NovelToon NovelToon
CINTA MEMBAWA DERITA

CINTA MEMBAWA DERITA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Nikahmuda / Poligami
Popularitas:654
Nilai: 5
Nama Author: Alek Yuni

Perjodohan adalah takdir,semua akan berjalan seperti air mengalir.Demikian juga dengan tokoh yang namanya Yulia.
Yulia merupakan seorang gadis belia cantik nan rupawan,ia harus menderita di jodohkan oleh orang tuanya di masa masih ABG dengan seorang pria yang sudah berumur tua atau kakek kekek.
memiliki suami yang sudah tua banyak kendala dan penderitaan, apa lagi dia di nikahi dengan cara di madu.
Akhirnya rumah tangganya harus hancur gara gara hal yang sepele yang tak masuk akal.
Akhirnya mereka hidup masing masing walaupun berakhir dengan penderitaan bagi semuanya, namun ada titik kebahagiaan setelah mereka berpisah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alek Yuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 13 MENGOBATI YULI

Yuli keluar dari kamarnya dengan menggunakan pakaian yang sungguh indah. penampilan milik kini berbeda dengan sebelumnya. badan Yuli kurus tinggi dan warna kulit yang kuning langsat menambah keindahan badan dengan dihiasi oleh baju yang berwarna agak sedikit gelap, sehingga cocok sekali dengan warna kulitnya. rambut panjang hitam mengkilap terurai ditambah wangi dari rambut yang baru saja Kramat membuat Mbah salam semakin bersemangat.

Mbah salam semakin yakin bahwa Yuli adalah orang yang selama ini dia cari sesuai dengan impiannya. Mbah Salam yakin di dalam tubuh Yuli terdapat aliran darah milik Ibu ratu yang harus dia nikahi dan segera dia dapatkan.

Yuli menghampiri Mbah salam,dia menyalaminya lalu cium tangannya.sesaat Mbah salam terlena tak sadarkan diri karena dia ingat akan mimpinya beberapa bulan yang lalu.namun Mbah Salam segera menguasai dirinya agar tidak ketahuan sikap dan alam pikirannya oleh Yuli.

tidak lama kemudian telepon duduk di hadapan Mbah Salam. Ibu Aminah memanggil Yuli,

"neng ke sini dulu, tolong bawakan kopi nih untuk Mbah!"

"baik bu".

Yuli pamit kepada masalah lalu dia melangkah ke dapur untuk mengambil kopi yang sudah disiapkannya.

Ibu Aminah memanggil suaminya yang sedang berada di kamar, lalu dia membawanya keluar dari kamarnya. Pak Aep sudah bisa berdiri dan berjalan walaupun masih terasa berat. di dalam berjalan harus menggunakan alat penopang baik itu berupa tongkat, ataupun dengan cara digandeng orang lain.

tidak lama kemudian Yuli pun datang dengan membawa sebuah nampan yang berisi beberapa gelas kopi dan air putih, di lengkapi makanan ringan.yuli menghidangkannya di hadapan Mbah salam lalu berkata dengan ramah,

" silahkan di nikmati kop dan kuenya Mbah".

"jangan bilang Mbah dong neng agak kurang enak kedengarannya, kalau bisa panggil ayah saja ya",

"baik ayah Neng akan panggil ayah sekarang".

"nah kalau begitu terdengar enak neng,begini juga ayah masih muda belum jadi kakek kakek hahaha".

  Semuanya menjadi ikut tertawa mendengar perkataan Mbah Salam.

beberapa menit kemudian ritual pengobatan bapak Aep dimulai. Mbah Salam memberi mantra pada segelas air untuk diminumkan kepada bapak Aep, selang beberapa menit kemudian, Mbah Salam memijit seluruh tubuh Pak Aep,dari mulai kaki hingga kepala. maaf kelihatan sakit sekali menahan pijatan Mbah Salam, namun dikarenakan ingin segera sembuh akhirnya pak iPhone menahan sekuat tenaga.

Yuli mengamati dengan teliti apa yang dilakukan Mbah Salam terhadap ayahnya. sesekali Yuli mencuri pandang dan memperhatikan Mbah Salam dengan serius. tiba-tiba di dalam hat yuli berkata,

"wah ternyata kalau diperhatikan Mbah Salam baik juga, dan juga dia bukan orang bodoh dia orang pintar yang sanggup mengobati bapak. meskipun usianya sudah tua tapi kayaknya dulunya sewaktu muda Dia memiliki wajah yang tampan deh. hal itu terlihat dari laut mukanya. tapi kira-kira Mbak salam punya istri dan anak berapa ya?"

sambil melakukan pemijatan sekali-kali Mbah Salam mencuri pandang terhadap Yuli. dia memperhatikan wajahnya yang begitu cantik dan anggun serta memiliki sifat keibuan, membuat hati Mbah Salam menjadi semakin terlena dan berniat untuk menjadikan yuli sebagai istrinya yang kedua.

Mbah Salam menghentikan terapisnya untuk sementara lalu dia mengambil sebatang rokok dan membakarnya. masalah menghisap rokok tersebut dalam-dalam lalu asapnya dia tiupkan ke udara separuhnya ditiupkan ke arah Yuli. di dalam hati Mbah Salam berkata,

"ini yang mungkin aku harus lakukan akan ku gunakan ajian pelet pelebur Sukma pemindah raga supaya mendapatkan cintanya anak ini"

masalah membaca mantra dalam hatinya sambil meniupkan asap rokok ke depan muka Yuli.

setelah beberapa saat kemudian Mbah Salam pun kemudian meneruskan pemijatannya. setelah sekian menit Mbah Salam memerintahkan Pak Aep untuk berdiri. pada awalnya Pak Aep ragu, namun dengan perintah Mbah Salam yang sedikit agama maksa akhirnya pak Aep mengikuti perintah tersebut. setelah sekian detik pa aep berdiri dengan tegak. Mbah Salam kemudian memerintahkan lagi untuk melangkahkan kakinya dengan perlahan tanpa adanya penopang di badan pak Aep, dia pun mengikutinya dan ternyata kini langkah Pak aep sudah semakin ringan.

Ibu Aminah merasa senang dengan perkembangan Pak Aep yang lumayan lebih maju lalu ia berkata,

"Alhamdulillah syukur ya Allah semoga ayah Yuli cepat sembuh dan langsung bisa kerja kembali, amin".

langkah demi selangkah ayah Yuli melangkahkan kakinya, setelah dihitung ternyata sudah bisa melakukan 10 langkah, namun bapak merasa agak sedikit lelah dengan apa yang dilakukannya dia pun meminta untuk istirahat sejenak. Mbah Salam mengizinkannya.

tiba-tiba Mbah Salam menepuk pundak Yuli lalu berkata.

"hai Neng kamu jangan melamun aja mikirin apa sih?"

Yuli menjadi kaget karena lamunannya terganggu setelah beberapa sekian detik dia baru sadar kalau sedang berhadapan dengan seorang Mbah Salam. Yuli berkata,

"iya ya ya ya mbah maaf Neng melamun mikirin sesuatu"

"hayo mikirin pacar ya, memang pacarnya orang mana?"

"nggak ada Mbah ya udah nggak punya pacar"

"oh yang bener Neng, masa nggak bisa cantik Neng belum punya pacar nggak percaya deh".

"beneran Mbah, kalau Neng punya pacar pasti setiap malam Minggu ada yang kuncar ke sini"

"kuncir apa maksudnya Neng"

"kuncar itu singkatan dari kunjungan pacar".

"oh gitu ya berarti belum ada hahaha".

"belum ada atuh Mbah".

"ya udah kalau Neng belum ada yang kuncar malam ini anggap aja mbah yang ke sini sedang melakukan puncak sama Neng hahaha"

"hahaha masa sih Mbah ada kakek-kakek yang mau macarin anak ABG nggak mungkin nambah".

"ya mungkin saja Neng pokoknya nggak ada yang nggak mungkin di dunia ini, hal itu mungkin segera mbah lakukan, dan bukan hanya dalam film saja, tapi akan menjadi sebuah kenyataan dan realita."

Yuli menundukkan wajahnya, dia merasa sedikit bersalah.sementara itu ibu emin masih memperhatikan pak Aep, dia tidak peduli dengan apa yang dilakukan oleh Mbah salam.

Setelah beberapa menit beristirahat pak Aep pun melakukan aktivitasnya kembali, dia melangkah dengan agak sedikit jauh, Mbah salam memperhatikan dengan teliti.

tiba-tiba perut di kulit terasa sakit kembali, seperti di tusuk tusuk.yuli meringis menahan rasa sakit di perutnya.

Bu min melihat kerah Yuli, lalu dia bertanya,

"Neng kamu kenapa?, kok meringis kayak gitu emangnya perutmu sakit lagi ya?"

"iya Bu ini perut nulis sakit lagi, aduh bu sakit sekali aduh ini gimana bu sakit banget aduh".

Ibu Aminah menjadi panik lalu ia berkata kepada Mbah Salam,

"Mbah ini bagaimana sebetulnya Yuli sudah dua hari sakit perut. coba tolong bantu obati dia Mbah"

"baik bu, coba ke sini mendekat sama embah!"

yuli mendekatkan dirinya kepada Mbah sehingga jarak mereka kini tidak terlalu jauh, Mbah mencium bau harum yang berasal dari tubuh Yuli. Mbah mengendusnya lalu berkata,

"wangi badanmu mengingatkan embah pada seseorang deh".

"pada siapa Mbah?"

"padanya Putri yang ada di dalam mimpi Mbah".

"masa sih Mbah kok kayak gitu kan itu mimpi".

,"yah meskipun dalam mimpi, kalau semuanya jadi kenyataan gimana, kita nggak bisa menolaknya.

"iya sih, tapi kok Mbah hebat dalam mimpi aja bisa mencium wangi seperti itu apalagi jadi kenyataan".

"ya gimana lagi kalau sudah menjadi takdir Tuhan".

"iya ya".

tidak lama kemudian Mbah Salam memegang tangan kanan lalu berkata.

"coba ke sini tanganmu makan Mbah pijat sebentar semoga lekas sembuh!".

Yuli menyerahkan tangan kanannya Mbah pun memegangnya dengan membaca doa tangannya pun mulai memijat pergelangan tangan Yuli, rasa sakit kini berangsur-angsur sedikit tilang.

tak lama kemudian bahasa Lampung memerintahkan Yuli untuk mendekatkan kakinya kehadapan masalah. kaki oli yang lentik dan berwarna kuning langsat kemudian dipegang oleh Mbah Salam. dengan diawali membaca doa Mbah Salam mulai memijat kaki Yuli. dia merasa kesakitan namun masalah memerintahkan untuk menahannya agar penyakitnya segera sembuh.

tidak lama kemudian rasa sakit di perut Yuli mulai berangsur-angsur hilang. masalah memerintahkan Ibu min untuk mengambil air hangat buat Yuli, Ibu min pun pergi ke dapur. sambil memijat Yuli wassalam memandang wajahnya, lalu dia mengedipkan mata kanannya, Yuli membalasnya dengan mengedipkan mata kirinya. setelah berpandangan perasaan Yuli menjadi berubah, kini dia merasa nyaman berada di samping Mbah Salam. rasa cinta kepada seorang pacarnya tiba-tiba hilang berganti rasa cinta kepada Mbah Salam, sungguh ini di luar nalar dan logika.

tidak lama kemudian datanglah Ibu min dengan membawa segelas air hangat dia langsung menyerahkannya kepada Mbah Salam,

masalah mengambil air tersebut lalu dia membacakan mantra-mantra dan ditiupkannya kepada air itu. Mbah Salam memberikan air tersebut kepada Yuli untuk segera diminumnya. tanpa ragu Yuli pun menerimanya dan langsung meminumnya.

setelah sekian menit rasa sakit perut Yuli pun hilang entah ke mana. Yuli merasa nyaman dengan perutnya, dan juga menjadi nyaman berada di samping Mbah Salam.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!