"Pokoknya bulan depan harus cerai!”
Ben Derrick menghela nafas berat mendengar permintaan istrinya yang selalu labil dalam membuat keputusan, permintaan yang ujungnya selalu dibatalkan oleh wanita itu sendiri.
"Saya tidak pernah memaksa kamu dari dulu, asal jangan buat saya kena marah kakakmu itu"
"Ya ya ya... Ingetin aja, aku suka lupa soalnya"
Tapi meski kekeuh ingin berpisah, Keymira tak pernah bisa menolak sentuhan suaminya.
"Malem ini aku ada gaya baru, mas mau aku pakai baju dinas apa?" tanya Key usai membahas perceraian beberapa detik yang lalu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iraurah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Beban Ben Derrick
Sesuai janji Ben Derrick beberapa hari yang lalu, weekend ini ia dan Keymira pergi menuju kediaman Ozora yaitu rumah orangtua Keymira yang memakan waktu kurang lebih dua jam dari rumah.
Key sedari tadi tak henti menebar senyum gembira, sangat lucu tatkala perempuan itu bolak-balik memasukkan barang-barang ke dalam mobil, tak ada yang terlewatkan sampai seisi bagasi penuh oleh barang belanjaan yang sudah mereka beli kemarin.
Jalanan hari minggu seperti biasa macet, ramai orang-orang yang ingin berlibur atau bahkan tetap bekerja demi selembar rupiah.
Key sibuk bergaya di depan kamera sedangkan Ben anteng menyetir kendaraanya.
"Mas"
"Hmm...."
"Liat sini" titah Keymira memerintahkan Ben Derrick untuk menengok ke arah ponselnya.
"Senyum dong, mas!"
Ben pun menarik kedua sudut bibirnya, jepretan kamera terdengar beberapa kali, entah berapa banyak foto yang tersimpan di galeri perempuan ini, key memang suka sekali mengabadikan momen.
Setelah cukup lama memutar jalanan akhirnya mereka sampai di rumah orangtua Keymira, jika kediaman Januartha berkesan mewah seperti istana, kediaman Ozora justru dibuat menyatu dengan alam.
Dari luar saja sudah terlihat pepohonan hijau yang mengelilingi bangunan tersebut, kabar burung mengatakan jika mendiang nenek Keymira sangat suka berkebun, dan sebagai suami yang sangat mencintai sang istri kakeknya pun membuat banyak sekali tumbuh-tumbuhan yang masih terjaga keasriannya sampai sekarang.
Dengan tak sabaran Keymira langsung keluar dari mobil ketika Ben baru saja selesai memarKiran kendaraan tersebut.
Di teras rumah nampak wanita paru baya yang tak lain dan tak bukan adalah Ibunda Keymira sedang menunggu kedatangan putri tercinta.
Kedua wanita itu terlihat berpelukan, saling melepas rindu karena sudah lama tak berjumpa, suara teriakan Keymira mengundang yang lainnya juga untuk keluar.
Ayah, Kaisar, serta kakak ipar dan anaknya juga tampak hadir semua. Ben menyusul sang istri yang lebih dulu meninggalkannya itu, dia juga bersalaman seperti yang dilakukan oleh Keymira.
"Apa kabar Ben, kamu keliatan makin bugar aja"
"Baik, yah. Ayah apa kabar? Maaf kami baru sempat kesini sekarang"
"Baik, ayah dan bunda serta yang lain sehat semua. Gimana kabar orangtua kamu?"
"Semua sehat, yah"
"Syukurlah"
"Aaaaa..... Siapa ini?? Kok udah gede aja!" pekik Keymira ketika melihat keponakannya yang kini sangat berbeda dari terakhir mereka bertemu.
"Kenzie salam sama tante Mira"
Anak laki-laki itu menghampiri Keymira dengan malu-malu sambil menyodorkan tangannya hendak mencium tangan sang tante.
Key yang merasa gemas langsung menggendong keponakannya tak lupa menciumi seluruh wajah Kenzie sampai membuat anak tersebut tertawa.
"Tante kangen banget sama kamu!! Kenzie gak kangen sama tante?"
"Kangen" cicitnya mengaku.
"Ihhh gemes banget deh pengen tante gigit kamu!"
Semua tertawa melihat interaksi antara Key dan juga Kenzie, Tuan Ozora menyuruh mereka semua untuk masuk terlebih dahulu sebelum melanjutkan obrolan yang pastinya akan sangat memakan waktu.
"Ayo kamu juga masuk, Ben"
"Iya bun, saya mau bawa barang dulu di mobil, kalian duluan aja"
"Oke kalau gitu, Kaisar kamu bantu Ben bawa barangnya"
"Iya, bun" jawab Kaisar patuh.
Mereka pun berlalu meninggalkan kedua lelaki tersebut di teras rumah.
"Gimana kabar lo, bro?"
"Baik, lo sendiri apa kabar?" tanya Kaisar.
"Baik juga, sorry gue baru bisa ajak Key kesini lagi"
"Its, okay. Mira gak ngerepotin lo kan?"
"Mau direpotin juga gak masalah, orang sama istri sendiri" jawabnya seraya berjalan ke arah mobil diikuti Kaisar yang akan membantu membawa sebagian buah tangan untuk mereka.
"Tumben lo minggu libur, biasanya lembur" ungkap Kaisar.
"Sengaja biar bisa nemenin Key kesini, gak enak juga gue sama dia karena sibuk terus"
"Bukan karena gue nelpon waktu itu, kan? Gue cuma nanya kabar Mira aja gak bermaksud nyuruh kalian kesini"
"Bukan, lo tenang aja. Justru gue mau bilang makasih karena lo udah ngingetin" balas Ben.
"Pasti Key sering merajuk sama lo ya"
Ben yang sedang menurunkan barang seketika memaku menatap Kaisar, "Kok lo tau?"
"Tau lah, gue kakaknya. Key emang selalu tantrum kalau dia gak sering di perhatiin" ucap Kaisar mengambil salah satu kantung belanjaan yang besar disana.
"Maafin sikap dia yang masih kekanak-kanakan, maklum dia dimanja banget sama Ayah dan Bunda"
"Iya, lo udah sering bilang gitu. Gue gak sakit hati sama sekali kok, gue juga berusaha buat ngerti sudut pandang dia"
Mereka pun masuk ke dalam dengan membawa semua buah tangan untuk seluruh keluarga, tak ada yang terlewat seorang pun termasuk untuk si kecil Kenzie.
"Ya ampun apa aja itu, Key? Kamu mau pindah kesini?" ujar Zira menggeleng melihat bawaan putrinya yang menggunung disana.
"Ihh kok pindah? Orang itu buat kalian semua, kok" Key mengambil paperbag berwarna biru, membuka isinya yang ternyata sebuah mainan mobil-mobilan.
"Ini buat Kenzie, tante sama om yang beliin"
"Ini mirip mobil yang waktu itu Ken liat di mall" ungkapnya
"Kenzie suka?"
Bocah itu mengangguk cepat sembari memegang erat mainan barunya.
"Ken suka banget! Makasih tante" Kenzie lantas memeluk Keymira sebagai ungkapan terimakasih darinya.
"Om enggak dipeluk juga, nih?" seru Ben membuat Kenzie beralih padanya, Kenzie lantas menghampiri dan memeluk Ben Derrick.
"Makasih, om!"
Kenzie pun berlari menuju sang papa untuk menunjukkan apa yang dia punya.
"Papa liat, Ken punya mainan baru!"
"Wahh keren banget, coba dibuka"
Kenzie membuka bungkus mainan itu dibantu dengan ibunya, bocah berusia 2 tahun itu tampak kegirangan saat mobil tersebut bergerak dengan remote yang diaq pegang.
"Kamu kayak gendutan Ra, lagi isi ya?" Tanya Kiran sang kakak ipar.
"Enggak kok, kak. Kayaknya Mira kebanyakan ngemil deh akhir-akhir ini, emang keliatan banget ya?" ujar Keymira memperhatikan dirinya sendiri.
"Gak sih, tapi emang lebih berisi aja dari pada sebelumnya. Jangan kesinggung lho Ra, lagian masih tetep cantik kok"
"Kakak bisa aja, kak Kiran juga makin cantik padahal udah punya anak satu" ucapnya memuji balik.
Keymira pun membagikan oleh-oleh yang masih tersisa kepada yang lain, berbagai macam barang yang berbeda-beda, padahal kalau dipikir-pikir mereka pun pasti sudah punya, memang dasar Keymira saja yang suka belanja, keperluan orang lain pun dia yang beli.
"Makasih Mira, emang the best deh kalau ngasih sesuatu gak pernah neko-neko" ungkap Kiran saat melihat oleh-oleh untuknya.
"Iya dong, lagian kan pake uang mas Ben" balasnya tak terduga, seketika semuanya tertawa kencang kecuali Kenzie yang belum mengerti apa-apa.
"Sabar ya Ben, kita gak pernah tau kapan beban hidup itu datang"
"Ayahhh!!!"
Salahmu sendiri 'melepas' Ben saat itu. Jangan nyesal dong, too late
Ben sudah punya istri ingat itu