NovelToon NovelToon
Iparku, Kekasih Rahasia Suamiku

Iparku, Kekasih Rahasia Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Konflik etika / Selingkuh / Pelakor / Penyesalan Suami / Pelakor jahat
Popularitas:11.5k
Nilai: 5
Nama Author: Mommy2R

Luna harus menerima kenyataan pahit saat mengetahui jika suaminya yang baru saja menikahinya memiliki hubungan rahasia dengan adiknya sendiri.
Semuanya bermula saat Luna yang memiliki firasat buruk di balik hubungan kakak beradik suaminya (Benny dan Ningrum) yang terlihat seperti bukan selayaknya saudara, melainkan seperti sepasang kekasih.

Terjebak dalam hubungan cinta segitiga membuat Luna pada akhirnya harus memilih pada dua pilihan, bertahan dengan rumahtangganya yang sudah ternodai atau memilih menyerah meski perasaannya enggan untuk melepas sang suami..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy2R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

(Pertanyaan Hendra)

Malam sudah beranjak dari tempatnya, namun dua sejoli yang tengah dimabuk nikmatnya malam pertama terlihat masih memejamkan kedua mata mereka.

Seakan tak ingin kehilangan Luna, Benny tampak memeluk tubuh istrinya itu semalaman.

Trriiring..

Dering di ponsel seketika membangunkan keduanya.

Tangan Luna langsung meraih benda pipih itu dari atas nakas yang berada tepat di samping tempat tidur.

"Papa nelpon, Mas," ucap Luna sembari menyerahkan ponsel itu kepada pemiliknya.

"Halo, Pa, ada apa pagi-pagi menelponku?" tanya Benny.

"Awh!" Luna tiba-tiba saja berteriak kencang saat salah satu tangan Benny memelintir p*ting merahnya. Dengan cepat, Luna menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

Benny tertawa kecil melihatnya.

"Ada apa itu dengan Luna? Kenapa dia tiba-tiba berteriak?" tanya Hendra dari seberang telepon.

"Ah itu, Pa, ada tikus lewat tadi.." jawab Benny sekenanya.

"Tikus?"

"Iya, Pa," sahut Benny. "Ngomong-ngomong ada apa Papa menelponku sepagi ini?" tanyanya mengulang.

"Sepagi ini gundulmu! Ini sudah menjelang siang, Benny! Sudah jam 10!" bentak Hendra.

Benny dan Luna seketika mengecek jam yang ada di ponsel masing-masing dan benar saja jam sudah menunjukkan pukul 10 lewat.

"Aku mau mandi," bisik Luna.

"Iya." angguk Benny.

Ia lalu melepaskan pelukannya dari tubuh Luna, namun sebelum Luna beranjak, Benny sempat meminta Luna untuk mengecup bibirnya dulu.

"Kenapa kamu tidak berangkat ke kantor? Apa kamu lupa kalau hari ini ada meeting dengan klien dari negeri Jiran?" tanya Hendra bernada sedikit tinggi.

Benny menggaruk kepalanya yang tak gatal, "Maaf, Pa, aku kemarin sama Luna beres-beres rumah baru kita, makanya kami kecapekan terus ketiduran deh sampai pagi," kilahnya.

"Halah! Kamu kira Papa ini anak kecil yang bisa kamu b*dohi?"

Benny tersenyum tipis.

"Cepat mandi sana! Dan segeralah ke kantor, ada banyak pekerjaan yang harus kamu selesaikan," perintah Hendra.

Benny mengangkat tangan kirinya yang kemudian ia letakkan di samping keningnya (seperti orang yang sedang memberi hormat).

"Siap, Bos, laksanakan!" teriaknya.

"Ajak sekalian Luna. Kita sarapan bersama nanti," perintah Hendra.

"Papa belum sarapan memangnya?"

"Jangan banyak tanya, Benny. Iyakan saja ucapan Papa,"

"Ah i- iya, Pa, iya.."

Usai sambungan telepon mati, Benny pun langsung buru-buru beranjak dari tempat tidurnya. Ia bergegas menyusul Luna ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

"Eh, mau apa kamu, Mas?" Spontan, Luna menutupi bagian sensitifnya dengan kedua tangannya saat tiba-tiba Benny menerobos masuk ke dalam kamar mandi.

"Mau mandi jugalah," jawab Benny sembari mendekat ke bawah shower. "Tadi papa nelpon, beliau minta kita untuk segera menemuinya ke kantor," lanjutnya.

"Aku juga? Memangnya ada urusan apa aku harus ke kantormu, Mas?" tanya Luna.

Pasalnya, selama ini yang mengurus semua pekerjaan di perusahaan adalah Rosyid -Ayah Luna- sedangkan Luna sendiri hanya ditugaskan sebagai wakil Rosyid di saat ayah Luna itu sedang sibuk dengan urusan lain.

"Entah." Benny mengedikkan bahu. "Papa sih cuma bilang mau mengajakmu sarapan bersama," jawabnya.

Luna manggut-manggut sambil ber'oh' panjang.

Di saat Luna tengah sibuk membersihkan diri, tiba-tiba saja dengan nakalnya Benny memeluk tubuh Luna dari belakang.

"Duhh, jangan lagi deh, Mas," ucap Luna sembari mendorong pelan tubuh Benny.

Bukannya marah, Benny malah tertawa. "Ayolah, Lun, sekali lagi.. Ada yang memberontak nih di bawah," ucapnya nakal.

"Ini sudah jam berapa, Mas? Kalau nurutin kemauan anumu, bisa-bisa sarapan kita berubah jadi makan siang." omel Luna.

Demi menghindari hal yang tak diinginkan, Luna buru-buru menyudahi mandinya. Ia bergegas keluar dari dalam kamar mandi setelah melilitkan handuk ke tubuhnya.

"Ck! Kasihan kamu junior, terpaksa aku harus menidurkanmu dengan cara yang biasa ku lakukan." gumam Benny.

***

Tepat jam 11 siang, Benny dan Luna baru meluncur menuju ke kantor.

"Kamu sih, Mas, kelamaan mandinya, jadinya kita kesiangan kan," gerutu Luna. "Ini sih sudah waktunya makan siang,"

Benny tak membalas omelan istrinya, ia hanya melirik Luna sekilas sembari tersenyum tipis.

"Pokoknya nanti kamu ya yang jelasin ke papa kenapa kita bisa lama ke kantornya," ujar Luna.

"Iya, Sayang.. iya.."

Perumahan yang dipilih Benny, kebetulan berada dekat dengan kantornya, tak membutuhkan waktu lama untuk keduanya sampai di tempat tujuan.

"Ayok, Lun," ajak Benny sembari mengulurkan tangan kanannya.

Dengan senang, Luna berlari kecil menghampiri Benny dan menggenggam erat tangan suaminya itu.

"Kira-kira apa ya yang mau dibahas papa sama kita, Mas?"

"Kalau sama aku, papa jelas mau membahas urusan pekerjaan, tapi kalau sama kamu.. hem.. apa ya? Mungkin tak ada atau mungkin papa cuma ingin mengajakmu makan bersama saja," jawab Benny.

"Ah bisa jadi seperti itu,"

"Kamu kenapa sih, kok kelihatan gugup begitu?" tanya Benny.

"Aku belum terbiasa sama papa, Mas. Maklumlah, aku kan tak terlalu dekat dengan papa maupun dengan anggota keluargamu yang lain. Jadi wajar dong kalau aku sekarang gugup, Mas," terang Luna.

Benny tersenyum, "Jangan kamu anggap papaku itu orang lain, Lun, anggaplah papaku seolah orangtua kandungmu, dengan begitu kegugupanmu akan memudar," ucapnya.

Luna mengangguk pelan, "Iya, Mas."

Kegugupan Luna hanya berlaku di saat dirinya menghadapi kedua orangtua Benny secara langsung alias tatap muka, namun jika hanya melalui sambungan telepon atau saling mengirimkan pesan melalui WhatsApp, Luna sama sekali tak merasa gugup atau canggung. Dia biasa saja dan malah merasa akrab dengan kedua mertuanya itu.

"Halo, Pa.. sudah lama ya menunggu kami?" Benny langsung duduk di sofa panjang yang berada di depan Hendra. Keduanya duduk berseberangan dengan sebuah meja di depan mereka.

"Siang, Pa. Maaf membuat Papa menunggu lama," ucap Luna sembari menyalami dan mencium tangan papa mertuanya.

Hendra tersenyum ramah, "Tak apa, Luna, ayok duduk.. kita nikmati sarapan kita yang tertunda," ucapnya sembari melirik tajam ke arah Benny.

Benny terkekeh melihatnya, "Maaf, Pa, keterlambatan kami memang salahku.." ucapnya merasa.

Tak lama kemudian, dua pelayan restoran (Restoran milik perusahaan Hendra) datang menghampiri mereka dengan membawa semua makanan serta minuman yang sudah Hendra pesan sebelum Benny dan Luna datang.

"Silahkan menikmati hidangannya," ucap seorang pelayan.

"Terima kasih," ucap Luna ramah.

"Sama-sama, Mbak."

Seperginya kedua pelayan itu, ketiganya pun lantas menyantap makanan yang tersedia di atas meja.

"Bagaimana kabarmu hari ini, Luna? Apakah Benny membuatmu bahagia atau kesal hari ini?" tanya Hendra, membuka percakapan.

"Kabarku baik, Pa, dan syukurnya mas Benny tak membuatku kesal hari ini. Eh.. sedikit, Pa," jawab Luna sembari tertawa kecil.

Hendra menatap Benny, "Ehem, jangan berulah dan jangan membuat menantu satu-satunya Papa kesal, Benny," tegasnya.

"Tidak, Pa, aku tak akan berani membuatnya kesal. Selain ayah Rosyid yang galak, Luna juga memiliki papa yang super protektif. Bisa-bisa leherku dig*rok oleh dua pria itu kalau sampai berani membuat Luna kesal," ujar Benny.

Hendra dan Luna saling memandang, keduanya lantas kompak menatap Benny dan tertawa.

"Ngomong-ngomong, tumben Papa mengajak kami makan di luar bersama. Apa ada sesuatu yang mau Papa bahas sama kami?" tanya Benny, mengalihkan pembicaraan.

Ditanya seperti itu, Hendra lantas tiba-tiba menyudahi makannya. Ia mengelap bibirnya dengan kain bersih sebelum kembali berbicara.

"Ada yang ingin Papa tanyakan dengan kalian terkait si Ningrum,"

Mendengar nama Ningrum disebut, seketika Benny dan Luna kompak menyudahi makan mereka.

"Papa mau tanya apa tentang si Ningrum?" tanya Benny.

"Apa benar hidup Ningrum sudah tak lama lagi?"

"Hah?" Benny dan Luna melongo mendengar pertanyaan Hendra.

_

1
Dhika Chawla
palingan Ningrum SM Benny udah sering tidur bareng wkt pacaran. makanya Ningrum obsesi SM Benny...benny.juga JD laki laki. ga tegas...pindah rumah ajalah..
Uti Enzo
Luar biasa
Ma Em
Ningrum si biang kerok yg mau memisahkan Luna dan Benny sengaja diadu domba agar mereka salah paham begitu juga dengan ibunya Benny dan pak Hendra mertuanya Luna agar mereka bisa benci sama Luna nomor WA Luna diganti agar tdk bisa dihubungi dan menghubungi emang dasar si Ningrum setan sdh usir saja si Ningrum dari rumah pak Hendra
Ma Em
Ningrum cuma anak pembantu yg diangkat derajatnya dijadikan anak angkat sama majikan ibunya tdk tau diri malah mau menggangu pernikahan anak majikannya si Beny yg blm bisa move on dari Ningrum begitu jg Ningrum tdk mau melepaskan Beny kalau kata aku mah mending Luna berpisah saja sama Beny daripada cuma makan hati sama Beny dan Ningrum
Ma Em
Luar biasa
Kafuka Fuura
Aku senang banget tidak salah pilih membaca cerita ini, semoga selalu berlangsung terus thor!
Mommy2R: terima kasihh 🤩
total 1 replies
NotLiam
Wow, thor punya bakat menulis yang luar biasa!
Mommy2R: terima kasihh 😍
total 1 replies
Mommy2R
SELAMAT MEMBACA 😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!