terjadi. Kenapa rambut kepangan milik pelatih ada didekat rumah itu. " ucap Arlina.
"Rumah itu? " tanya mereka.
"Rumah mana maksudmu? " tanya Anshel.
"Rumah yang letaknya tak jauh dari hutan yang hampir menuju ibukota. Saat pulang dari academy, aku tidak langsung pulang. Aku berniat mengecek apa yang terjadi disana saat cerita dari Aluna waktu itu. Saat aku tengah mengamati dari atas pohon aku menemukan rumah kecil mirip gubuk tak jauh dari lokasi. Karena penasaran aku mengecek rumah itu dan menemukan peti itu. Sebelum aku pergi, aku menemukan kepangan itu yang letaknya di pintu keluar rumah itu. " jawab Arlina.
"Ditambah, pelatih Andreas yang tidak ada kabar hingga saat ini. Terakhir bertemu saat dia melatih aku sebelum masuk kedalam academy dan entah kenapa tiba-tiba dia memutuskan kontrak sebagai pelatih ku dengan alasan dia akan pulang kampung. "
Mendengar ucapan dan penjelasan Arlina menyakini jika ada yang tidak beres.
"Kalau masalah itu akan aku bahas kepada Yang mulia. " ucap Keandra.
"Aku curiga jika ini ada kaitannya dan jika memang Xavier masih hidup maka kita harus mencari tau dimana dia berada. Aku curiganya jika bandit itu ada hubungannya dengan Xavier. " ucap Andrean.
"Satu lagi, pastikan jika kalian membicarakan hal ini diruangan yang kedap suara. Aku curiga ada mata-mata baik di Kerajaan maupun di menshion ini. " tambah Arlina.
"Apa kau tau jika ada mata-mata? " tanya Vincent.
"Iya, aku tau jika ada mata-mata namun aku belum tau pasti siapa orangnya. Namun untuk di menshion ini aku tau siapa mata-mata itu. Karna itulah aku masuk dengan membuka kasar pintu ini karena aku melihat ada pasang mata yang mencoba mendengar pembicaraan kalian. Karena ruangan ini kedap suara dibandingkan ruangan yang diluar sini. Tapi aku belum pasti berapa jumlah mata-mata itu. Aku curiga jika mata-mata lebih dari satu orang. " jawabnya.
Arlina melihat kearah seniornya lainnya.
"Tak hanya kerajaan ataupun menshion Kimendra. Tapi aku juga meminta kalian waspada entah kediaman Margaret, Ocean, Margenta, Shankara, Sanchez, dan Alexander. Juga bisa terjadi adanya mata-mata. Xavier tentu tau tentang kalian, mungkin besar mereka juga mengirim mata-mata lewat mana saja. Entah itu dikediaman kalian, academy atau dimanapun kalian berada. Dia bisa melakukan itu untuk mencari informasi atau rencana kalian. Terbukti saat kalian ingin mengusut para bandit itu seakan kini para bandit menghilang bagai ditelan bumi. "
"Untuk saat ini incaran mereka tidak hanya kalian, Ayah kalian atau bisa saja yang mulia. Aku yakin siapapun yang mengetahui tentang dia akan menjadi incaran. Dan hal itu membuat kapan saja bisa terjadi pertumpahan darah. "
Mendengar itu, mereka mengangguk menyetujui hal tersebut.
"Arlina benar, rencana yang kita bahas sebelumnya sudah terbongkar dan sekarang jangan sampai terulang kembali. " ucap Nikolas.
"Tidak hanya kita, bisa saja mereka juga mengincar Arlina. Karena aku yakin dia mengetahui tentang informasi bandit itu dari seorang gadis. Tapi aku yakin tak lama mereka akan mencari titik temu. " ucap Leandro.
"Kita bahas ini di istana sekarang dan Arlina kau tetap dirumah. " ucap Jargan.
Arlina mengangguk.
"Baiklah Kakak. " jawabnya.
Merekapun satu persatu keluar dari ruangan itu saat Keandra akan keluar dia berhenti. Melihat pangeran didepannya tiba-tiba berhenti, membuat Arlina yang masih ada diruangan bingung dan semakin bingung saat tangan Keandra mengusap kepalanya dengan lembut.
"Pang_emmpthh.. " Arlina terkejut dengan mata membelalak lebar.
Bagaimana tidak, tiba-tiba dia dicium Keandra berstatus sebagai pangeran. Namun dia bisa merasakan jika ciuman ini bukan ciuman nafsu. Setelah itu Keandra menyudahi ciumannya.
"Lain kali jangan lakukan hal itu. " ucapnya.
Meski nadanya dingin, namun dia merasakan ada kelembutan dan kecemasan. Arlina melihat tatapan Keandra tersirat khawatir.
"Pang_emm.. " ucapan Arlina terpotong kembali begitu Keandra meletakan jari telunjuknya dibibirnya. Hal itu membuat ucapannya kembali terhenti.
"Aku ingin kau memanggilku dengan nama, saat hanya kita berdua. Tanpa ada embel-embel pangeran atau kakak. " ucap Keandra.
Mendengar itu Arlina terkejut. Mana bisa begitu, Keandra aja seumuran kakaknya.
"Tapi aku.. "
"Tidak menerima penolakan. " ucap Keandra cepat.
Mendengar itu Arlina menghela nafas pasrah.
"Baiklah pange_ Keandra. " ucapnya begitu melihat Keandra memberikan tatapan tajam saat dia akan kembali memanggilnya pangeran.
Mendengar itu Keandra mengangguk puas.
"Bagus! "
Arlina mendengus kesal karena kelakukan pangeran satu itu dan dengusan itu diketahui oleh Keandra.
"Apa kau keberatan? " ucapnya dengan nada dingin.
Arlina terkejut dan menoleh. Langkahnya mundur melihat Keandra berjalan maju hingga punggungnya menyuntuh ujung meja. Dia terhimpit dengan kedua tangan Keandra disebelah kanan kiri meja mengurungnya dengan dirinya berada ditengah-tengah.
Keandra mendekatkan wajahnya membuat Arlina menelan ludah dengan kasar begitu wajah Keandra semakin mendekat dan mendekat hingga jarak begitu dekat sampai hidung keduanya hampir bersentuhan.
Keandra langsung meraih dagu Arlina saat gadis didepannya akan mengalihkan perhatian. Mata Keandra menatap kearah bibir basah Arlina bekas ciuman tadi.
Wajahnya mendekat, Keandra bahkan memiringkan bibirnya akan mencium bibir Arlina kembali. Pacuan jantung Arlina berdetak begitu cepat. Melihat Keandra akan kembali mencium bibirnya.
"Ke-Keandra. "
"Sssstt.. " bisik Keandra.
"Kau milikku, akan selamanya menjadi milikku. " ucap Keandra.
Arlina terkejut. Kenapa tiba-tiba mengatakan hal itu.
"Apa maksudmu? " tanya Arlina.
Keandra menghentikan pergerakan wajahnya, tersenyum tipis lalu kembali melihat kearah wajah cantik Arlina. Keandra membelai pipi Arlina dengan lembut merasakan sentuhan pria didepannya serta tatapannya membuat hati Arlina bergetar.
Melihat tatapan Keandra, mata yang selalu memancarkan tatapan dingin, datar, adanya selalu mengekspresikan acuh dan cueknya. Kini justru dia melihat tatapan yang berbeda. Lembut seakan penuh dengan kerinduan yang mendalam. Dia tidak mengerti apa yang terjadi. Seakan-akan ada perasaan yang mampu membuat hatinya merasakan begitu sesak seakan dia menantikan moments saat ini. Tanpa diminta satu tetes turun dari kelopak matanya membasahi pipinya.
"Perasaan apa ini? Kenapa seakan hal ini tidaklah asing. " ucap Arlina penuh dengan pertanyaan.
Keandra tersenyum, membuat perasaan Arlina semakin tidak karuan. Senyuman itu muncul pertama kalinya. Senyuman yang memang dikhususkan untuk gadis cantik didepannya.
"Arlina aku_"
"Keandra! "
Ucapan Keandra terpotong begitu mendengar seruan panggilan dari Jargan. Mereka menoleh sesaat dan kemudian kembali bertatapan.
"Lain kali aku akan menjelaskannya. " ucap Keandra.
Setelah mengatakan itu Keandra keluar dari ruangan. Menyusul dimana Jargan dan lainnya menunggu dengan kembali menampilkan ekspresi yang dingin.
Mendengar itu membuat perasaan Arlina menganjal. Diapun keluar untuk menanyakan. Namun sayangnya dia tidak melihat keberadaan Keandra. Begitu keluar rumah dia melihat Keandra dan lainnya pergi dengan menaiki kuda dan menghilang di balik gerbang menshion.
"Keandra siapa kau sebenarnya? Apakah kau... " bathinnya.
mw bca msih ragu, soalny gk ska ma yg pda hiatus🥺