Aku takkan pernah mengantarmu
pamit pada bait-bait puisi terakhirku ~
Hanya saja bila di batas kejenuhan
ini datang kembali,....
Tolong carikan aku secarik lirik
yang bisa membuatku bertahan
dengan keresahanmu ....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miphz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#12 hanyut dalam suasana
Masa-masa tersulit seringkali mengarahkan kita menuju pada momen terbaik dalam hidup ini.
Jangan pernah kehilangan kesabaran. Pertahankan keyakinan. Semuanya tidak akan pernah sia-sia..
Kini semua keluarga Vino berkumpul dimeja makan,masih dengan rasa yang hanyut dari masing masing hati mereka.
Hanya Aldi yang dibuat bingung dengan kediaman mereka semua,.
"Tumben sepi,.bahkan suara sendok kalian ngambil lauk pun gak terdengar lagi" Tutur Aldi mecoba mencairkan suasana,Namun Aldi pun juga tidak tau apa yang terjadi.
"Diaaaam,..makan saja gak usah banyak ngomong" bentak Vino dibarengi Aldi yang langsung diam dan lanjut makan,.
"sudah sudah ayo makan dulu,saya sudah tidak sabar menikmati ikan bakarnya adikku ini" Sahut Pak Samsul yang melirik Bu Anis dengan senyum.
Hal ini membuat Pak Hadi,Bu Anis dan tentunya Vino sangat kaget.
Namun mereka menahan rasa penasarannya itu,dan segera makan.
"Yang terbina biarlah seperti seutas tasbih.
Ada awal, tapi tiada akhir.
Diantara keluarga yang ku punya sekarang ini hanyalah kalian,.ku harap kalian bisa lebih bijak memperlakukan aku" Tiba tiba keluar kata dari mulut Pak Samsul.
"Namun ada satu hal lagi yang ku minta dari kalian,dan ini sangat saya harapkan untuk kalian memegang janji ini" katanya lagi menegaskan.
Belum sampai mereka menjawab Pak Samsul harap mereka sudah memahami dan mengerti.
"Jangan beri tahu soal ini kepada Dafa,jika dia tahu,keluarga ini akan dibuat hancur,saya tau betul semenjak Dafa semakin dewasa dia sangat sangat menyayangkan kepergian Ibunya,hingga dia seperti sakit hati yang sangat dalam.Kalian paham,??" Tutur Pak Samsul sambil menatap mereka satu persatu..
Mereka hanya mengangguk tanpa mengeluarkan kata,sedangkan Zahra yang berusaha ingin tau kakinya menendang nendang kaki Vino,.Vino yang membalikkan badan sambil berbisik
"Kamu gak perlu tau,yang kamu tau hanya belajar yang rajin,kakak sudah membiaya kamu dengan susah payah,tunjukan semua kepintaranmu kepada kakakmu yang ganteng ini" kata kata Vino yang sangat membuat Zahra ingin melayangkan tanganya itu,namun masih dia tahan hanya dengan menekannya saja dibagian paha Vino,.
Sedangkan Aldi yang cuek setelah perkataan Om Samsul selesai dia melanjutkan lagi dengan memakan buah dan beranjak menuju teras rumah,.
Ibu Anis yang sangat lega mencoba mencairkan suasana dengan berdehem..
Mereka yang kembali kesadarannya setelah beberapa menit berdiam dan kaku akhirnya Pak Hadi memulai membuka jawaban
"Saya tau kejadian itu tetap masih ada diingatanmu,dan kamu berusaha untuk memaafkan kami,.sungguh hatimu begitu mulia,.dan kami sebenarnya sangat malu atas insiden yang sebenarnya terjadi ini,.Terima Kasih banyak" tutur Pak Hadi yang menatap intens Pak Samsul,.
Sedang Pak Samsul yang paham dengan apa yang dikatakan Pak Hadi hanya tersenyum dan menganggukan kepala,.
Bu Anis yang sebenarnya tersangka dalam insiden ini hanya bisa menahan rasa malunya,namun bukan Rasa salahnya,.karna Bu Anis tipe orang yang suka mencari kesempatan dalam kesempitan.
Kali ini Vino yang masih terdiam tak mengeluarkan kata apapun.
"Vino,...!!!!" panggil Om Samsul
"eeeh....iy....iyaaa Om" jawab Vino terbata bata
"Maaf kemarin saya membuat Rani tidak nyaman." sambung Om Samsul.
"Enggak Om,saya sudah berusaha menjelaskan kepadanya,dan dia tipe wanita yang sangat memahami apapun".Kata Vino yang membuat Om Samsul lega.
Kini mereka kembali dengan aktifitasnya masing masing,.Bu Anis yang mau bekerja pun sudah rapi dengan baju kemeja beserta tas yang di selempangkannya,.Bu Anis memang ibu ibu ynag masih terlihat muda dan modis,.
Zahra yang kebetulan mau berangkat sekolah didatangi Vino dengan mencium pipinya,.
Zahra yang berteriak berujung adu pukul terhadap keduanya itu namun tentinya hanya candaan yang membuat rumah selalu rame terhadap tingkah mereka,.
Pak Samsul yang menyadari suara Zahra dan Vino yang beradu hanya tersenyum membayangkan dirinya bersama sosok Alma yang telah tersemat dihatinya,.
"Tuhan tidak sedang mengambil hatimu dari hatinya,.
Hanya saja ada sesuatu yang harus kamu lakukan
sedikit melepas kenangan,,
Sedikit menghela nafas dari sebuah impian,
Sedikit meringankan beban dari keterlanjuran yang pernah singgah,
Dan Tuhan sedikit memberi jarak
antaramu dan dirinya.
Agar kamu juga paham makna dibalik ketiadaan
makna dibalik rasa yang sepi
ada kekuatan pegangan
yang pasti kamu bisa lebih hebat untuk bertahan."
Kini Pak Samsul tersenyum lega dan mencoba ikhlas atas apa yang sudah menimpa dirinya,.kebenaran yang begitu pahit namun sanggup dia telan,.
Rani yang sampai saat ini belum mengetahui apa yang terjadi kepada kakaknya itu membuat dirinya tidak setenang sebelumnya.
"Bu,apa yang terjadi dengan Kak Rini,aku mohon Bu apapun itu jangan ibu tutupi,selama berharu hari ini aku tidak pernah tenang,bahkan ketika jalan bersama Vino ingin sekali diri ini cepat pulang" tutur Rani dengan memohon.
"Ran,sebenarnya kakakmu tidak mau kamu tau dulu,dia ingin kamu fokus dengan apa yang akan dilakukan kamu dan Vini,yaitu pernikahan." jelas Bu Mona.
"Tapi Bu,ini malah membuatku tidak fokus,sekarang Kak Rini lebih banyak menghabiskan waktunya dengan pergi entah kemana,.dan terakhir aku lihat Bu,......aku melihaaaat Kak Rani masuk ke Kantor Pengadilan Agama,itu membuatku sangat tidak tenang." Rani memcoba menceritakan apa yang ia lihat kemarin bersama Vino.
Bu Mona pun kaget kenapa Rani bisa melihatnya,sedangkan Bu Mona,Rini dan juga Pak Hadi sudah menyimpan rapat sampai hari pernikahan Rani tiba.
Dengan begini Bu Mona tidak bisa menyimpan rahasia itu lagi,sebab ini akan menganggu Rani.
Bu Mona memcoba menarik nafas panjang dan membuangnya.
"Begini.....Kak Andre tak bisa mempertahankan Kakakmu Rini,entah apa yang mereka lalui ibu tidak tau,.semua langkah yang diambil kakakmu ibu anggap ini jalan yang terbaik,sebab kakamu berkata Andre sudah tidak mencintainya,." jelas Bu Mona dengan wajah pilu.
"begini cara Kak Andre melakukan Kak Rini Bu,.??,sedangkan selama ini Kak Rini terlihat diratukan sama Kak Andre,???" Tutur Rani dengan pertanyaan yang bertubi.
"Ibu tak sejauh itu mengetahuinya nak,ibu tidak berhak ikut campur dalam rumah tangga kakakmu,sedangkan kakakmu tak memberi tau sedetail apa masalahnya,yang jelas ketika kamu sudah berumah tangga ibu minta tolong kepadamu nak,....(sambil menatap Rani intens),Tolong apapun yang terjadi dirumah tanggamu nanti hadapi dengan penuh kesabaran,.pertahankan,kamu mengalah bukan untuk kalah,.namanya rumah tangga salah satu dari kita harus ada yang mengalah." tutur Bu Mona sambil mengelus kepala Rani..
Rani yang langsung memeluk Bu Mona pun meneteskan airmatanya..
"Bu,lalu bagaimana jika nanti yang ku lalui lebih berat daripada Kak Rini.??" tanya Rani yang sedang berandai andai.
"Setiap langkah yang kau lalui jangan lupa selipkan nama Allah didalamnya nak." Ibu Mona yang semakin erat memeluk Rani.
"Bu...sebentar lagi aku mau menikah,entah aku siap atua tidak,." Rani kini semakin khawatir dengan pernikahannya.
"Ibu bercerita kepadamu bukan untuk membuatmu khawatir begini,tapi buat pembelajaran kamu nanti saat membina rumah tangga." jawab Bu Mona..
Rani yang tak menjawab masih dengan pelukannya merasa tenang saat beberapa menit didekapan sang Ibu.
Rini yang baru saja pulang entah dari mana melihat Rani dan ibunya sedang hanyut dalam pelukan membuatnya berhenti melangkah dan membisu.
Sedangkan Pak Slamet hanya melihat mereka dibalik jendela tempat dimana Pak Slamet sedang menyiram bunga,.
Keluarga mereka saling merasakan apa yang dialami Rini.
"Kakaaaaaaaaak...!!!!!!" teriak Rani sambil berlari kecil dan memeluknya..
"Kak,beri aku hati yang sabarnya seluas kakak,sebentar lagi adikmu menjalani rumah tangga yang entah bagaimana alur kedepannya,yang ku tau ku kira rumah tangga itu akan indah dan bahagia".Lanjut Rani yang masih dalam pelukan Rini.
"maksudnya apa dek.?" jawab Rini yang benar benar tidak tau,sebab yang dia tau Rani belum mengetahui keadaan yang sedang Rini hadapi.
"Kakak gak usah menutupinya lagi,sebentar lagi adekmu ini akan menikah jadi tolong berikan adikmu ini motivasi untuk bisa lebih memantapkan hati kepada Mas Vino,sedangkan Kak Andre yang meratukan mu saja hati dan cintanya berhenti begitu saja" Rani yang semakin banyak melampiaskan kegundahan hatinya.
_"Segala sesuatu yang tak sempat kau miliki tidak berhak untuk kau cemburui
Jangan pernah berfikir hidup mu berbeda...
Karna bersyukur cukup membuatmu memiliki segalanya".
kata yang keluar dari Rini membuat Rani yang cerdas memahaminya,.mereka pun larut dalam suasana yang begitu penuh haru menyadari segala sesuatu yang terjadi adalah kehendak Allah,.
gabung yu di Gc Bcm..
caranya Follow akun ak dl ya
untuk bisa aku undang
terima kasih.
bau-bau sad ya dinklimaks nanti🤧
ya Allah tapi baru awal cerita sudah harus kuret🤧🤧