Anhe gadis yang telah di besarkan dalam lingkaran kegelapan. Hanya mengerti akan pembunuhan, membantai tanpa henti, tugas mematikan yang siap datang setiap waktu. Tanpa di duga gadis itu terbunuh saat menghadapi musuh besarnya. Dia bangkit kembali menjadi seorang gadis muda yang masih berusia lima belas tahun. Gadis dengan tubuh lemah, sakit-sakitan dan terbuang.
Anhe terlahir kembali sebagai putri kelima orang yang hampir dia bunuh. Di menit terakhir Tuan besarnya meminta untuk mundur dan pembunuhan di hentikan. Sehingga keluarga itu selamat dari pembantaian. Dan kini dia harus menjadi salah satu dari Putri perdana menteri pertahanan itu sendiri. Terjerat dalam skema keluarga besarnya bahkan keluarga kerajaan yang saling bertentangan.
Gadis pembunuh itu kini harus siap menghadapi perubahan besar dalam hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penyusup
"Kamu terluka?" suara Li Anhe sangat tenang bahkan tidak ada ketakutan yang dengar dari nada bicaranya. Hal ini tentu membuat orang di belakangnya lebih mewaspadai gadis muda yang telah ia ancam. "Aku bisa membantu mu."
Belati semakin di tekan bahkan menyebabkan goresan tipis pada kulit halus juga lembut gadis muda itu. "Ada racun di dalam luka mu. Sebelum kamu berhasil membunuh ku. Kamu pasti mati terlebih dulu."
Tangan laki-laki di belakang mulai merenggang. Belati terjauh begitu saja dengan tubuh yang hampir tidak bisa bangkit lagi dari lantai. Li Anhe membalikkan tubuhnya menatap kearah laki-laki yang baru saja menyandranya.
"Nona muda, pelayan dapur memberikan dua asinan untuk penambah rasa bubur hangat ini."
Pelayan wanita datang tanpa di duga. Membuka pintu menatap laki-laki dengan tubuh berlumuran darah. Tangannya bergetar cukup kuat, dia bahkan hampir menjatuhkan nampan berisi makanan di tangannya.
"Iisssttt... Tutup pintunya. Kunci dari dalam," Li Anhe bangkit mengambil obat di dalam tas miliknya. Pelayan mudanya itu cukup sigap dan cekatan dalam menyiapkan keperluan Nona mudanya. Obat-obatan bahkan tidak pernah ketinggalan. "Jaga pintu. Jika ada orang mendekat beritahu aku."
"Baik," pelayan wanita hanya diam di pintu tidak berani bergerak lagi.
Li Anhe mendekat dengan cepat meraih baju laki-laki di depannya.
"Nona muda. Ini tidak pantas. Anda masih belum menikah tidak seharusnya membuka baju laki-laki lain. Nama baik anda di pertaruhkan," Pelayan wanita mencoba membujuk Li Anhe. "Nona muda tolong pikirkan kembali."
Li Anhe hanya tersenyum tipis di wajahnya. "Bi er, jika kamu tidak menyebarkan hal ini. Nama baik ku akan baik-baik saja," dia menarik lapisan pertama baju laki-laki itu. Tapi tangan laki-laki itu menghentikan gerakan tangan Li Anhe. "Kamu bersembunyi dari orang lain bukankah untuk hidup. Jika pengobatan tidak segera di lakukan kamu pasti mati," gadis muda itu menatap tenang. Cengkeraman tangan di pergelangan tangan Li Anhe melonggar. Gadis muda itu tidak lagi menunggu, dia dengan cepat membersihkan luka tusukan pedang di bagian jantung. Untung saja tusukan pedang meleset beberapa centi dari jantung. Jika tidak nyawa laki-laki di depannya tidak mungkin bisa di pertahankan lagi. "Tahan," dia mengorek luka yang telah terkena racun. Laki-laki itu menahan teriakannya. Setelah racun berhasil di keluarkan Li Anhe menuangkan dua obat berbeda. Obat pereda pendarahan dan obat untuk rasa nyeri. Setelah luka selesai di obati lalu di balut. Li Anhe membantu laki-laki itu untuk berbaring di tempat tidurnya. Tempat tidur itu cukup nyaman, lembut juga hangat.
"Nona ada beberapa orang datang," ujar pelayan wanita yang mulai ketakutan.
Li Anhe mendekat kearah Bi er pelayannya. Dia mengelap keringat yang sudah membasahi wajah Bi er. "Jangan takut. Kita hanya menyelamatkan satu nyawa. Tidak melukai siapa pun."
"Nona aku hanya takut jika dia bukan orang baik," Bi er masih saja ketakutan.
Li Anhe tersenyum lembut kepada pelayannya. Dia pernah menjadi pembunuh paling di takuti semua orang. Namanya bahkan cukup terkenal di kalangan pembunuh lainnya. "Sekalipun dia bukan orang baik. Kita tetap harus menolongnya. Anggap saja ini sebagai sebuah penebusan yang harus aku lakukan. Bi er jika kamu masih takut. Nama baik Nona muda mu ini tidak akan bisa tertolong lagi."
Bi er menekan semua rasa takutnya. "Nona muda tenang saja. Aku tidak akan pernah membiarkan hal itu terjadi."
Li Anhe berjalan menuju kearah tempat tidur. Dia melepaskan pakaian luarnya lalu berbaring di tempat tidur setelah kelambu di tutup. "Jangan bergerak. Aku tidak yakin bisa menyelamatkan mu hari ini jika kamu tidak bersembunyi dengan baik."
Laki-laki itu hanya diam memandang gadis muda di depannya. Wajahnya masih tertutup topeng sebagian sehingga tidak mungkin gadis muda di depannya akan tahu identitasnya.
"Pemeriksaan," pintu di ketuk beberapa kali.
Bi er membuka pintunya. "Tuan. Nona muda ku sedang beristirahat. Dia baru saja meminum obat tidur. Harap Tuan mengerti."
"Ada buronan yang tengah menyusup. Kami harus memeriksa satu-persatu ruangan kamar," ketua dari Biro pemerintah terlihat tegas.
"Tuan. Maaf saya tidak bisa memberikan izin. Nona muda masih berusia lima belas tahun. Belum menikah ataupun bertunangan. Jika kamar pribadinya sampai di geledah bagaimana dia akan mendapatkan keluarga yang baik nantinya," Bi er masih menghadang di depan pintu.
Li Anhe duduk perlahan. "Bi er ada apa?"
"Nona muda. Ketua dari Biro pemerintah datang melakukan penggeledahan mencari penyusup," Bi er. berkata dengan tenang. Namun tangannya berkeringat cukup banyak.
"Tuan. Sekali saja anda bersama dengan semua bawahan anda masuk ke dalam kamar ku. Reputasi juga nama baik ku tidak akan bisa di pulihkan kembali. Tidak akan ada orang yang berani menikahi ku lagi," Li Anhe bersuara tenang dari balik kelambu.
"Pengeledahan harus di lakukan. Geledah."
"Tunggu," Nyonya tua berteriak cukup kuat dari arah lain. Dia berjalan menghadang di depan semua orang yang hampir saja merobohkan pintu kamar penginapan yang Li Anhe tempati. "Tuan. Kalian bahkan berani mengeledah kamar cucu ku," pelakat resmi yang di berikan Kaisar di keluarkan Nyonya tua. "Kaisar telah memberikan aku pelakat ini sebagai bangsawan Kekaisaran yang harus mendapatkan tempat utama. Setiap generasi keluarga ku telah mengabdi kepada Kaisar. Adik ku Permaisuri Agung Chao yang masih berdiri kokoh hingga saat ini. Kalian dengan lancang ingin menghancurkan nama baik cucu ku," menatap tajam.
Semua orang berlutut di depan pelakat yang di pegang Nyonya tua Chao.
Ketua biro pemerintahan terlihat ketakutan. Dia tidak menyangka akan menyinggung adik dari Permaisuri Agung Chao. Yaitu Nyonya tua Chao ibu dari Perdana menteri Li. "Nyonya maaf atas kelancangan saya. Kami hanya ingin segera menangkap penyusup yang dapat membahayakan orang lain."
"Kalian bisa mencarinya di tempat lain. Semua barisan di penginapan ini adalah kamar pribadi cucu-cucu ku. Sekalipun Mahkamah Agung datang aku juga tidak akan mempertaruhkan nama baik dari semua cucu ku," Nyonya tua Chao berkata sangat tegas tanpa bisa di bantah.
"Baik. Maaf telah menganggu waktu anda," Ketua biro pemerintahan langsung pergi bersama semua bawahannya.
Nyonya tua Chao akhirnya bisa bernafas lega. "Yi er, kamu pasti terkejut. Jangan takut, ada nenek di sini. Nenek tidak akan membiarkan orang lain membuat keributan. Sudah malam beristirahat lebih awal."
"Baik."
Setelah mendengar suara cucunya Nyonya tua Chao pergi di bantu pelayan setianya.
Bi er masuk kembali ke dalam kamar. Dia mengambil baju luar Nona mudanya yang ada di lantai. "Nona muda semua sudah pergi."
Laki-laki di atas tempat tidur sudah tidak ada tanda pergerakan lagi. Obat telah bekerja dengan baik sehingga laki-laki itu tertidur pulas.
"Kita tidur di lantai saja," Li Anhe bangkit dari tempat tidurnya.
"Aku akan menyiapkannya," Bi er mengambil alas tempat tidur dari lemari.
Mereka berdua pada akhirnya harus beristirahat di lantai bersama.
semangat dan sehat selalu
semangat terus dan bisa menciptakan banyak karya terbaik kedepan nya
lanjut