Jerat Cinta Mantan Suami

Flashback Dua Tahun Lalu..

Ishara memasuki rumah sederhana nya yang hanya memiliki satu lantai dan hanya di tempati oleh dirinya dan sang suami-Agaskara dengan wajah riang.

Jam menunjukkan pukul tiga sore, hari ini adalah hari Jumat dimana ia dapat pulang lebih awal dan kembali menjadi seorang ibu rumah tangga sebelum suaminya kembali.

Namun begitu memasuki dapurnya berniat untuk mengambil air. Langkah Ishara terhenti saat melihat punggung tegak seorang pria yang tak asing di mata nya yang tak lain adalah Agaskara tengah duduk di kursi meja makan nya.

Menelan kasar salivanya, Ishara pun melangkah pelan mendekati pria itu. Kenapa suami nya sudah pulang? Bukan kah seharusnya ia kembali pukul tujuh malam nanti? Atau paling cepat pukul enam.

“Sayang?” Ishara menyapa dengan raut kaget nya. “Kamu udah pulang? Sejak kapan? Kok ga nelpon aku, tadi aku abis dari--”

Ucapan Ishara terhenti saat tiba-tiba Agaskara membanting sebuah berkas di meja makan itu. Matanya masih menatap lurus, tidak melihatnya sama sekali.

“Tanda tangani itu” Suara bariton dingin yang terdengar seperti menahan amarah nya sangat dapat Ishara kenali.

Beberapa detik kemudian seorang pria lain datang membawa koper, dan koper tersebut adalah milik nya!.

“Say--”

“Tanda tangani itu dan pergi dari rumah ini!” Potong membentak Agaskara masih belum menatap wajah Ishara.

Mendapat bentakan itu Ishara pun lantas terdiam kaku seraya menatap ke arah berkas tersebu, dari preliminary nya saja sudah dapat Ishara baca bahwa kertas-kertas tersebut adalah ‘gugatan cerai’

Sesaat jantungnya terasa berhenti berdetak, matanya menatap wajah tanpa ekspresi itu yang tidak mengeluarkan sepatah katapun.

Kemudian beralih menatap koper miliknya yang di bawa oleh pria bernama Zeo yang ia kenal adalah sahabat suami nya ini.

“Kamu ingin menceraikan ku? Mengusir ku?” Tanya Ishara bergetar.

Agaskara tidak menjawab, pria itu masih dengan tatapan lurus nan begitu tajam.

Lama terdiam tidak ada yang bersuara, pada akhirnya Ishara memilih untuk meraih ballpoint kemudian membubuhi berkas tersebut dengan tanda tangan nya.

Tess..

Air matanya menetes tepat di atas tanda tangan nya, Ishara pun menaruh kasar ballpoint tersebut seraya menggebrak meja makan itu.

Tidak mengatakan apapun, Ishara hanya menatap sejenak wajah dingin Agaskara masih dengan air mata yang berlinang. Pada akhirnya ia memilih untuk mengambil kopernya lalu menyeretnya keluar dari rumah itu.

Flashback Off.

**

“Kau lupa hah?! Siapa yang menceraikan ku secara tiba-tiba tanpa alasan yang jelas? Siapa yang mengusir ku tiba-tiba saat bahkan aku belum menandatangani surat perceraian itu?!”

Mendengar itu Agaskara terdiam tidak lagi menyahut, tatapan nya begitu tajam seakan menusuk jantung Ishara di posisi nya.

Napas Ishara memburu, mata nya berkaca-kaca mengingat kejadian dua tahun lalu, bahkan saat dirinya dan Agaskara masih berstatus ‘suami-istri’

Tangan nya terkepal, sesaat mengadakan kepalanya seraya menarik dalam napasnya. Sebelum pada akhirnya wanita itu kembali menatap Agaskara dengan tangan yang menunjuk pintu kamar nya.

“Keluar dari apartemen ku, sekarang!” Tekan Ishara mengusir.

Agaskara masih diam, membalas tatapan wanita di depan nya.

“Agaskara, keluar sekarang!” Ulang Ishara semakin menekan.

Agaskara pun turun dari kasur, berdiri dengan tegak kemudian mendekati Ishara. Karena perbedaan tinggi keduanya, Ishara mendongakkan kepalanya untuk membalas tatapan pria di depan nya.

“Ini yang aku tidak suka dari mu, sayang” Sejenak Agaskara merapihkan rambut berantakan Ishara, sebelum tangan nya di tepis kasar oleh sang pemilik rambut dengan wajah garang nya.

“Kamu terlalu keras kepala, sampai saat ini” Lanjut Agaskara menepuk pelan pipi lembut Ishara.

“Don't touch me!” Geram Ishara kembali menepis tangan Agaskara.

“Jangan lupa sayang, kamu masih belum mendapatkan hukuman dari ku” Nada bicara Agaskara kali ini terdengar lebih berat dan menekan seiring dengan tatapan nya yang semakin menghunus jantungnya.

“Apa? Hukuman apa? Kau gila?!”

Tanpa menjawab terlebih dahulu, pria yang tersulut emosi nya itu lantas mencengkram pipi Ishara. Tidak kuat namun juga tidak pelan.

“Akhiri hubungan mu dengan Ghusrt sialan itu sebelum aku yang mengakhiri hidupnya!”

“Apa-apaan kau? Memang nya kau siapa berani mengatur kehidupan ku, hah?!” Ishara meninggikan suara nya semakin terbawa emosi saat Agaskara mulai membawa-bawa hubungan nya dengan Kerrlo ke dalam pertengkaran nya.

Bugh,, Pyarr!

“Aaakkhh!!..”

Agaskara melepaskan cengkraman nya begitu tangan sebelah nya berhasil melampiaskan emosi nya pada meja rias yang berada tepat di belakang Ishara.

Wanita itu menjerit kaget dan lantas menutup kedua telinga nya dengan mata terpejam rapat.

Menarik pinggang Ishara hingga tubuhnya menempel, Agaskara sedikit menunduk dan berisik.

“Akhiri besok sebelum Ghusrt sialan itu menanggung akibatnya” Agaskara meremas pelan pinggang Ishara hingga membuat tubuh wanita itu menegang.

Perlahan kelopak mata yang semula terpejam rapat itu mulai terbuka dan menatap wajah yang di penuhi emosi tepat di depan wajah nya.

“Dan jauhi semua pria yang berniat mendekati mu, sebelum kamu menyesal”

Cup.

Setelah mengatakan kalimat tersebut dan memberikan kecupan nya tepat di sudut bibir Ishara, Agaskara pun langsung melepaskan tubuh wanita itu kemudian berlalu pergi.

Menyisakan Ishara yang kini terduduk lemas di bawa lantai yang dingin dengan air mata yang menetes begitu saja.

“Brengsek, kau benar-benar pria brengsek Agaskara!!” Teriak nya menggema.

Tidak, Ishara bukan menangis karena perasaan nya yang terasa kacau. Tetapi wanita itu menangis menyesali segalanya, termasuk mengenal seorang Agaskara Vincente. Si sulung keluarga Vincente yang selama ini tidak terdapat satu pun fotonya di sosial media.

Kenapa dirinya harus kembali bertemu dengan mantan suami nya itu? Pria yang begitu egois dan ingin semua keinginan nya terpenuhi, pria posesif yang membuat Ishara terperangkap dalam sangkar nya.

Walaupun marah tetapi perlu Ishara akui bahwa dua tahun lalu saat Agaskara menceraikan nya adalah sebuah keberuntungan dan kebebasan dari nya.

Karena selama menjalin hubungan kurang dari satu tahun itu Ishara hanya mendapatkan perlakuan lembut tanpa adanya kekangan dan mampu membuat dirinya begitu nyaman berada di sisi pria bernama Agaskara itu.

...****************...