Naura ayu harus menelan pil pahit ketika calon suaminya arfan harlan berselingkuh dengan seorang wanita bernama elviana stefany, padahal beberapa hari lagi mereka akan menikah.
Naura pun mencari tahu siapa wanita yang menjadi selingkuhan calon suaminya itu, dan ternyata ia adalah wanita bersuami akhirnya mau tak mau naura mengadu pada suami elvi yang ternyata adalah jendral arsyad. pria dimasa lalunya.
Siapa jendral arsyad itu ? apa hubungan mereka berdua dimasa lalu ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saidah_noor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Alisha.
Naura menatap jendral yang berjalan semakin dekat dengannya. Hatinya masih kecewa, tapi mendengar keinginan gala rasanya ia tak sanggup menahan kesedihan anak nya.
Inilah alasan lain jika gala sudah tahu siapa ayah kandungnya. Ia harus melawan hati untuk bisa memenuhi keinginan sang anak, demi kebahagiaannya bukan berarti ia akan bahagia.
Rujuk karena anak, suatu hal yang sangat bertolak belakang dengan hatinya.
" Apa karena gala jen?" tanya naura tanpa menjawab pertanyaan jendral.
Namun saat jendral sudah dihadapannya, kaki lelaki itu terpeleset hingga tangan jendral reflek menarik tangan naura untuk sekedar berpegangan.
Mata naura melebar kala jendral menarik tangannya hingga ia sendiri tak bisa menopang tubuhnya.
Bruk
Dua tubuh itu jatuh kelantai dengan jendral berada dibawah tubuh naura.
Naura mengangkat kepalanya menatap lekat lelaki itu, begitu juga jendral. Hening dan waktu seolah begitu lambat, dua pasang mata itu saling tatap dan jantung mereka saling bersahutan.
" Mamah sedang apa?" suara anak perempuan membuyarkan lamunan keduanya.
Jendral dan naura menoleh kearah sumber suara dan disana ada jena, arhan dan euis yang melihat ke arah mereka berdua.
" Ehem ... mamah sama om lagi pacaran ya! Cie cie ... " ujar arhan dengan tersenyum jahil.
Naura melihat ke arah jendral, ia sadar posisi mereka dan bergegas bangun sambil mengibaskan telapak tangannya. Disusul oleh jendral yang duduk disampingnya.
" Ma-mamah gak pacaran kok " bantah naura dengan gugup.
" Lah tadi begituan itu apa?" tanya euis, lalu mengedipkan alisnya berkali-kali menggoda naura dan jendral yang mulai tampak kikuk.
Naura menjadi salah tingkah mengingat kejadian yang baru saja berlalu, sedangkan jendral hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Bukan apa-apa euis, ini tuh urusan orang dewasa" ujar naura mengelak.
Naura berdiri dan berjalan meninggalkan mereka. Sementara jendral hanya tersenyum malu.
Naura mendapat telepon dari ibu kost agar segera pulang ke kostan nya, karena sudah malam jendral pun menawarkan tumpangan.
Awalnya menolak, namun karena bunda astrid khawatir mengingat waktu sudah malam. Jadilah ia memaksakan diri untuk mengiyakan.
Kini naura dan jendral berada didalam mobil milik jendral. Keduanya hening tak ada yang memulai percakapan.
" Naura" panggil jendral, setelah cukup lama mereka sama-sama diam.
" Iya, ada apa?" tanya naura menoleh kearah jendral.
" Pertanyaan tadi ... Bagaimana?" tanya jendral menoleh sebentar, lalu kembali fokus pada jalanan.
" Aku fikirkan nanti" jawab naura mengatupkan bibirnya melihat kearah luar jendela.
" Maksudnya?" tanya lelaki itu tak paham.
" Apa karena gala kamu minta kembali sama aku?" tanya naura.
" Jika iya aku tak bisa, karena kita pernah gagal menjalaninya. Kamu juga pasti masih dalam proses perceraian dengan elviana, fokuslah pada perceraian mu dulu" imbuh naura membuat jendral mengangguk paham.
" Baiklah" ucap jendral.
Keduanya kembali hening, hingga tiba di kostan naura. Wanita itu pun turun, setelah berpamitan pada jendral. Dia melihat ibu kost ada diteras rumahnya sambil berkacak pinggang.
Naura merasakan aura panas disekitar sana dan membuat firasatnya mengatakan hal buruk akan terjadi.
" Akhirnya kamu pulang juga naura" kata yang keluar dari mulut wanita patuh baya itu mengejutkannya.
" Emangnya ada apa ya bu?" tanya naura dengan alis bertaut.
" Dasar pelakor pura-pura gak tahu, siapa laki-laki tadi yang mengantarmu kemari?" umpat bu kost dengan mata yang tajam dan hidung yang sudah kembang kempis.
Begitu tajam dan menusuk hati naura.
" Dia mantan suami saya bu" jawab naura dengan jujur, toh wanita paruh baya itu sudah tahu dia janda beranak satu.
Ibu kost itu memutar bola matanya malas, bahkan memalingkan wajahnya.
" Tadi ada wanita muda yang bikin onar disini, dia marah-marah dan bilang ' kamu merebut suaminya'. Apa itu benar naura?" ungkap ibu kost tersebut.
"Apa namanya elviana bu?" tanya naura mengira-ngira, karena hanya wanita itu yang ingat.
" Saya gak tahu namanya" sergah wanita paruh baya itu.
" Ingat ya naura, jika kejadian tadi terulang lagi mending kamu pindah dari sini. Saya gak mau ada pelakor ataupun wanita lacur disini" ujar bu kost lagi, lalu beranjak masuk kedalam rumahnya dan menutup pintu dengan kasar.
Dengan perasaan gelisah, naura pun berjalan ke kamarnya. Saat masuk ia langsung hempaskan tubuhnya ke atas ranjang, lelah hatinya menjadi single mom diusia muda.
Banyak hinaan dan cacian yang seakan begitu menempel dalam gelarnya, menjadi makanan yang menjadikannya hidup dalam ke asingan. Terlebih ia besar di panti asuhan, di tatap sebelah mata karena asal-usulnya yang tak jelas.
Meski karirnya mulus, namun kisah cintanya sangat rumit. Sejak mengenal jendral ia merasa hidup dalam belukar berduri. Menambahkan rasa sesak, sakit dan terhina.
Ingatan nya terlintas pada cerita bunda, saat naura bertanya 'siapa ayah kandungnya?'. Wanita yang usianya sudah paruh baya itu hanya menggelengkan kepalanya.
" Bunda tak tahu nak, ibu mu meninggal sebelum bercerita pada bunda. Saat bunda mencari tahu, ibumu ternyata belum menikah dan tak ada satu pun foto pria dirumah kontraknya. Rumah sakit tempatnya bekerja pun mengalami kebakaran hebat malam itu" cerita bunda astrid kala itu.
Air matanya luruh, ingin protes pada yang Kuasa. Karena merasa tak adil hidup dalam ketidak jelasan, dari mana dan siapa ayah kandungnya.
...****************...
Ditempat lain, elviana pulang kerumahnya dengan amarah yang memuncak ia tutup pintunya dengan kasar. Bu vanya yang mendengarnya sampai terkejut, melihat anak semata wayangnya yang berantakan itu.
" Dari mana saja kamu? Jam segini baru pulang" tanya ibu elviana dengan suara lumayan tinggi.
" Mamah gak usah ikut campur, biasaya juga gak peduli sama aku" sahut elviana dengan suara tinggi dan mata yang menusuk.
" Ana ! Tak bisakah kamu sopan sedikit saja sama mamah" bentak bu vanya menggelengkan kepalanya.
Ia segera mengunci pintu rumah, lalu beranjak ke kamarnya meninggalkan elviana yang dalam keadaan kacau.
" Aaaaaahhh" teriak elviana meluapkan segala kekesalan dalam hatinya.
Elviana berjalan dengan sempoyongan, fikirannya melayang mengingat informasi pesuruhnya tadi siang. Ia merogoh ponselnya, lalu melihat kembali foto-foto yang dikirim dari pria suruhannya.
" Sialan! Aku tak mau kalah dari wanita yang tidak jelas seperti dia" ujarnya saat melihat foto ibunya dan pemilik panti asuhan.
Tak hanya itu, saat ia menggeser gambarnya ada foto jendral dan naura yang berada dipanti asuhan. Tentu ia berfikir bahwa jendral dan naura sudah kembali bersama.
" Lihat saja akan aku hancurkan kamu, naura" ancamnya, lalu melempar benda pipih dengan logo apel tergigit itu hingga terbelah.
...****************...
Dalam sebuah mimpi ...
" Makasih dokter" ucap seorang ibu yang baru saja melahirkan itu.
Dengan senyum yang lebar ia melihat putri kembarnya yang baru saja dibawa kekamarnya. Ia lihat bayi kembar itu, menyelidiki setiap sudut wajah yang sedikit berbeda.
" Lihat pah alisha mirip mamaku, cantiknya" puji ibu tersebut semringah.
" Dan elviana mirip kamu mah, dia juga cantik" sahut sang suami.
Dokter yang melihatnya merasa terharu ia bahkan meneteskan air matanya, setelah bertahun berjuang melakukan bayi tabung pasutri itu akhirnya di anugerahi bayi kembar nan cantik.
Tertulis nama Dr. sarita di papan nama yang tertempel jelas di dada jas putih Dokter itu.
" Selamat ya akhirnya kalian sudah punya momongan" ucap dokter muda itu dengan senyum yang terpancar tulus.
" Terima kasih dok" ucap pasutri itu bersamaan.
" Kalo begitu saya pamit" ucap dokter itu lagi yang langsung berjalan pergi dan diangguki oleh pasutri tersebut.
Waktu berlalu ...
Tengah malam itu terjadi kebakaran yang membuat semua orang panik, setelah mendengar bunyi sirine dari Rumah sakit tersebut.
Hiruk pikuk semua yang ada dirumah sakit itu, berlarian mencari jalan untuk menyelamatkan diri. Seorang ibu yang baru melahirkan putri kembar itu kebingungan.
Ia hanya memeluk bayinya yang berada disampingnya, sementara satu lagi terlelap di ranjang bayi.
" Pah!" panggilnya mencari keberadaan suaminya yang tak terlihat disudut manapun.
Seorang perawat datang dan mendekat dengan wajah panik.
" Bu ayo kita pergi, terjadi kebakaran dirumah sakit ini" ajak perawat wanita itu mengambil kursi roda dan menyuruh ibu yang baru melahirkan itu duduk dan membawa bayinya dalam pelukannya.
Karena tergesa-gesa dan keadaan darurat, mereka lupa ada bayi mungil yang tertinggal dikamar itu.
"Alisha!"...
jgn lupa mampir ceritaku yaa
semangat up thor...