NovelToon NovelToon
Luka Dan Cinta

Luka Dan Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Selina Navy

Di tengah gelapnya kota, Adira dan Ricardo dipertemukan oleh takdir yang pahit.

Ricardo, pria dengan masa lalu penuh luka dan mata biru sedingin es, tak pernah percaya lagi pada cinta setelah ditinggalkan oleh orang-orang yang seharusnya menyayanginya.

Sementara Adira, seorang wanita yang kehilangan harapan, berusaha mencari arti baru dalam hidupnya.

Mereka berdua berjuang melewati masa lalu yang penuh derita, namun di setiap persimpangan yang mereka temui, ada api gairah yang tak bisa diabaikan.

Bisakah cinta menyembuhkan luka-luka terdalam mereka? Atau justru membawa mereka lebih jauh ke dalam kegelapan?

Ketika jalan hidup penuh luka bertemu dengan gairah yang tak terhindarkan, hanya waktu yang bisa menjawab.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Selina Navy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mau Es Krim?

Ricardo menyadari ada yang tak beres pada Adira yang sejak tadi duduk di sofa di dekat jendela. Ricardo tiba-tiba mendengar suara napas Adira yang cepat dan kencang.

Instingnya langsung merespons. Ia bergegas mendekati Adira, mengenali tanda-tanda serangan panik yang tak asing baginya.

Saat Ricardo kecil belasan tahun lalu, ia pun pernah mengalami hal serupa, terjebak dalam ketakutan yang tak terduga.

Dengan hati-hati, Ricardo menempatkan dirinya di samping Adira, berusaha untuk tidak membuatnya terkejut.

Ia tahu bahwa kata-kata bisa terasa hampa saat seseorang terjebak dalam kecemasan.

Ricardo menatap Adira, mencari cara untuk menenangkan.

“Adira, lihat ke sini. Tarik napas dalam-dalam,” suaranya lembut dan tegas.

Ia ingin Adira fokus padanya, bukan pada ketakutan yang meresap.

“Tak apa.. aku disini.. tak apa.. coba ikuti aku.”

Ricardo mulai melakukan teknik pernapasan, mengatur napasnya dengan tenang, berharap Adira bisa merasakan ketenangan darinya.

Ricardo tahu, dalam momen-momen seperti ini, dukungan dan kehadiran seseorang bisa jadi sangat berarti. Ia ingin Adira merasa aman, meskipun saat ini dunianya sedang runtuh.

Telapak tangan Ricardo yang besar masih memeluk pipi Adira, lembut dan penuh ketulusan.

Perlahan, Adira merasakan kehangatan dari sentuhan itu, membawa sedikit ketenangan di tengah kepanikan yang melanda.

Awalnya, matanya masih berkaca-kaca, bingung antara ketakutan dan kehadiran sosok di depannya.

Namun, saat ia mulai mengikuti irama napas Ricardo, kelegaan perlahan mengalir dalam dirinya. Ia mencoba menyesuaikan napasnya dengan napas Ricardo—menghitung dalam hati, menghirup, menahan, dan menghembuskan.

Ketika ia merasakan kehadiran Ricardo yang tenang, ada rasa aman yang mulai tumbuh.

Mata Adira bertemu dengan mata Ricardo yang penuh pengertian. Dia merasa seperti ada seseorang yang benar-benar memperhatikannya, dan itu membawa sedikit rasa nyaman.

Sebuah rasa percaya diri yang kecil mulai menyusup, menggantikan ketakutan yang menggerogoti.

Dalam beberapa detik, detak jantungnya mulai stabil. Meskipun bayang-bayang masa lalu masih menghantuinya, kehadiran Ricardo membuatnya merasa tidak sendirian.

Perlahan, senyum kecil mulai terbentuk di wajahnya, menyadari bahwa di tengah kegelapan, ada cahaya yang bersinar.

Ricardo pun tampak lega melihat Adira yang mulai tenang, matanya tak bisa lepas dari wajah sendu Adira.

Dalam keheningan itu, dia merasa terdorong untuk mengetahui lebih banyak tentang wanita di depannya. Segala hal, termasuk penyebab serangan paniknya.

Namun, alih-alih bertanya, Ricardo hanya membiarkan dirinya terhanyut dalam pandangan, menikmati setiap detail wajah Adira.

Tiba-tiba, Ricardo mengajukan pertanyaan yang sederhana namun penuh kehangatan,

"Mau es krim?"

Adira terkejut, dan tawa manisnya meledak seperti sinar matahari yang menerangi ruangan.

Suara tawanya yang ceria, meskipun masih ada nada lelah, membuat Ricardo merasakan kebahagiaan yang tidak bisa dijelaskan.

Tawa Adira begitu menawan, seolah menghapus semua kesedihan dan kegelapan di sekitarnya.

Dalam sekejap, Ricardo merasa hatinya bergetar, dan hasratnya untuk memiliki Adira seutuhnya semakin kuat.

Tawa itu membawa kehangatan, dan Ricardo tak bisa menahan senyum di wajahnya, terpesona oleh keindahan dan ketulusan yang terpancar dari Adira.

Momen itu seakan menjadi sebuah pengingat bahwa di balik semua kepedihan, masih ada ruang untuk kebahagiaan.

Adira menjawab dengan senyuman yang manis, menggelengkan kepala,

"Tidak… aku tak suka es krim."

Ricardo yang masih terpesona oleh tawa Adira merasa tidak percaya. Bagaimana bisa ada wanita yang menolak es krim? Dalam benaknya, es krim adalah simbol kebahagiaan, camilan yang disukai banyak orang terutama wanita.

Dia memandang Adira dengan tatapan heran, berpikir tentang betapa langkanya menemukan seseorang yang memiliki selera berbeda.

"Bukan kah semua wanita suka es krim?" gumamnya dalam hati. Namun, di balik rasa penasaran itu, Ricardo juga merasakan kekaguman.

Keunikan Adira, yang menolak sesuatu yang dianggap umum, justru membuatnya semakin menarik.

Ricardo tersenyum kecil, mencoba mengerti alasan di balik penolakan itu. Mungkin Adira memiliki preferensi lain, dan itulah yang membuatnya semakin ingin tahu tentang wanita yang kini menjadi pusat perhatian dalam hidupnya.

Ricardo menatap Adira dengan hangat, lalu dengan suara tenang bertanya,

"Jadi, apa yang kau suka, Adira?"

Adira tersenyum lebar, matanya bersinar sedikit nakal, dan menjawab dengan tawa ringan,

"Gorengan."

Tawa Adira yang lepas memenuhi ruangan, melihat ekspresi bingung Ricardo yang jelas-jelas tidak mengerti.

"Bahasa apa itu?" pikir Ricardo dalam hati.

"Gorengan?" ucapnya perlahan, mencoba mengucapkan kata itu dengan lidahnya yang terbiasa berbahasa Inggris dan Spanyol.

"Bahasa apa itu 'gorengan'?" tanya Ricardo, masih bingung tapi tak bisa menahan senyum tipis di wajahnya.

Melihat Ricardo yang tampak kebingungan, Adira tertawa lebih keras, tak bisa menahan geli karena ternyata kata sederhana yang begitu akrab baginya terasa asing di telinga Ricardo.

Ricardo tetap diam, menikmati tawa Adira yang begitu lepas, meskipun dirinya masih kebingungan.

Dia belum tahu bahwa Adira berasal dari Indonesia, tetapi momen itu membuatnya semakin ingin tahu lebih banyak tentangnya.

Dia menatap wajah Adira yang masih tersenyum, merasa bahwa tawa ini adalah sesuatu yang sangat langka, sesuatu yang kini dia ingin jaga dan miliki selamanya.

Adira yang mulai tenang setelah tertawa, menarik napas dalam-dalam, memperhatikan Ricardo yang masih berlutut di hadapannya sejak tadi. Perlahan, ia berkata dengan suara lembut,

“Aku lapar…”

Ricardo tersentak sejenak, menyadari bahwa mereka sudah melewatkan waktu makan siang.

Dia menoleh ke arah jam dinding dan merasakan amarah mulai berkumpul di dadanya, menyalahkan para pelayan yang tidak berani masuk tanpa perintah.

Tanpa berpikir panjang, Ricardo hendak berdiri, niatnya jelas: ia ingin keluar dan mengamuk pada para pelayan yang tidak melaksanakan tugas mereka dengan benar.

Namun, gerakannya tertahan saat merasakan sentuhan lembut di lengan kirinya. Adira, yang duduk di depannya, dengan cepat menarik halus lengan Ricardo yang keras dan berotot, seolah berusaha menenangkan amarah yang siap meledak.

Sentuhan itu menghentikan langkahnya.

“Jangan…” suara Adira lembut, namun tegas.

Dia menatap Ricardo dengan tatapan yang mengatakan bahwa semuanya baik-baik saja, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Mata mereka bertemu lagi, dan dalam sekejap, kemarahan Ricardo perlahan mereda.

Ricardo menunduk sejenak, merasakan detak jantungnya melambat kembali.

"Baiklah,"

katanya dengan nada yang lebih tenang.

"Aku akan memanggil mereka untuk menyiapkan sesuatu,"

ujarnya, kali ini tanpa emosi meledak-ledak.

“Hmmm, aku boleh minta spaghetti carbonara tidak?”

tanya Adira pada Ricardo dengan nada manis.

Ricardo terdiam sejenak, memandangi sisi Adira yang ceria dan penuh harapan. Adira mulai merasa bingung, menantikan jawaban sambil menggembungkan kedua pipinya, tampak imut.

Melihat itu, Ricardo tidak bisa menahan senyumnya. Ujung matanya menyipit, menggambarkan kebahagiaan yang mengalir dalam dirinya. Adira yang bingung, kini menganga heran, alisnya mengkerut.

“Coba lagi,” kata Ricardo, dengan nada ceria.

“Apa?” jawab Adira, masih dalam kebingungan.

Ricardo sambil menunjuk pipi kanannya berkata,

“Gembungkan sekali lagi.”

Tanpa niat untuk menuruti, Adira kembali menggembungkan pipinya, meski refleksnya merasa kesal digoda.

“Laper tauuuuk!” serunya.

Ricardo yang masih tertawa lembut, berdiri sambil mengangguk.

“Oke, khusus untukmu, aku akan memasak sendiri spaghetti carbonara,”

ujarnya, lalu pergi meninggalkan Adira sendirian di ruangan itu.

Adira menatapnya pergi dengan tanda tanya besar di kepala.

“Emang dia bisa masak?” pikirnya, masih terpesona oleh interaksi lucu mereka.

1
gak tau si
ada g ya yg kek ricardo d luar sana/Doge/
Zia Shavina: adaa ,pacarr kuuu /Tongue//Casual/
total 1 replies
Zia Shavina
dari alur cerita nya kita dibawa kenal ke pribadi masih2 tokoh utama dlu,so far romantisnya blm ada sii ,tapi blm tau keknya ricardo tipe yg bucin bget gak sii /Scream//Scream/
Zia Shavina
ricardooooooo
Zia Shavina
semangaatttt thhorrrr
Selina Navy: terimakasii🙏
total 1 replies
gak tau si
so sweet... 😍
gak tau si
sad bnget... /Sob//Sob/
gak tau si
kurang i thor sendiri nya
gak tau si
Penasaran jumpa dimana, tapi kok jd sad/Scowl/
gak tau si
romantis nya tipis-tipis/Smile/
gemezz/Angry/
Zia Shavina
lanjuttttt thorrrrr
Zia Shavina
tolongh thorr selamatkan adira/Sob//Sob/
Selina Navy: wahh.. terimakasih banyak Zia atas dukungannya..
tetap setia baca Luka dan Cinta ya..
Semoga suka..
total 1 replies
Zia Shavina
kasiann adiraa hidup seperti itu
Zia Shavina
lanjuttt terus thorr
Zia Shavina
hayo ricardo jangan di tinggil adira nyaaa
Zia Shavina
lanjutkan thorr..
gak tau si
semangat author..
update teruss..
gak tau si
suka sama adegan yang punya romantis tipis2 gini..
gak tau si
semangat author..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!