Randy Ajiwinata terpaksa menikahi sahabat istrinya karena permintaan sang istri. Tika Ajiwinata meninggal dunia setelah melahirkan putri mereka. Dia mempercayakan suami dan putrinya kepada sahabatnya sendiri.
Karena permintaan terakhir sang sahabat. Rania Rudolf yang sedang di landa patah hati harena penghianatan sang kekasih. Akhirnya terpaksa menjadi ibu sambung untuk putri sahabatnya sendiri.
Walaupun Randy tidak pernah mengangap kehadirannya. Namun, Rania tetap bertahan dan menyayangi putrinya dengan sangat baik. Rania yang memiliki kesalahan di masa lalu berusaha memperbaiki kesalahannya dengan memenuhi wasiat sang sahabat.
Akankah Rania sangup bertahan dengan sikap dingin Randy kepadanya? Atau dia memilih untuk menyerah dan mencari kebahagiaannya sendiri?
Yuk intip terus kisahnya...
Jangan lupa beri dukungan kalian kepada author ya.
follow akun media sosial Author.
Fb: Elprida wati tarigan.
Ig: elprida.wati.73
tiktok: elprida wati
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elprida Wati Tarigan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 19
Sesampainya di apartemennya Mila mencampakkan tasnya ke sembarang arah. Dia mengepalkan tangannya geram mengingat ucapan Clara tadi. Ingin sekali rasanya dia menghancurkan kehidupan Clara juga dengan tangannya sendiri.
"Sial! aku kira ketiga sahabat itu sangat polos. Tapi ternyata aku salah. Mereka hanya terlihat baik dari luarnya saja," ucap Mila dengan geram.
"Huff!! aku harus mencari ide yang jauh lebih lembut untuk menghancurkan Rania. Aku hampir saja membuat restorannya bangkrut. Tapi sayangnya saja dia tiba-tiba datang ke restoran. Tapi tenang saja, aku masih punya banyak waktu untuk menghancurkan usahanya," ucap Mila tersenyum sinis.
Saat Mila sibuk memikirkan rencana selanjutnya, tiba-tiba dia melihat ponselnya yang berbunyi. Dengan cepat dia merogoh tasnya dan mengambil ponsel yang ada di dalam sana.
"Arin!" gumam Mila mengejutkan keningnya binggung.
Arin dan Mila adalah sahabat sejak kecil. Hanya saja mereka terpisah saat Arin pergi ke luar negeri untuk melanjutkan kuliahnya. Walaupun mereka sempat terpisahkan oleh jarak. Namun, hubungan mereka tetap berkomunikasi sehingga hubungan mereka tetap dekat.
"Halo! ada apa, Rin?" tanya Mila meletakkan benda pipih itu di telinganya.
"Apa kau sedang sibuk?" tanya Arin dengan suara lirihnya.
"Aku baru saja pulang. Kau kenapa? apa kau sedang ada masalah?"
"Apa boleh kita bertemu? aku ingin bicara denganmu,"
"Boleh! tapi aku mandi dulu ya. Kita bertemu di mana?"
"Aku akan ke apartemenmu!"
"Baiklah!" ucap Mila mematikan sambungan telepon.
Mila berlahan berpikir sejenak. Dia mencoba perpikir apa yang sedang terjadi kepada sahabatnya itu. Karena tidak biasa Arin menghubunginya dengan keadaan sedih seperti tadi. Arin adalah wanita ceria, jadi tidak mungkin dia bersedih jika tidak ada masalah yang besar terjadi kepadanya.
"Tumben anak itu bersedih? apa yang telah terjadi kepadanya?" batin Mila mengerutkan keningnya binggung.
"Sudahlah! lebih baik aku mandi saja," ucap Mila bangkit dari duduknya.
...----------------...
Arin melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Air matanya terus mengalir membasahi wajahnya. Ucapan Dirga di pagi tadi memang sangat menyakiti hatinya. Dia tidak menyanka jika Dirga sampai hati mengatakan kata-kata itu kepadanya. Rasanya dia ingin menyerah dan melupakan cintanya kepada Dirga. Namun, cintanya yang sangat besar membuatnya tidak mau berpisah dari Dirga.
Sesampainya di depan apartement Mila, Arin langsung menepikan mobilnya. Dia berlahan melangkahkan kakinya menuju koridor apartement itu. Saat sampai di depan pintu apartement Mila, dia berlahan menarik napasnya kasar lalu memencet bel yang ada di samping pintu.
Tidak menunggu lama, Arin melihat pintu itu berlahan terbuka. Dia melihat Mila langsung menyambutnya dengan senyuman penuh kehangatan.
"Hallo penganti baru! aku kira setelah menikah kau akan melupakan sahabatmu ini," ucap Mila tersenyum kecil.
"Mana mungkin aku melupakanmu! kau itu sahabatku," ucap Arin berusaha menyembunyikan kesedihannya.
"Apa yang terjadi? kenapa si ratu ceria ini bisa bersedih? apa ada yang berani menyakitimu?"
"Lebih baik kita bicara di dalam saja. Aku haus,"
"Baiklah! ayo masuk," ucap Mila menarik tangan Arin untuk masuk ke apartementnya.
Arin langsung menghempaskan tubuhnya di atas sofa sambil menatap seluruh ruangan itu. Sedangkan Mila langsung pergi ke dapur untuk membuatkan minum untuk Arin. Dia sesekali melirik Arin yang nampak murung dan tidak ada keceriaan sama sekali yang terpancar di wajahnya.
"Ini! agar pikiranmu menjadi dingin seperti es tea ini," ucap Arin memberikan es teh kepada Arin.
"Terima kasih, ya! kau memang sahabatku yang paling mengerti aku," ucap Arin tersenyum.
"Ada apa? sepertinya kau sedang ada masalah. Lalu kenapa kau datang malam-malam seperti ini? apa nanti suamimu tidak akan mencarimu?" ucap Mila melirik hari yang sudah larut malam.
"Dia tidak akan mencariku! karena sudah pasti dia tidak akan pulang malam ini. Walaupun aku di rumah atau tidak dia tidak akan tau," ucap Arin membuang napasnya kasar sambil menyandarkan tubuhnya di sofa.
"Maksudmu apa? apa kau tidak bahagia dengan pernikahanmu?"
Mendengar pertanyaan Mila, Arin berlahan tersenyum kecil. Dia meraih es teh yang ada di meja lalu menyeruputnya. Dia menarik napasnya lalu menatap Mila dengan tatapan penuh kesedihan.
"Ternyata pernikahan tidak seindah yang aku bayangkan. Apalagi pernikahanku yang hanya sekedar kerterpaksaan saja. Dia tidak mencintaiku dan tidak pernah mengagap kehadiranku," ucap Arin lirih sambil meneteskan air matanya.
"Jadi cintamu bertepuk sebelah tangan? lalu kenapa dia mau menerima perjodohan kalian?"
"Karena dia di paksa oleh mamanya. Keluarganya ingin kami menikah. Jadi, dia harus mengikuti keinginan keluarganya," ucap Arin.
"Atau lebih jelasnya mamanya memaksa kami menikah karena tidak menyukai kekasih Mas Dirga. Dia tidak ingin Mas Dirga menikahi kekasihnya itu. Karena itu dia ingin menjodohkan kami," jelas Arin kembali.
"Jadi kau tau jika dia sudah memiliki kekasih?"
"Ia! Aku tau. Bahkan aku tau jika dia sangat mencintai kekasihnya itu,"
"Lalu kenapa kau tetap menerima perjodohan kalian?"
"Karena aku mencintainya! aku tidak mau dia jatuh ke tangan wanita lain. Aku akan tetap berusaha untuk mempertahankan rumah tangga kami,"
"Kau benar! Kita harus memperjuangkan cinta kita. Jangan pernah mundur," ucap Mila tersenyum sinis.
"Apa kau masih mengejar Randy?"
"Tentu saja! aku akan terus mengejarnya sampai aku mendapatkannya,"
"Tapi dia sudah memiliki istri, Mil!"
"Aku tidak perduli! yang aku perdulikan hanyalah satu, yaitu aku harus mendapatkannya dengan cara apapun," ucap Mila tersenyum penuh kelicikan.
"Kau memang gila!"
"Aku gila karena cinta. Sama sepertimu," ucap Mila tersenyum lalu mengambil teh yang ada di depannya.
Mendengar ucapan sahabatnya itu Arin hanya menyelenggarakan kecil. Dia kembali meminum es teh sambil menatap Mil. Mereka berbincang-bincang kecil sambil memikirkan cara agar mereka mendapatkan cinta mereka.
Bersambung.....
rania jadi randy.. 😂😂