Elena adalah agen rahasia yang sedang menjalankan misi untuk mengambil informasi pribadi dari kediaman Mafia ternama bernama Luca Francesco Rossi. Saat menjalankan misi Elana terjebak dan menjadi tawanan beberapa hari.
Menyamar sebagai wanita panggilan, setelah tidur bersama pria yang menjadi mafia berbahaya itu, Elena menyelinap dan berhasil mendapatkan informasi penting yang akan menghancurkan setengah kekuatan milik Luca.
Dan itulah awal dari kisah Luca yang akan memburu dan ingin membalas dendam pada Elana yang menipunya. Disisi lain Elena yang bekerja menjadi agen rahasia berusaha menyembunyikan putri kecil rahasianya dengan mafia kejam itu.
Sampai 4 tahun berlalu, Luca berhasil menemukannya dan berniat membunuh Elena. Dia tidak mengetahui tentang putri rahasianya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dadeulmian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Keesokan paginya suasana di mansion terasa lebih tegang dari biasanya. Para pengawal terlihat berjaga di setiap sudut, memeriksa setiap tamu dan kendaraan yang masuk. Luca berdiri di ruang kontrol, mengawasi rekaman kamera keamanan dengan ekspresi dingin.
“Elena,” panggilnya, tanpa menoleh.
Elena, yang baru saja masuk ke ruang kontrol, menghentikan langkahnya. “Ada apa?”
“Kamu yakin tidak tahu siapa pengintai itu?” tanyanya tajam, matanya masih tertuju pada layar monitor.
Elena menggeleng, mencoba menjaga nada suaranya tetap tenang. “Aku tidak tahu. Jika aku tahu, aku akan memberitahumu.”
Luca menoleh, menatapnya dengan mata penuh kecurigaan. “Kamu tidak terlihat terlalu terkejut dengan insiden ini. Apa yang sebenarnya kamu sembunyikan, Elena?”
“Aku tidak menyembunyikan apa pun,” balas Elena, sedikit tersinggung. “Kamu yang terlalu paranoid.”
Luca mendekat, berdiri hanya beberapa inci darinya. “Paranoid? Aku punya alasan untuk itu. Empat tahun lalu, kamu menghancurkan setengah dari apa yang kubangun. Dan sekarang, seseorang mencoba menyusup ke rumahku.”
Elena menatapnya tanpa gentar. “Mungkin musuh bisnismu yang lain. Jangan selalu menudingku.”
“Kamu adalah satu-satunya yang punya alasan untuk bekerja melawanku,” desis Luca sebelum berjalan keluar dari ruangan, meninggalkan Elena dengan perasaan campur aduk.
ΩΩΩ
Dan dimalam hari, Elena duduk di tepi tempat tidurnya, memegang alat komunikasinya dengan tangan gemetar. Ia merasa terjepit di antara dua dunia—tugasnya sebagai agen FBI dan kehidupan barunya sebagai istri mafia.
“Agen Hawk, kamu benar-benar membuat kekacauan,” ketiknya singkat.
Balasan datang dengan cepat. “Aku hanya mencoba membantu. Kami perlu mengetahui situasimu dan mencari cara untuk membebaskanmu.”
Elena mendesah panjang. “Luca hampir menangkapmu. Jika dia tahu siapa kamu, aku dan Sophia akan dalam bahaya.”
“Kami akan lebih hati-hati. Tapi kamu harus memberikan lebih banyak informasi dan situasimu disana.”
Elena menatap pesan itu dengan perasaan ragu. Ia tahu bahwa semakin lama ia berada di mansion, semakin besar risikonya untuk ketahuan.
ΩΩΩ
Sementara itu, di ruang kerjanya, Luca duduk dengan wajah serius. Asistennya, Kevin, berdiri di dekatnya sambil membawa laporan.
“Bos, pengintai itu bergerak terlalu terlatih. Ini bukan musuh biasa. Bisa jadi dia bagian dari organisasi resmi,” kata Kevin hati-hati.
Luca mengangguk pelan. “FBI,” gumamnya.
Kevin terdiam sejenak. “Apa Anda pikir ini ada hubungannya dengan Nyonya?”
Luca tidak menjawab, tetapi tatapannya menjadi lebih gelap. “Aku ingin pengawasan pada Elena ditingkatkan. Jangan biarkan dia menyelinap keluar dari mansion.”
“Tapi dia istrimu, Boss.”
“Tetap saja dia adalah wanita berbahaya, aku tidak sepenuhnya percaya padanya. Jadi awasi dia selama aku tidak ada di mansion. Dan perketat penjagaan pada Sophia, jangan biarkan wanita itu menyelinap pergi sambil membawa putriku.”
Kevin mengangguk. “Baik, Bos.”
Luca memandang jendela ruangannya, pikirannya penuh dengan pertanyaan. Jika Elena masih bekerja dengan FBI, itu berarti dia tidak bisa mempercayainya sama sekali.
ΩΩΩ
Elena yang sedang menyuapi Sophia di ruang makan ketika Luca masuk. Ia langsung merasa suasana berubah.
“Luca,” sapanya, mencoba terdengar normal.
“Setelah makan, aku ingin berbicara denganmu,” kata Luca singkat sebelum duduk di ujung meja.
Elena menelan ludah, tetapi mencoba tetap tenang. “Tentu.”
Sophia menatap kedua orangtuanya dengan bingung. “Mommy, Daddy, kalian berantem lagi?”
Elena mengusap kepala putrinya. “Tidak, Sayang. Kami hanya akan berbicara.”
Setelah memastikan Sophia tertidur, Elena menemui Luca di ruang kerjanya.
“Ada apa?” tanyanya, mencoba terdengar santai.
Luca menatapnya dengan ekspresi dingin. “Aku tahu kamu sedang menyembunyikan sesuatu.”
Elena merasakan jantungnya berdetak lebih cepat. “Apa maksudmu?”
“Pengintai itu bukan musuh bisnisku. Dia adalah seseorang yang terlatih. Dan satu-satunya orang di sini yang punya koneksi ke FBI adalah kamu,” tuduh Luca.
Elena merasa darahnya membeku. “Kamu tidak punya bukti apapun. Jangan terus menuduhku.”
“Belum,” balas Luca dingin. “Tapi aku akan menemukannya.”
—
Di masa lalu, Elena Maria Lombardi bukanlah siapa-siapa. Ia hanyalah seorang gadis muda dari keluarga sederhana yang tumbuh di sudut kota kecil di Italia. Hidupnya berubah ketika kedua orangtuanya meninggal dalam kecelakaan yang misterius, meninggalkan luka mendalam di hatinya.
Sejak saat itu, Elena bersumpah untuk mencari keadilan dan melawan ketidakadilan. Janji itu membawanya bergabung dengan akademi FBI, meski ia harus meninggalkan tanah kelahirannya.
“Elena Lombardi,” panggil instruktur dengan nada tegas.
Elena yang baru berusia 21 tahun berdiri tegak di barisan rekrutan. Matanya bersinar dengan tekad, meskipun tubuhnya dipenuhi memar dari pelatihan fisik yang berat.
“Kamu terlihat kecil, tapi aku melihat matamu penuh dengan ambisi. Apa alasanmu ingin menjadi agen?”
Elena menatap lurus ke depan, mengingat kecelakaan yang merenggut keluarganya. “Untuk melindungi yang tidak bersalah dan menghentikan orang-orang yang menyalahgunakan kekuasaan mereka.”
Instruktur tersenyum kecil. “Kata-kata yang indah. Tapi kata-kata tidak cukup di sini. Tunjukkan apa yang bisa kamu lakukan.”
Selama pelatihan, Elena menunjukkan keterampilan luar biasa dalam penyamaran, analisis cepat, dan kemampuan tempur. Ia belajar menggunakan segala jenis senjata, membaca perilaku manusia, dan membaur di lingkungan apa pun.
Namun, keahliannya yang paling mencolok adalah kemampuannya untuk tetap tenang di bawah tekanan. Hal inilah yang membuatnya mendapatkan nama sandi Lumina, yang berarti "cahaya". Ia adalah cahaya dalam kegelapan, agen yang mampu menyelesaikan misi apa pun, betapa pun sulitnya.
Misi pertama Elena terjadi di Rusia, ketika ia harus menyamar sebagai staf kasino untuk menyusup ke jaringan pencucian uang internasional.
Malam itu, ia mengenakan gaun merah panjang, terlihat seperti tamu VIP biasa. Di satu tangan, ia memegang segelas sampanye, sementara di tangan lain, ia menggenggam alat penyadap kecil yang tersembunyi di gelangnya.
“Target berada di lantai atas,” suara di earphone-nya memberi tahu.
Elena tersenyum lembut, berjalan santai menuju lift. Di dalam lift, ia mengaktifkan alat penyadapnya, mematikan kamera pengawas untuk sementara waktu.
Saat pintu lift terbuka, dua penjaga bersenjata menghadangnya.
“Anda tidak diizinkan masuk ke area ini,” kata salah satu dari mereka.
Elena tersenyum manis. “Oh, maaf. Aku hanya tersesat.”
Dalam satu gerakan cepat, ia memutar lengan penjaga pertama, membuatnya jatuh pingsan, lalu menyerang yang kedua dengan pukulan di tenggorokan.
“Elena, apa situasinya?” tanya suara di earphone-nya.
“Semuanya terkendali,” jawabnya sambil melangkah ke ruangan target.
Di dalam, ia menemukan dokumen penting yang membongkar jaringan kriminal tersebut. Misi itu sukses besar, dan nama Lumina mulai dikenal di kalangan agen FBI sebagai seseorang yang bisa dipercaya untuk menyelesaikan misi paling berbahaya.
Namun, di balik keberhasilannya, Elena menyimpan rahasia besar. Ia bukan hanya menjadi agen untuk melawan ketidakadilan. Ia juga mencari jawaban atas kecelakaan yang menewaskan keluarganya.
Ia mencurigai bahwa kecelakaan itu bukanlah kebetulan, melainkan akibat dari konflik dengan kelompok kriminal yang kuat.
Dalam pencariannya, ia menemukan jejak yang mengarah ke Amerika Serikat, di mana keluarga mafia seperti Rossi memiliki pengaruh besar.
Meski awalnya ia hanya fokus pada misi resmi FBI, ia mulai menggunakan sumber daya agensi untuk menyelidiki masa lalunya sendiri. Penyelidikan itulah yang akhirnya membawanya ke Luca Rossi, dan misi yang mengubah hidupnya empat tahun lalu.
—
Elena terbangun dari lamunannya di kamar mansion. Ia memandang keluar jendela, mengingat masa-masa ketika ia adalah Lumina, seorang agen yang percaya bahwa ia bisa menaklukkan dunia.
Namun kini, ia terjebak di dunia Luca Rossi, menghadapi dilema antara tugasnya sebagai agen dan perannya sebagai ibu Sophia.
Ia menghela napas panjang. “Aku harus menemukan cara keluar dari penjara ini. Untuk Sophia dan untuk diriku sendiri.”