NovelToon NovelToon
Pangeran Pertama Tidak Mau Menjadi Kaisar

Pangeran Pertama Tidak Mau Menjadi Kaisar

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Epik Petualangan / Perperangan / Penyelamat
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Razux Tian

Dilahirkan sebagai salah satu tokoh yang ditakdirkan mati muda dan hanya namanya yang muncul dalam prologue sebuah novel, Axillion memutuskan untuk mengubah hidupnya.

Dunia ini memiliki sihir?—oh, luar biasa.

Dunia ini luas dan indah?—bagus sekali.

Dunia ini punya Gate dan monster?—wah, berbahaya juga.

Dia adalah Pangeran Pertama Kekaisaran terbesar di dunia ini?—Ini masalahnya!! Dia tidak ingin menghabiskan hidupnya menjadi seorang Kaisar yang bertangung jawab akan hidup semua orang, menghadapi para rubah. licik dalam politik berbahaya serta tidak bisa ke mana-mana.

Axillion hanya ingin menjadi seorang Pangeran yang hidup santai, mewah dan bebas. Tapi, kenapa itu begitu sulit??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Razux Tian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 12

Ailara menatap ibu-anak yang sedang berdansa sambil tertawa di lantai dansa. Mereka sungguh sangat menawan, wajah mereka yang sangat rupawan dan mirip satu sama lain membuat mereka menjadi pusat perhatian semua yang ada. Ratu Ketiga Kekaisaran Agung Alexandria dan putranya.

Lilia Vie Alora Alexandria atau sebelum menikah bernama, Lilia Vie Alora Leysten.

Anak ketiga sekaligus putri satu-satunya dari Marquis Leysten. Permata paling berharga yang dilindungi oleh keluarga Leysten dan juga, wanita tercantik di Kekaisaran Agung Alexandria. Lahir dalam keluarga harmonis, tumbuh penuh cinta dalam pelindungan oleh semua yang ada di sekelilingnya

Leysten.

Keluarga bangsawan tinggi bergelar Marquis. Keluarga kaya raya yang memiliki kekuasaan luas dengan bisnis di mana-mana. Leysten juga merupakan salah satu keluarga yang merupakan pilar pendiri Kekaisaran Agung Alexandria—keluarga bangswan yang sangat terhormat.

Ailara mengakui, meski usia mereka terpaut lima tahun, di matanya, Lilia adalah wanita yang sangat beruntung. Dia memiliki segalanya sejak lahir. Keberadaannya bahkan tidak kalah dari dirinya yang merupakan putri seorang Duke sekaligus tunangan Putra Mahkota, saat dia pertama kali muncul di panggung dunia sosial Kekaisaran Agung Alexandria.

Bunga dunia sosial Kekaisaran Agung Alexandria.

Julukan yang didapatkan Lilia saat itu membuat dirinya dilamar dan didekati hampir semua putra bangsawan. Semua orang menebak-nebak, putra bangsawan mana yang akan cukup beruntung dapat mempersuntingnya. Karena itulah, Kekaisaran sangat gempar saat Owen Vie Astra Alexandria, Putra Mahkota yang telah menjadi Kaisar dan memiliki dua istri melamarnya.

Kaisar Owen ingin mengangkatnya menjadi Ratu Ketiga, dan yang lebih menggemparkan lagi, Lilia menerima lamaran tersebut. Banyak pihak yang menentang, namun, Owen tidak peduli. Pada akhirnya, dia benar-benar menikahi dan memahkotai Lilia sebagai Ratu Ketiga.

Ailara adalah Permaisuri Kekaisaran Agung Alexandria sekaligus istri pertama Owen. Mereka tidak menikah berdasarkan cinta melainkan karena politik. Karena itulah, saat dia melihat bagaimana tatapan mata suaminya saat menatap Lilia, dia sadar kenyataan yang ada—Owen mencintai Lilia.

Owen mencintai Lilia, semua yang ada tahu. Dia lebih memilih menghabiskan waktu bersama Lilia. Ailara tidak peduli akan itu, namun, semuanya berubah saat Lilia melahirkan anak pertama dari Owen. Dunia serasa runtuh bagi Ailara saat itu. Dia tidak bisa menerimanya. Pangeran pertama, Putra Mahkota dan Kaisar selanjutnya dari Kekaisaran Agung Alexandria adalah anak yang lahir dari rahimnya, bukan Lilia.

Plok-plok-plok.

Lagu yang mengalun di udara berhenti, dan suara tepuk tangan meriah memenuhi ballroom begitu dansa pertama ibu-anak yang menjadi perhatian semua orang berakhir. Ailara yang tersadar dari lamunannya segera menfokuskan pandangannya ke depan.

Owen yang duduk di samping Ailara tiba-tiba berdiri. Berjalan pelan, dia menuju arah Axillion dan Lilia yang masih berada di lantai dansa. Tidak mempedulikan pandangan yang terarah padanya, termasuk Axillion yang tersenyum menyeringai, dia mengulurkan tangan meminta dansa pada Lilia. "Dansa kedua adalah milikku."

Axillion tertawa mendengar ucapan Owen. "Iya, Ayahanda. Saya tidak akan berebut perhatian Ibunda dengan anda lagi."

Lilia juga tertawa. Dengan penuh senyum, dia menerima uluran tangan Owen yang memintanya berdansa.

Keluarga kecil yang harmonis.

Semua yang ada dalam ballroom dapat melihat jelas. Owen, Lilia dan Axillion terlihat jelas bagaikan keluarga kecil yang harmonis dan bahagia. Ayah yang berwibawa, Ibu yang cantik dan anak yang membanggakan—mereka bagaikan keluarga kecil dalam lukisan.

Perlahan, mata semua yang ada terarah pada tempat anggota Kekaisaran duduk. Mereka mau tidak mau berpikir, dengan perasaan seperti apa mereka menatap keluarga bahagia di depan mata tersebut. Mereka sama-sama merupakan seorang istri dan juga seorang anak, tapi perlakuan Owen terhadap mereka begitu berbeda.

Namun, kecuali Edgar yang terlihat sangat marah dan Cedric yang terus batuk, tidak ada perubahan sedikitpun pada ekspresi wajah para anggota Kekaisaran lainnya. Mereka semua terlihat tenang dan damai seperti biasanya, walau tidak ada seorangpun yang dapat menebak pikiran mereka.

"Edgar," panggil Ailara pelan. Tanpa menoleh ke belakang, dia tahu topeng putranya telah retak. Edgar memang selalu kesulitan mengendalikan ekspresi wajahnya. "Jaga raut wajahmu."

Edgar membuang muka dan berdecak tidak suka mendengar perintah Ailara. Tapi, mau tidak mau, dia tahu, dia harus menurutinya. "Saya mengerti, Ibunda. "

Ailara tidak mengatakan apapun lagi. Kedua matanya masih terarah pada Owen, Lilia dan Axillion. Dia mengakui, mereka terlihat jelas sangat bahagia seakan telah memiliki segala yang ada di dunia. Seorang Kaisar, seorang Ratu yang terlihat bagaikan Permaisuri dan seorang Pangeran dengan kualitas seorang Putra Mahkota—gambaran keluarga Kekaisaran yang sempurna. Karena itu—jangan menyalahkannya apa yang akan dilakukannya. Dirinya telah mengorbankan banyak hal dalam hidupnya untuk sampai pada posisi ini. Dirinya dan putranya lah yang akan berdiri di puncak pada akhirnya.

Musik yang sempat terhenti kembali mengalun di udara, menandakan dansa kedua yang akan dimulai. Axillion dengan pelan berjalan meninggalkan lantai dansa, sedangkan Owen dan Lilia mulai berdansa. Beberapa pasangan yang ada juga turun ke lantai dansa dan mulai berdansa.

Owen dan Lilia yang berdansa terlihat berbincang pelan. Tidak tahu apa yang mereka bicarakan, namun, sesekali, mata mereka berdua akan terarah pada Axillion yang menonton mereka dari samping dan tersenyum.

Ada perasaan hangat tidak terjelaskan dalam hati Axillion melihat senyum kedua orang tuanya. Sejujurnya, dia tidak peduli dengan masa depan dunia ini. Mau hancur atau tidak, menurutnya, itu tidak ada kaitan dengan dirinya. Tapi, dia tidak ingin kehilangan kedua orang tuanya. Menyesal kah dirinya merubah takdir?—tidak. Selagi mereka berdua yang selalu mencintainya tanpa syarat aman dan selamat—dia tidak akan menyesal.

Dirinya telah mengubah begitu banyak hal. Yang ditakdirkan mati masih hidup, yang seharusnya hancur malah menjadi semakin kuat dan kokoh. Axillion mau tidak mau berpikir, akan seperti apa masa depan dunia ini?

...****************...

1
Raja Semut
dri berapa bab yg saya baca kenapa tidak pernh di jelaskan asal muasal kekuatan dari sang MC?
Razux Tian: Terima kasih untuk komentnya😀

Aku tidak bisa me jelaskan asal muasal kekuatan MC karena semuanya akan terjawab seiring dengan jalan cerita😄

Sekali lagi, terima kasih telah membaca novel ini🙏🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!