Zara, akhirnya kembali ke tanah air setelah menyelesaikan studinya, sekaligus menyembuhkan trauma masa lalu. Ia ingin melupakan orang yang menyakitinya. Namun tanpa diduga Kenan muncul kembali dalam hidupnya, menyatakan keinginan nya menikah dengan dengan nya. Zara menolak ia ingin melupakan laki-laki tersebut. Namun Kenan tidak mau. menyerah ia berusaha mendapatkan Zara dengan cara apapun. Apakah Zara akan jatuh pada laki-laki yang pernah menyakiti nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sonata 85, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membantu Melahirkan
Di sisi lain.
Polisi akhirnya berhasil menemukan tempat persembunyian para penjahat yang menjebak para dokter. Sayangnya bos penjahat itu melarikan diri melalui terowongan bawah tanah.
Sejumlah dokter yang ditawan berhasil diselamatkan, penggerebekan itu menjadi berita besar karena melibatkan sejumlah dokter dari salah satu rumah sakit besar. Keluarga Zara histeris saat mendengar kabar beberapa dokter ditemukan tewas.
“Zara! Zara.” Bunda Zara menangis histeris, ketika tidak menemukan Zara diantara dokter yang dirawat.
“Bunda tenanglah, Zara pasti selamat.” Leo membujuk sang Ibunda agar tenang.
Ia baru ingat kalau tadi pagi Kenan bertanya tentang kegiatan bakti sosial yang diselenggarakan dari rumah sakit. Lelaki yang berprofesi sebagai pengacara itu , buru-buru menelepon Kenan kan tetapi ponsel Kenan tidak aktif. Zara anak yang beruntung sebab kedua kakak laki-lakinya saat perhatian padanya, saat Zara dikabarkan hilang mereka semua melakukan cara untuk menemukan sang adik. Leo meminta bantuan seorang polisi untuk membantu menemukan keberadaan Zara.
Para dokter mengalami penganiayaan, wajah dan tubuh mereka terluka . Leo dan Damar kakak laki-laki Zara tidak bisa menyembunyikan kepanikan, ia menutup mulut menahan tangisan. Tidak sanggup membayangkan kalau saja adik tercinta mengalami seperti yang mereka alami. Tetapi sebagai kakak laki-laki tertua ia akan bersikap.
'Apa Zara juga disiksa seperti ini? '
“Apa kabar tentang keberadaan Adikku Pak?” tanya Damar pada seorang dokter.
“Coba tanyakan pada polisi yang bertugas di sana Pak,” usul seorang dokter.
“Damar menghampiri anak buah Gio. “Apa ada kabar dengan dokter Zara Pak?”
“Anggota kami masih menyisir ruangan itu Pak, ada banyak mayat yang disimpan di sana, kami kesulitan mengidentifikasi.”
“Ma-mayat ….”Tubuh Damar nyaris tumbang ke belakang mendengar kata mayat.
“Iya, mereka ditumpuk dalam satu tempat, anggota kami sedang bekerja keras untuk menyelesaikan masalah ini.”
Perkataan dokter ternyata didengar keluarga Zara, bahkan ibunya pingsan, ketika mendengar mayat ditumpuk dalam satu ruangan.
“Kalau aku tahu putri kesayanganku akan mengalami hal seperti ini lebih baik dia tidak pulang ke Indonesia,” tangis Rena sebelum pingsan.
Zafar beringsut di lantai, “ tolong selamatkan putriku, tolong selamatkan,” ucapnya berulang-ulang. Keluarga Zara begitu terpukul atas menghilangnya Zara. Leo dan Damar terus berusaha mencari informasi di tempat kejadian
Mereka tidak tahu kalau Zara diselamatkan Kenan, walaupun ia harus kehilangan kehormatan, harga yang sangat mahal dibayar untuk bisa selamat dari
Ditempat lain.
Kenan dan Zara sudah makan dan berganti pakaian, orang-orang di kampung memperlakukan Zara dengan baik.
Saat Zara duduk di kursi kayu di teras rumah, Kenan datang, “Mari kita bicara sebelum pulang.”
Zara hanya menoleh sekilas, “mau bicara apa?”
Entah ini rencana Kenan, tetapi ia masih membujuk Zara menikah dengan daLih Zara sudah kehilangan kesuciannya. “Aku bisa menjelaskan pada keluargamu tentang apa yang sudah kita alami. Aku akan bertanggung jawab karena telah merusak kehormatanmu. "
“Jangan katakan apapun atas apa yang terjadi diantara kita berdua. Aku bisa mengatasi sendiri,” potong Zara.
Kenan terdiam, tadinya ia sempat berpikir kalau Zara akan setuju menikah. Ternyata dokter cantik itu menolaknya.
“Kenapa? Bukannya kamu ngomong tadi kalau aku merusak masa depanmu?”
“Lupakan saja, aku tidak akan meminta apa –apa darimu.” Zara mengalihkan wajahnya ke tempat lain.
Perubahan sikap Zara dan semua penolakannya darinya membuat Kenan semakin penasaran. Ia tidak pernah menduga kalau gadis yang tergila-gila padanya sejak dulu bisa melupakannya, bahkan bersikap tidak peduli .
“Aku bisa bertanggung jawab jika kamu mau,” tawar Kenan lagi.
“Tidak, aku tidak akan meminta apa-apa darimu.”
“Apa kamu ingin Dikto menikahimu?” sindir Kenan dengan tatapan sinis.
Zara muak membahas hal itu dengan Kenan, tetapi ia terlalu malas untuk berdebat, “ Kamu pulang duluan saja aku akan meminta keluargaku menjemputku besok ke sini.”
Mendengar hal itu Kenan tersenyum kecut, “apa itu balasan untuk penyelamatan yang aku lakukan?”
“Terimakasih,” sahut Zara dengan raut wajah kesal.
Kenan merasa apa yang dilakukan tidak dihargai sama Zara, “kita datang bersama itu artinya kita juga pulang bersama juga.”
Kenan melepaskan kemeja yang dipakai memperlihatkan tato besar di punggungnya, melihat karya seni di punggung lelaki itu Zara malas melihatnya, ia memilih melihat bintang di langit.
Kenan menyalahkan sebatang rokok menghembuskan asapnya ke udara, mencium bau rokok kepala Zara langsung terasa pusing. Ia berdiri, “Baiklah selamat malam.”
Kenan ikut berdiri, “Apa aku membuatmu tidak nyaman.” Ia membuang rokok yang dipegang.
‘Kalau bisa jujur iya, kamu bukan lelaki idamanku lagi, aku menyesal pernah jatuh cinta pada lelaki berandalan seperti kamu’ Zara membatin, ia berpikir penjahat yang menyekap mereka tapi pagi ada hubungannya dengan Kenan, tapi Zara tidak ingin membahas apa lagi mengingatnya, ia ingin melupakan semua kejadian buruk itu agar ia bisa tetap hidup.
“Tidak, aku akan istirahat.”
Saat ia berdiri sepasang suami istri yang hendak pulang ke Jakarta menawarkan tumpangan.
“Ikut saja dengan mobil kami kebetulan kami mau ke rumah sakit.” Zara dan Kenan sama-sama menoleh ke dalam mobil. Seorang wanita hamil dan anak kecil tersenyum ramah.
“Baiklah.” Kenan tidak menolak.
Tapi Zara ragu selain sudah malam gerimis juga turun, itu artinya jalanan akan licin saat mereka turun pulang. Ia tidak mau satu mobil dengan Kenan.
“Saya besok pagi saja, Pak Kenan mungkin akan pulang bersama kalian.”
“Besok pagi, belum tentu ada mobil. Kenapa kamu tidak ikut pulang saja.” Kenan menarik tangannya mengajaknya ikut pulang. Sebenarnya ia semakin kesal karena Kenan selalu memaksa, tapi Zara tidak ingin berdebat di depan banyak orang. Ia memilih ikut pulang.
*
Apa yang ditakutkan Zara benar, saat mobil baru saja meninggalkan desa, hujan turun dengan sangat deras. Jalanan licin, saat jalan berguncang tiba-tiba wanita hamil itu meringis memegang perut.
“Aduh.”
Zara yang saat itu memangku anak kecil, menoleh kesamping. “Mbak, tidak apa-apa?
“Perutku tiba-tiba sangat sakit.”
“Ibu kenapa?” Suami yang memegang kemudi ikut panik.
“Berapa usia kandungannya?” Zara sangat cemas melihat ibu hamil itu kesakitan.
“Sembilan bulan. Perkiraan dokter masih dua minggu.”
“Prediksi dokter terkadang melenceng, bisa lebih cepat dari perkiraan.” Zara meraba perut, wanita itu sedang mengalami kontraksi . Teriakan kesakitan dari ibu hamil itu membuat mereka semua panik.
“Biarkan saya membantu, saya seorang dokter,” ucap Zara, wajah suaminya langsung lega mendengar Zara dokter.
“Kita hentikan mobilnya, ketubannya pecah,” pinta Zara .
Suasana makin panik karena anak laki-laki mereka ikut menangis melihat ibunya menangis. “Bapak pindah ke belakang biar saya yang ambil kemudi.”
Kenan membuka pintu dan berlari ke pintu kemudi, hujan semakin deras menambah ketegangan di dalam mobil. Anak kecil menjerit semakin keras.
Zara membantu wanita itu bersalin. “Tolong hentikan mobilnya, bisa bantu anak ini , dia sangat ketakutan,” pintah Zara. Kenan dengan pakaian basah kuyup pindah ke belakang lagi. Namun anak itu bukannya berhenti malah semakin menangis keras. Sementara ibu hamil itu kesakitan berusaha mengejan anak yang akan ia dilahirkan. Tidak ada yang lebih menegangkan daripada membantu seorang ibu bersalin di tengah hujan deras dan ditengah tangisan anak kecil.
“Pak, bagaimana kalau teman saya yang membantuku dan bapak yang menggendong anak bapak,” ujar Zara, kepalanya ingin meledak mendenag teriakan anak yang menangis tersebut,
“Baik Dokter lakukan yang terbaik, Aku percaya padamu.”
Zara meminta Kenan memegang kaki ibu hamil itu, tapi Kenan menolak., “ini perjuangan hidup dan mati, kalau kita tidak melakukannya dengan cepat ibu dan anak ini dalam bahaya. Ketubannya sudah pecah kalau itu sampai habis akan semakin sulit bayinya keluar. Jadi tolong bantu,” ucap Zara.
Kenan mengusap dahinya yang basah. “Apa yang harus aku lakukan?”
Zara meminta mendorong sebelah kaki ibu hamil tersebut. “Berusahalah lebih keras lagi Bu, dalam hitungan ketiga kita lakukan bersama-sama dorong dengan kuat.
Butuh perjuangan keras untuk Zara membantu wanita itu melahirkan, pakainya basah bukan karena hujan melainkan keringat. Sekitar setengah jam berjuang bersama-sama. Kenan tidak berani melihat pemandangan yang mengerikan di depan matanya. Ia merelakan tangannya dijadikan pelampiasan sama wanita itu, dicakar , digigit tidak masalah bagiannya. Saat wanita itu mengeluarkan semua tenaganya Kenan seolah-olah ikut melahirkan, ia mengeluarkan suara, tetapi matanya tetap tertutup.
“Dorong! Dorong sedikit lagi kepalanya sudah terlihat.” Kenan membuka mata, ia nyaris pingsan melihat genangan darah di jok mobil sekaligus menyaksikan pemandangan yang luar bisa, dari lubang sekecil itu bisa keluar kepala segede bola. Sang pencipta memang luar biasa. Setelah berjuang lama akhirnya lahir seorang bayi perempuan mungil
Bersambung