Tuan Alaxander Almahendra adalah seorang CEO dan tuan tanah. Selain memiliki wajah yang tampan ia juga pintar dan cerdas dan nyaris sempurna. Namun, siapa sangka di balik kesempurnaan fisik dan kecerdasannya tuan Alex terkadang sangat kejam terkesan tidak berprikemanusiaan. Ia seperti tenggelam dalam lorong hitam yang menggerogoti jiwanya.
Nayla De Rain gadis canti dengan paras sempurna. Setelah mengalami kegagalan dengan Fandy ia memutuskan untuk menikah dengan Zainy lelaki yang tida di cintainya. Namun, sebuah peristiwa membuatnya tertangkap oleh anggota tuan Alex dan di bawa ke menara dengan seribu tangga memutar.
Nasib baik atau buruk yang menimpa gadis bernama Nayla iti malah mempertemukannya dengan tuan Alex. Entah tuan Alex dan anggotanya akan akan menyiksa Nayla seeprti yang lainnya atau malah menjadikannya tahanan abadi. Novel 'REMBULAN YANG TENGGELAM' adalah kisah cinta dan balas dendam. Para tokoh mempunyai karakter unik yang membuat mu jatuh cinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dongoran Umridá, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Alexander Almahendra
Namanya Alexander Almahendra. Lelaki dengan tubuh tinggi tegap, sorot mata tajam dengan alis hitam tebal, bibir merah agak tipis dengan hidung yang mancung. Perpaduan yang sempurna dengan kulitnya yang putih. Lelaki bernama Alexander Almahendra itu memiliki tubuh ideal dan atletis. Lelaki yang mempesona, membuat para cewek-cewek yang melihatnya patah hati. Lelaki yang keras kepala, sikapnya dingin, egois dan penuh ambisi.
Lelaki itu duduk di kamarnya menunggu mentari pagi terbit dengan malu-malu. Malu-malu pada penduduk bumi yang melakukan banyak hal memalukan. Sepertinya mentari pagi enggan terbit jika terus menjadi saksi bisu perbuatan memuakkan para penduduk bumi. Ah, andai saja matahari bukan hanya saksi bisu.
Tuan Alex kini berada di kamar sebuah bangunan megah bertingkat tiga yang berbentuk X. Di atas lantai tiga terdapat sebuah ruangan berbentuk bulat mirip menara mesjid di Indonesia. Ada sekitar tiga ratus meter jarak antara lantai tiga dengan bangunan bulat mirip menara di atasnya dengan seribu anak tangga memutar sebagai penghubung. Jika di perhatikan dari jarak jauh ruangan bulat itu terlihat seperti menara yang di bangun di atas huruf X.
Bangunan megah berbentuk X dengan menara di atasnya ini berdiri kokoh di antara kebun-kebun bunga berwarna-warni. Di sebelah timur bangunan ini di tanami bunga berwarna pink. Di sebelah selatannya di tanami bunga berwarna kuning. Di sebelah utaranya di tanami bung-bunga berwarna merah. Sementara di sebelah baratnya di tanami bunga-bunga berwarna putih. Di setiap taman bunga di tanami pohon pelindung seperti pohon mangga, kuini, rambutan, duku,manggis dan lengkeng.
Ada danau buatan yang memisahkan antara taman bunga merah dan kebun jeruk di belakangnya. Kebun jeruk itu berkisar seratus hektar ke belakangnya. Danau buatan ini melingkar indah mengelilingi kebun-kebun bunga. Sehingga danau buatan ini menjadi pemisah antara taman bunga putih dengan kebun manggis di belakangnya, pemisah antara taman bunga kuning dengan kebun kelapa di belakangnyanya, pemisah antara taman bunga pink dengan kebun anggur di belakangnya. Jika di perhatikan bangunan megah berbentuk X ini berdiri kokoh di kelilingi taman bunga dengan danau melingkar mengelilinginya sebagai pemisah antara kebun-kebun dengan taman-taman. Sungguh indah menakjubkan. Pasti yang memilikinya adalah orang kaya raya.
Bangunan megah berbentuk X ini memiliki ruang bawah tanah. Jika di hitung ruangan bawah tanah dan ruangan berbentuk menara dengan ketinggian seratus meter itu bangunan ini terdiri dari empat lantai. Bangunan unik ini berdiri kokoh dengan cat berwarna ungu gelap.
Ada sekitar enam puluh orang yang tinggal di bangunan ini sekaligus sebagai pekerja. Lima orang tukang masak dan pelayan. Dua puluh orang pengurus taman, danau dan kebun. Lima belas orang sebagai penjaga dan pengawal. Enam orang sebagai petugas kebersihan dan merawat bangunan dan empat orang lagi sebagai tangan kanan dan pengawal tuan Alex. Empat orang ini adalah kepercayaan dan yang paling dekat dengan tuan Alex.
Andan tangan kanan pertama sekaligus sekretaris tuan Alex alias orang paling di percaya. Andan memiliki sorot mata yang tajam, enerjik dan cekatan. Andan juga termasuk ganteng di antara pengawal dan pekerja tuan Alex. Sementara sepuluh orang lagi pengurus dan pengawal ruang bawah tanah.
Alexander Almahendra kini sedang berada di ruang bulat mirip menara. Sementara ruangan bulat mirip menara itu memiliki tiga kamar dengan sebuah ruangan kecil dan teras yang di pagari setinggi satu meter. Dari teras menara itu cukup cocok untuk menyaksikan sunset dan sunrise. Sungguh sangat indah dan menawan.
Tentu saja bangunan ini tidak berada di tengah-tengah kota. Namun begitupun bangunan ini berada di pinggiran sebuah kota. Sepertinya ada alasan kenapa bangunan ini malah di bangun di sini.
Dari subuh tuan Alex sudah duduk di atas sofa dengan posisi menghadap ke arah timur. Lelaki itu sedang menunggu terbitnya mentari pagi. Namun sayangnya mentari pagi sangat malu-malu. Pagi ini hanya ada kabut yang perlahan berubah jadi gerimis lalu hujan deras pun turun. Selama dua puluh tahun ini tuan Alex sangat menyukai hujan, namun dalam waktu bersamaan ia juga membencinya pula. Selalu ada perang batin dan perang perasaan dalam hati tuan Alex setiap kali hujan turun. Ada luka dan ada pula rindu.
Saat pagi benar-benar tiba tuan Alex masih saja duduk dengan tatapan nanar tanpa ekspresi. Hujan ini masih mengingatkannya pada kenangan masa lalu. Masa di mana dirinya masih kecil menggemaskan.
"Di antara hujan dan gerimis yang mana yang kamu suka?"
Suara lembut itu selalu terngiang setiap kali hujan turun ke bumi. Ekspresi kaget gadis yang memberinya pertanyaan itu sangat menggemaskan. Mata bulat gadis kecil itu sangat cantik dengan bulu mata panjang dan lentik. Rambut panjangnya sangat indah di terpa angin. Kkulitnya putih pucat karna kedinginan. Bibir merahnya tersenyum indah di hiasi dua lesung pipi.
"Aku lebih menyukai kamu, menikahlah denganku."
Jawaban konyolnya di kala itu. Meskipun masih kecil entah kenapa tiba-tiba kata-kata itu yang keluar dari mulutnya. Gadis kecil itu masih saja menatap hujan tanpa memalingkan wajahnya. Ia kembali memperjelas ucapannya.
"Maukah kamu menikah dengaku?"
Gadis kecil itu makin terkejut dan kini menatapnya. Menatapnya dengan penuh tanda tanya. Namun bagaimanapun ia tetap menyukai tatapan itu. Namun itu masa lalu di mana dirinya saat itu masih kecil.
Kini ada senyum getir menghiasi wajah tampan tuan Alex. Lelaki itu masih duduk dengan posisi kaki kiri di lipat di atas kaki kanan. Masa lalu baginya dalah sesuatu yang tidak layak untuk di ingat. Lebih tepatnya, baginya masa lalu adalah sesuatu yang harus di lupakan. Namun pada saat yang bersamaan masa lalu juga harus di kenang. Ya di kenang demi balas dendam.
Banyak misteri yang belum terpecahkan oleh tuan Alex. namun di usianya kini yang telah mencapai angka dua puluh lima lelaki itu mulai mencapai satu persatu mimpi dan misi balas dendamnya. Namun meskipun mimpi dan misi balas dendam sudah mulai tercapai hatinya belum terpuaskan dan belum mencapai level hidup bahagia dan hidup tenang. Yang di capainya masih level senang dan puas sesaat. Ada yang kurang dalam hatinya, seperti ada yang belum lengkap dalam hidupnya. Mungkinkah cinta? Jangan tanyakan soal cinta kawan, banyak gadis cantik yang terpikat dan cinta mati padanya. Lalu apakah di pacari oleh tuan Alex? Tidak kawan. Jangankan pacaran bahkan terkadang ia muak melihatnya. Ya begitulah tuan Alex selalu mempesona dan memukau