Rian seorang remaja miskin secara tidak sengaja mendapatkan sebuah botol antik yang mengurung mahluk gaib yang di kutuk oleh gurunya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pil Kembali Muda
Dengan cepat Tante Erna mengambil dan meminum pil yang di berikan Rian , setelah meminumnya ia masuk ke dalam kamar mandi
Aaaaaaa
Tiba-tiba ibunya dini menjerit di kamar mandi , pak Dimas dan si kembar bergegas ke kamar mandi, ia takut ada kenapa napa. Tapi mereka terbengong melihat ibu nya hanya tersenyum senyum sendiri di depan kaca.
" ada apa bu?" Tanya pak Dimas khawatir
" oh ga ada apa-apa yah, ini hanya kaget saja, " dia menoleh, pak Dimas terbelalak melihat penampilan muka istri nya kini, si istri nampak 10 tahun lebih muda.
" Wah ibu makin cantik " teriak Dina senang. Pak Dimas semakin senang dengan penampilan istrinya tanpa sadar ia ingin memeluk istrinya
" ayaaah" teriak Dina yang melihat ayahnya akan bermesraan di kamar mandi
Pak Dimas melonjak kaget ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dini dan Dina kembali berkumpul bersama Rian dan Meymey.
" masih ada ga ko, pil yang tadi??" Tanya Meymey,
" buat apa?, kamu kan masih muda" Jawab E bingung
" ga mau pokoknya mau pil itu" Meymey cemberut
" iya kak, aku juga mau " Dina ikut nimbrung
" iya iya, nanti aku kasih di rumah, biar adil nanti ngasih nya barengan sama Sinta." Ucap Rian
" makasih kakak, " Dina merentangkan tangan ingin memeluk Rian.
" ekhem" terdengar suara deheman pak Dimas, Dina langsung menunduk malu
" ih ayah, " Dina menghentakkan kakinya kesal.
" ha ha ha gantian, " ucap pak Dimas sambil berlalu, rupanya ia membalas Dina karena tadi di teriaki saat ingin memeluk Tante Erna istrinya
" huh nyebelin" ketus Dina.
Rian terdiam sejenak , melihat Rian yang serius semua diam menunggu apa yang akan di omong kan oleh Rian.
Setelah hening sejenak
" aku lapar " celetuk Rian melihat semua diam.
Meymey dan si kembar langsung mencubit Rian , pak Dimas hanya menggelengkan kepala.
" ih koko kirain mau bilang apa, " gerutu meymey
" iya kakak ini, bikin was was saja" ucap Dina kesal
" Lho, salahkan dimana?" Rian bingung orang bilang lapar kok malah di cubitin
" ngomong nya ga salah, tapi expresi muka kakak itu kaya mau bilang sesuatu yang penting " ucap Dina sewot
" he he he maaf??" Rian nyengir. " ada yang mau aku bilang tapi tiba-tiba perutku kekuruyukan." Lanjut Rian.
" emang mau ngomong apa Yan??" Pak dimas bertanya. Rian menghela napas sejenak
" saat ini secara tidak langsung kita mempunyai lawan yaitu perguruan pedang sakti, dari itu mulai nanti malam kita fokus latihan, karena bukan tidak mungkin ada tetua lain yang ilmunya di atas kita." Tutur Rian panjang lebar.
Pak Dimas mengangguk mengerti,
" Dini dan Dina sekarang jadi Incaran perguruan pedang sakti karena ia memperagakan jurus pedang kembar, bukan salah kita karena saat itu tak ada yang turun dari tim wushu, hanya saja mulai sekarang sebisa mungkin kita tidak memperlihatkan ilmu ilmu kita bila tidak dengan terpaksa, kejadian dengan perguruan pedang sakti menjadi bukti dan pengalaman bagi kita." Kata Rian. Semua mengerti,
" bagaimana bila mereka mengincar salah satu keluarga kita" ucap Meymey tiba2,
" itu yang sedang aku pikirkan." Ucap Rian" Dina tolong berikan liontin batu spirtus buat ibu dulu, hanya untuk sementara, nanti sebelah aku selesai membuat senjata pelindung nanti bisa kamu ambil lagi" lanjut Rian, Dini melepas liontin nya, dan memberikannya pada ibu nya.
" ok , sekarang waktunya makan, kita cari restoran yang enak dengan suasana santai bagaimana ?" Tanya pak Dimas,
" maaf om, nanti saja traktir nya , soalnya Sinta sudah masak mubazir kalau ga di makan. " tolak Rian, Sinta memang sudah masak dan ngewa Rian.
" ya sudah kalau begitu, besok om akan traktir kalian, sekarang om mau latihan dulu agar bisa ikut membantu bila perguruan pedang sakti berbuat ulah lagi " ucap om Dimas , om Dimas mengambil sapu dan memperagakan beberapa gerakan dengan tongkat,
Kraaak
Tongkat itu patah karena ga kuat menahan getaran tenaga pak Dimas
" aduh ,,,, aduh ibu lepasin, malu di lihat anak anak " pak Dimas mengaduh karena di jewer istrinya,
" berapa hari sapu patah terus, ternyata ayah yang matahin, sampe bosen beli sapu tiap hari." Omelnya. Pak Dimas hanya bisa nyengir di marahi oleh istrinya
" emang om belum punya senjata??" Tanya Rian, mendengar itu pak Dimas berbinar ia menyangka Rian akan memberi senjata untuknya.
" belum punya, om biasa make gagang sapu sama tongkat pramuka si kembar kalau latihan " ucap pak Dimas, Dini dan Dina mencelik matanya
" trus di mana tongkat pramuka kami ayah??" Tanya Dina
" he he he, sama kaya gagang sapu, patah" pak Dimas nyengir
" haduh ayah, untung udah kelas 3 jadi ga di perlukan lagi tongkat nya karena kami fokus ujian,," ucap Dini.
" emang om suka senjata apa," Rian mengeluarkan pedang biasa dari cincin penyimpanannya.
" om suka tongkat, tapi dari semua yang om pake, yang pas cuma gagang sapu, tapi ga kuat pasti patah " keluh pak Dimas.
" om latihan tongkat dari mana??" Tanya Rian lagi , pak Dimas mengambil buku tipis dari kantong nya
" dari buku ini" pak Dimas menyerahkan buku pada Rian. Rian membuka dan mencermati setiap gerakan jurus di buku itu
" ini bagus kalau buat pentas seni, tapi kalau untuk bertarung ga bagus, daya serang dan pertahanan nya kurang kuat" koreksi Rian.
" apa nak Rian punya buku tentang tongkat??" Tanya pak Dimas
" sepertinya ada, tapi nanti di lihat dulu ada yang cocok ga buat om" sahut Rian ,pak Dimas mengangguk mengerti.
Setelah berbincang bincang Rian dan ketiga pacarnya kembali ke villa Rian