Bintang panggung dan penulis misterius bertemu dalam pertemuan tak terduga.
Rory Ace Jordan, penyanyi terkenal sekaligus sosok Leader dalam sebuah grup musik, terpikat pada pesona Nayrela Louise, penulis berbakat yang identitasnya tersembunyi.
Namun, cinta mereka yang tumbuh subur terancam ketika kebenaran tentang Nayrela terungkap.
Ikuti kisah mereka....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FT.Zira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
1.Prolog
"Nominasi untuk buku terbaik tahun ini akan jatuh kepada_,,,,,,,"
"....."
"...."
Suasana riuh pada konser musik secara perlahan berubah hening. Sebagian besar dari mereka yang menjadi penonton justru menatap layar ponsel masing-masing, menajamkan pendengaran mereka pada acara nominasi yang tengah berlangsung.
Hal serupa terjadi di belakang panggung dimana salah satu dari penyanyi yang akan tampil malam itu menggumamkan satu kata yang tidak dimengerti oleh kelima teman yang berada disekitarnya.
"NYLOES,,,,"
"Thomas, sebentar lagi kau akan keluar, letakkan dulu ponselmu!" tegur salah satu teman yang berada di dekatnya sekaligus sosok pria yang menjadi manager grup musik yang akan tampil.
"Sstt,,, diam dulu sebentar!" jawab Thomas sembari mengangkat satu tangan tanpa melepaskan pandangan dari layar ponsel.
"Apa sebenarnya yang sedang kau lihat?" satu teman lain bertanya penasaran.
"Acara nominasi buku terbaik tahun ini," jawab Thomas tanpa menoleh.
"Dasar kutu buku!" celetuk satu teman yang berbeda.
"Jika kau membaca satu saja buku karyanya, aku bisa menjamin kau akan menyukainya," jawab Thomas.
"Penulis ini bahkan sudah memenangkan nominasi buku selama enam tahun berturut-turut,"
"Selama itu juga buku-bukunya selalu menjadi terbaik dan selalu habis terjual di mana saja. Aku sendiri beberapa kali gagal mendapatkan bukunya karena kehabisan," Thomas menambahkan.
"Nama NYLOES terdengar sedikit aneh bagiku. Apakah dia seorang pria atau wanita? Bukan tidak mungkin dia juga orang aneh,"
"Jangan menghina idolaku!" tukas Thomas.
Wajahnya terangkat dengan sorot tidak terima.
"Dia pria atau wanita tidak ada yang tahu karena dia menyembunyikan identitasnya,"
"Tapi dia menyembunyikan identitasnya, bukankah itu hanya menunjukkan bahwa dia aneh?"
"Behenti menghina idolaku!" sungut Thomas.
"Penggemar yang dia miliki bahkan lebih banyak dari kalian berdua," imbuhnya dengan sorot tidak senang pada si kembar.
"Sekarang diamlah!" imbuhnya kembali menunduk menatap layar ponsel.
"Nominasi buku terbaik tahun ini jatuh kepada,,,,, NYLOES,,,,"
"Wooooo,,,,,,,,,Yessss,,,,,,,!!!"
Thomas berseru senang, mengangkat kepalan satu tangannya ke atas dengan senyum puas di wajah. Dalam benaknya ia segera memikirkan hadiah apa yang akan ia kirimkan termasuk surat untuk memberikan ucapan selamat.
Hal serupa juga dilakukan oleh para penonton yang berada di depan panggung, berseru senang saat penulis idola mereka mendapatkan nominasi terbaik di tambah dengan idola penyanyi mereka akan segera tampil di depan mereka.
"Lihat mereka!"
"Mereka datang untuk menonton pertunjukan kita, tapi bersorak senang setelah mendengar nominasi buku terbaik," gerutu serempak dari dua pria kembar di samping Thomas.
"ACE,,,,,,,!!!!"
Suara teriakan para penonton menggema memenuhi udara, menyebutkan satu nama yang memiliki penggemar terbanyak, sekaligus sosok yang menjadi leader dari tim Boy band yang akan tampil. Mengabaikan acara nominasi yang baru saja mereka tonton seolah mereka tahu apa yang akan terjadi setelahnya.
Hal yang tidak pernah mereka ketahui adalah acara nominasi yang tengah berlangsung di sebuah ballroom hotel juga dihadiri oleh seseorang yang menjadi pemenang dari nominasi tersebut.
Wanita yang tidak diketahui bahwa dialah Nyloes justru duduk menyendiri tanpa ada satupun yang bersedia mendekat.
Satu tangan wanita itu sesekali menekan diantara kedua matanya, terus bergerak tidak nyaman dalam duduknya terutama dengan suasana pesta yang bisa membuat identitasnya terbongkar.
Di tengah kegelisan yang sedang ia rasakan, keberuntungan seolah tengah berpihak padanya ketika seseorang yang sangat ia kenal melangkah mendekat.
"Nay, apakah kamu baik-baik saja?" dia bertanya.
Wanita itu menoleh, memberikan senyuman lesu pada wanita yang memanggil namanya sekaligus orang yang menjadi asisten pribadinya.
"Apakah kamu membawa kacamataku, Rose?" Nayla balas bertanya tanpa menjawab pertanyaan yang diajukan.
Wanita yang di sebut Rose itu menghela napas pelan, sangat memahami karakter dari Nayla yang menjadi sahabatnya sekaligus penulis yang ia dampingi. Satu tangan wanita merogoh tas miliknya, mengeluarkan sebuah kacamata, lalu menyodorkan kacamata itu pada Nayla yang segera memakainya.
"Pulanglah,,,!" ujar Rose.
"Biarkan aku yang mengurus sisanya. Kamu terlihat pucat,," imbuhnya memberi saran.
Nayla mengangguk, namun tangannya justru terangkat ke arah Rose yang membuat wanita itu memberikan kerutan tajam di keningnya.
"Buku," Nayla berkata singkat.
Rose menepuk dahinya, lalu menghembuskan napas kasar lantaran sedikit kesal dengan tingkah sahabatnya.
"Apa kau akan mengemudi dengan membaca buku?" tanya Rose kesal.
"Itu sama saja kau membeli satu tiket menuju kematian," imbuhnya.
"Hei,,, Aku tidak mengemudi, kaulah yang menjemputku ke tempat mengerikan ini, ingat?" sahut Nayla tanpa beban.
"Lagi pula, aku lebih memilih pulang dengan berjalan kaki, aku terlalu malas menggunakan jasa taksi yang pasti akan mengambil jalan memutar. Apartemenku tidak sejauh itu dari hotel ini," lanjutnya.
"Baiklah,,, Baiklah,,," Rose berkata sembari mengangkat kedua tangan tanda menyerah dan mengeluarkan buku dari dalam tasnya.
"Terima kasih, Rose," Nayla tersenyum dengan tangan bersiap untuk mengambil alih buku dari tangan sahabatnya.
"Tapi, tetap pakai kacamatamu! Ingatlah apa pesan dokter padamu!" ucap Rose sebelum melepaskan buku dari tangannya yang di jawab dengan memberikan anggukan serta mengedipkan mata.
"Tentu saja" jawab Nayla.
Nayla beranjak dari duduknya, meninggalkan Rose ke arah pintu keluar ballroom di mana acara masih berlangsung. Sementara Rose hanya menghela napas panjang sembari mengelengkan kepala, lalu berbalik setelah Nayla menghilang dari pandangannya.
"Kabur lagi?" seorang pria berjas putih bertanya segera setelah Rose berdiri di sampingnya
"Untuk kali ini dia terlihat benar-benar sakit, bahkan wajahnya seperti mayat hidup saja," jawab Rose terkekeh pelan.
"Setidaknya dia menyempatkan datang kali ini," ujarnya dengan suara datar.
"Anda benar, Mr." sambut Rose tersenyum membuat pria itu turut tersenyum.
"Ahh,,, Aku hampir melupakan sesuatu," ujarnya tiba-tiba.
"Besok pagi, minta Nayla untuk datang ke kantor! Ada yang harus dia tandatangani terkait bukunya yang baru saja diterbitkan," pintanya.
"Baik, jika Mr. Darwin yang meminta, saya yakin dia tidak akan memiliki banyak alasan untuk menolak," sambut Rose tersenyum.
Pria yang disebut dengan nama Darwin tersenyum simpul, kemudian berkata pelan,
"Yaahh,,, Dia memang masih sangatlah muda. Tapi, bakatnya memang luar biasa. Dia bahkan kebali memenangkan penghargaan malam ini. Sisi terbaik dari dirinya adalah, dia tak bersikap melebihi batas terhadap orang yang lebih tua darinya. Bahkan terhadapmu," ungkapnya tulus.
Rose mengangguk setuju dan tersenyum, kembali memusatkan perhatian mereka pada acara yang masih berlangsung
Pembawa acara kini masih berdiri di atas panggung setelah mengumumkan nama-nama pemenang penghargaan, meminta para pemenang untuk naik panggung dan memberikan sambutan termasuk Nyloes yang menempati tempat terbaik.
"Kepada NYLOES agar bersedia naik ke atas panggung!" pinta pembawa acara.
Semua orang menunggu, dan segera meberikan sorot kecewa kala melihat Rose berjalan perlahan naik ke atas panggung, wanita yang telah mereka kenal sebagai asisten Nyloes.
Rose tersenyum ramah, mengulurkan tangan meminta microphone dari tangan si pembawa acara yang segera memberikannya.
"Pertama-tama saya meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada para hadirin sekalian karena Nyloes kembali tidak bisa menerima penghargaan ini secara langsung,"
"Saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para hadirin sekaligus kepada semua yang telah memberikan dukungan kalian pada Nyloes, apa yang telah berhasil didapatkan malam ini tak luput dari dukungan yang telah kalian berikan,"
Rose membungkukkan sedikit badannya, mempertahankan senyum di bibir ketika serbuan pertanyan dari para wartawan tertuju padanya hingga ia memilih meninggalkan hotel dengan satu tujuan pasti dalam benaknya. Apartemen Nayla.
...%%%%%%%%%%%%...
. . . .
. . . .
To be continued...
.
.
.
## Pengenalan tokoh...##
- Rory Ace Jordan.
Panggilan keseharian Rory, namun memiliki panggilan rumah Jo. Panggilan artis Ace
Leader dari grup musik sekaligus pemilik vokal terbaik, namun minus dalam tarian/ dance.
- Kevin Marc Jordan.
Kakak Rory.
- Thomas.
Satu-satunya personil yang sudah menikah, namun tidak tinggal bersama istrinya karena pekerjaan sebagai penyanyi.
- Si kembar Ethan dan Nathan
-Martin
Manager grup musik mereka.
- Shadow
Nama grup musik yang memiliki nama asli Fimm Shadow, namun dikenal dengan grup Shadow atau FM.
# Tokoh Wanita
- Nayrela Louise
Akrab di panggil Nayla, hidup sebatang kara, seorang penulis buku yang menyembunyikan identitasnya dengan nama samaran NYLOES.
- Rose.
Asisten sekaligus editor, namun akan digantikan oleh Adrian karena keadaan yang membuat Rose harus pindah.
kalimatnya ini astagaa😖😖