NovelToon NovelToon
Obsession

Obsession

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Paksa
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: noona frog

Keesokan paginya Ana pun terbangun dari tidurnya dan mendapati pria itu sedang duduk di atas ranjangnya sembari melihat ke arah jendela.

Ana bergegas bangun dan menghampirinya "Bagaimana keadaanmu Tuan?" tanya Ana tersenyum.

Tuan itu diam tak bergeming dengan tatapan melihat ke arah jendela.

"Tuan katakanlah sesuatu?"

Tuan itu menoleh dan menatap Ana "Kau siapa?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noona frog, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tigabelas

Harry melajukan mobilnya dengan cepat menuju kantornya, sesampainya ia di sambut Jimms dan beberapa karyawannya. Harry turun dari mobilnya.

Jimms menghampiri, Harry melepaskan kacamata hitamnya "sudah berapa lama dia menunggu?" ucap Harry.

"Sekitar 15 menit yang lalu, Pak Robert menunggu diruangan anda" sahut Jimms. Harry berjalan cepat di ikuti oleh jimms di belakangnya.

Beberapa karyawan berkumpul "Sepertinya hari ini kita akan mengalami hal yang buruk"

"Kenapa kau bicara seperti itu"

"Apa kau tidak lihat, ekspresinya terlihat serius tadi"

"Bukankah ekspresinya selalu begitu"

"Tapi apa kalian tau siapa yang datang tadi?"

"Siapa dia?"

"Aku dengar dia adalah kakeknya Pak Harry"

"Benarkah?"

"Woaah~ sepertinya ini pertama kalinya dia kesini"

"Selama aku bekerja disini aku tak pernah melihatnya, Paling-paling yang sering datang si Jenna"

"Benar!". Ucap beberapa karyawan.

Jimms datang "Apa yang kalian lakukan, ini bukan waktunya bergosip. Jika Pak Harry mendengarnya kalian pasti akan di pecat. BUBAR!", seketika beberapa karyawan tadi membubarkan diri.

Harry membuka pintu ruangannya, terlihat sang kakek sedang duduk di bangkunya sembari melihat pemandangan pusat kota di balik kaca besar.

Harry menghampiri "Kenapa kesini, bukankah anda bilang tidak akan pernah kesini?"

Pak Robert memutarkan bangkunya, keduanya saling berhadapan "Aku ingin kau bersiap nanti malam, kau dan Jenna akan bertunangan"

Harry tersenyum sinis "Aku tidak bisa!",

"Kau!"

"Jika ini masalah rumah sakit. Aku bisa mengambil alihnya tanpa harus menikahi Jenna."

"Apa kau sudah gila! itu tidak mungkin, Ayahnya sudah banyak berjasa membantuku membangun rumah sakit itu, dan aku ingin membalasnya setidaknya membuat anaknya dan kau menikah aku sudah tenang untuk pergi dari dunia ini."

"Kenapa harus membuat kami menikah, apa Pak Mike sendiri yang meminta, tidak kan?" Harry menghela napas panjang "Apa anda lupa bagaimana kehidupan orang tuaku yang tidak bahagia".

"Kenapa kau mengungkitnya?"

"Aku hanya mengingatkan anda, jangan sampai itu terjadi kepada Jenna".

Setelah kepergian kakeknya, Harry termenung sembari melihat name tag Ana. Ingatannya tentang permainan ranjang tadi malam membayanginya, tiba-tiba Harry melemparkan name tag Ana.

Harry terkekeh "Aku tidak percaya dia akan meninggalkan pesan seperti itu, dia anggap apa aku ini"

Tokk! Tokkk!

Jimms masuk. "Bagaimana kau sudah menemukan keberadaannya?" tanya Harry.

"Sudah pak, aku juga sudah menugaskan beberapa orang untuk mengawasinya"

"Baiklah!" Harry melihat amplop coklat besar yang di bawa Jimms "Itu apa?"

Jimms memberikannya kepada Harry "Ini laporan yang anda minta beberapa hari yang lalu".

"Baiklah, kau boleh pergi".

***

Ana sedang duduk termenung di salah satu bangku lobi rumah sakit "Bagaimana caranya aku menemukan John, aku tidak tau lagi harus kemana" keluh Ana.

Pikirannya tiba-tiba beralih teringat sebuah kisah satu malamnya bersama Harry, dia tidak menyangka akan semudah itu menyerahkan tubuhnya ke Harry yang baru beberapa hari ia jumpai.

Tanpa sadar air matanya mengalir begitu saja namun dengan sigap dia menghapusnya. "Aku harus melupakannya, anggap saja itu tidak pernah terjadi".

"Ana.." dr. Alex menghampiri.

Ana terkejut "dokter.."

"sedang apa kau di sini, kenapa tidak bersama yang lain di kantin".

Ana tersenyum "Aku hanya istirahat sebentar di sini, tadi habis dari ruangan rawat inap dok"

"Apa kau baik-baik saja, kau terlihat lesu"

"Aku baik dok," ucap Ana santai.

"Eem kalau boleh tau siapa laki-laki yang menarik mu kemarin, apa dia mengganggu mu?"

Ana menyeringai "Dia cuman kenalan, tangannya terluka jadi meminta aku untuk mengobatinya"

"Tapi ku lihat dia seperti marah"

"kenapa dia jadi banyak tanya begini sih, aku jadi risih" pikir Ana. "Dia memang seperti itu orangnya dok, orangnya jutek dingin gitu" kata Ana nyengir.

"Alex~" Teriak Jenna menghampiri.

"dia siapanya?" pikir Ana.

Alex tersenyum "Sedang apa kau di sini?, apa kau mau menemui Papamu?".

"Itu kau tau kenapa bertanya"

Pandangannya beralih ke Ana, Jenna memandang Ana lekat, matanya tertuju pada name tag di dada Ana "Ana Daniella, aku seperti pernah melihatnya tapi dimana ya?"

"Eem dokter, sebaiknya aku bergegas pergi" ucap Ana.

"Baiklah!"

Ana pergi meninggalkan Alex dan Jenna.

"Dia siapa?" tanya Jenna.

"Dia perawat lah"

Jenna memukul bahu Alex "Ya aku tau dia perawat, kau pikir aku bodoh apa" ucap Jenna kesal.

Alex tertawa.

-

-

-

To be continued...

1
Wenti Depia Nopianti
wah, meteng ni mesti yakin aku
Luvly_Bee
Semangat kk 💪 salken ya... sama² baru netes kita, hahaha 😁
Ami: salken kk, semangat 💪🔥🔥🔥
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!