Adira Kirania sangat bahagia menggantikan Lestari Putri untuk menjadi pengantin untuk Arya Seno Nugroho. Tari menghilang sehari sebelum pernikahan mereka di gelar. Tidak ingin menanggung malu, kedua orang tua Arya meminta Dira putri sahabatnya menggantikan tari. Dira yang sudah lama menaruh hati kepada Arya langsung menyetujui permintaan orang tua Arya.
Sedangkan Arya terpaksa menerima pernikahan tersebut karena tidak ingin keluarganya menanggung malu akibat batalnya pernikahannya.
Pernikahan mereka berjalan lancar, walau Arya awalnya selalu dingin dan kasar kepada Dira. Tetapi berjalannya waktu Arya belajar menerima Dira sebagai istrinya, hingga badai itu datang. Tari kembali hadir dan berusaha merebut Arya kembali.
Hingga suatu hari Arya menyadari kalau hatinya sudah di penuhi oleh Dira, tetapi seolah tuhan ingin menghukumnya. Arya merasakan penyesalan saat mengetahui kebenaran tentang istrinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rubi Sandi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perkataan adalah Doa
Arya terkejut dengan ucapan Dira ia tidak menyangka perempuan itu berpikir sampai ke arah sana. Entah kenapa dada Arya terasa sakit saat kata-kata itu terucap dari mulut istrinya. Walau belum yakin sudah mencintai istrinya tapi tetap saja ia tidak suka saat Dira membahas tentang berpisah.
"Sudah gak usah bahas begituan, nikmati dan jalani saja. Jangan terlalu berpikir yang bukan-bukan, ingat perkataan itu adalah doa jadi jangan sembarangan kalau berucap." Arya memperingati istrinya.
Dira hanya mengangguk saja, dalam hati wanita itu berkata jika yang ia katakan itu bisa saja terjadi, mereka akan berpisah karena penyakit Dira atau masa lalu Arya yang datang kembali. Dira hanya bisa berdoa memohon agar Tuhan bermurah hati kepadanya.
"Jika memang masa lalu suamiku datang merebut suamiku kembali, Tuhan tolong hadirkan ia sedikit lambat atau jika bisa meminta hadirkan ia saat aku sudah tiada. Izinkan aku bahagia sejenak saja." Dira berdoa dalam hatinya.
...*****...
Bimo sedang bingung memikirkan cara mengakhiri hubungannya dengan Tari, sementara Bunga mengancam dirinya kalau tidak segera mengakhiri hubungannya bersama tari, ia akan kehilangan Bunga dan anaknya tentu Bimo lebih memilih istri dan anaknya.
"Mas, apa kamu sudah mengusir wanita itu dari apartemen itu?" Tanya Bunga.
"Belum sayang, kita masih di luar kota. Nanti setelah pulang baru aku bicara dengannya, kamu tenang saja. Jangan terlalu di pikirkan ingat kamu sedang hamil, mas janji akan mematuhi semua perintahmu termasuk yang berhubungan dengan Tari." Ucap Bimo meyakinkan istrinya.
"Baik, aku tunggu janjimu mas. Ingat jangan coba-coba untuk menipuku karena kamu tidak akan ada kesempatan lagi." Bunga memberikan sedikit ancaman untuk suaminya.
Sedangkan di dalam apartemen yang sedang ia tinggali Tari menahan kesal dan marah karena sedari tadi Bimo tidak mengangkat teleponnya. Tidak patah semangat wanita itu terus saja menghubungi Bimo tanpa henti hingga panggilannya akhir di angkat Bimo.
Setelah memastikan Bunga tidur barulah Bimo keluar dari ruangan istrinya dengan perlahan agar tidak membangunkan Bunga. Bimo cukup risih karena sedari tadi ponsel yang ia simpan di saku celananya terus bergetar, bahkan dalam hati Bimo sampai mengumpat dengan kelakuan Tari yang tidak kenal putus asa.
"Halo Bim, kenapa dari tadi kamu tidak angkat teleponku honey." Ucap Tari dengan suara manja.
"Aku sedang sibuk kerja, jadi tolong jangan kekanakan seperti ini. Jika kondisi sedang aman pasti aku mengangkat panggilanku, jadi tolong mengerti posisimu. Saat aku kembali nanti mari kita bertemu ada sesuatu hal yang ingin aku bicarakan. Jadi tunggu kabar selanjutnya." Ucap Bimo kemudian mematikan teleponnya.
Melihat tingkah dan kelakuan Tari sepertinya akan sulit untuknya bisa terbebas dengan mudah dari wanita itu. Bimo harus bisa menemukan cara agar bisa terbebas dari wanita seperti Tari. Sedangkan Tari sedang menerka-nerka apa yang ingin di bicarakan oleh laki-laki yang sangat ia cintai itu.
"Apa Bimo akan memberitahu kalau ia sudah berhasil mendapatkan apa yang ia rencanakan. Apa ia sudah menceraikan istrinya?" Tebak Tari.
Tak ingin sibuk dengan yang belum pasti, akhirnya Tari memutuskan untuk pergi ke salon untuk merawat diri, wanita ingin tampil cantik bertemu dengan Bimo nanti, Tari tidak ingin kalah mengingat istri sahnya Bimo juga sangat cantik