NovelToon NovelToon
I Love You Bu Guru

I Love You Bu Guru

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Berondong / Cintamanis / Beda Usia
Popularitas:56.1k
Nilai: 5
Nama Author: HANA ADACHI

Kapan lagi baca novel bisa dapat hadiah?
Mampir yuk gaes, baca novelnya dan menangkan hadiah menarik dari Author 🥰
-------------------
"Aku akan mendapatkan peringkat satu pada ujian besok, Bu. Tapi syaratnya, Bu Anja harus berkencan denganku."

Anja adalah seorang guru SMA cantik yang masih jomblo meski usianya sudah hampir 30 tahun. Hidupnya yang biasa-biasa saja berubah saat ia bertemu kembali dengan Nathan, mantan muridnya dulu. Tak disangka, Nathan malah mengungkapkan cinta pada Anja!

Bagaimana kelanjutan kisah antara mantan murid dan guru itu? Akankah perbedaan usia di antara keduanya menghalangi cinta mereka? Ikuti kisah mereka di sini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HANA ADACHI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13. Bu Anja Kenapa?

Anja dan Raffi belum bicara sepatah katapun setelah itu, meski mobil yang mereka tumpangi sudah berhenti di depan rumah Anja. Anja menghela napas panjang, mencoba mengatur ekspresi supaya terlihat tenang. Hal itu ia lakukan karena melihat ayah dan ibunya yang sedang duduk di depan teras. Ia tak mau orang tuanya bertanya-tanya jika melihatnya cemberut.

Tapi berbeda halnya dengan Raffi. Laki-laki itu masih saja menunjukkan ekpresi masam. Ia bahkan masih terdiam di tempatnya meski Anja sudah turun duluan.

Anja mengetuk pelan kaca jendela mobil. “Raffi, kamu nggak mau nyapa ayah dan Ibu dulu?”

Raffi hanya melirik sekilas. Lalu tanpa bicara apapun, ia segera melajukan mobilnya pergi. Anja hanya bisa menghela napas panjang. Kalau sudah begini, bagaimana dia harus menjelaskan kepada orang tuanya coba?

“Loh, Raffi nggak mampir nak?” Ibu bertanya-tanya saat Anja berjalan masuk ke rumah.

“Ah, katanya dia sibuk bu. Buru-buru ada kerjaan,” bohong Anja sambil mencium tangan kedua orang tuanya.

“Tapi apa nggak bisa setidaknya turun dulu buat nyapa kami? Padahal ibumu udah masak yang enak-enak loh demi nyambut dia,” tambah bapak. Nada bicaranya terdengar kesal.

“Sudah to pak, nggak apa-apa. Siapa tau urusan Raffi memang mendesak. Lagian ibu masak enak bukan cuma buat Raffi kok, tapi kan buat bapak juga,” Ibu berusaha menenangkan bapak.

Anja hanya bisa tersenyum getir tanpa mengucapkan apapun. Lantas ia buru-buru masuk ke dalam rumah dengan perasaan dongkol. Barulah di dalam kamar, tangisnya membuncah.

Gara-gara hal itu, esoknya Anja berangkat ke sekolah dengan mata sembab. Karena tak ingin ketahuan habis menangis, Anja menyembunyikannya dengan memakai kacamata. Tapi meskipun matanya sudah ditutupi, Anja tak berhasil menyembunyikan suasana hatinya yang kacau.

“Eh, kayanya hari ini Bu Anja lagi badmood nggak sih? Soalnya dari tadi diem mulu, nggak kayak biasanya,” bisik salah satu siswi.

“Iya loh, kukira cuma aku yang mikir gitu. Kira-kira kenapa ya?"

"Habis putus dari pacarnya kali,”

"Ada apa itu bisik-bisik di belakang?!" Anja menatap tajam para siswi yang sibuk ngerumpi. "Udah selesai ngerjainnya?"

"Be-belum Bu," para siswi itu buru-buru menundukkan kepala, kembali mengerjakan tugas yang diberikan.

Anja mendengus. Duh, gara-gara Raffi nih aku jadi begini!

Karena takut emosinya semakin tak terkontrol, Anja akhirnya memilih untuk meninggalkan kelas dan kembali ke kantor lebih dulu. Ia menyuruh ketua kelas untuk mengumpulkan tugas mereka dan diantar ke meja Anja.

Di dalam kantor pun, suasana hati Anja tak kunjung membaik. Ia hanya diam sepanjang waktu sembari pura-pura sibuk di depan laptop, walaupun sebenarnya tidak mengerjakan apa-apa. Ia sengaja melakukan itu supaya tidak ada yang mengajaknya bicara.

Tapi, ketenangan Anja terusik saat beberapa saat kemudian, beberapa murid di kelasnya datang ke kantor dengan wajah panik.

"Gawat, Bu!" seru Andi. "Nathan pingsan, dia sekarang dibawa ke UKS!"

"Apa?!" Anja sontak bangkit dari kursinya. "Terus sekarang gimana keadaannya? Ah, kita harus segera kesana sekarang! Ayo!" Anja segera melangkah menuju UKS dengan wajah cemas.

Sampai di UKS, Anja melihat Nathan yang sedang terbaring lemah di atas ranjang. Anja langsung mendekati anak muridnya itu.

"Nathan," Panggilnya dengan suara pelan.

Nathan perlahan membuka matanya. "Bu Anja,"

"Apa yang kamu rasakan? Pusing? Mual?"

Nathan menggeleng lemah. "Aku udah nggak apa-apa kok Bu,"

"Nggak apa-apa gimana, orang kamu sampe pingsan begini kok. Kamu udah sarapan tadi pagi?"

Nathan menggeleng lagi.

"Astaga, pantesan aja. Ya sudah! Biar ibu carikan makanan dulu buat kamu!" Anja sudah berdiri, bersiap meninggalkan UKS. Tapi Nathan dengan cepat menahan tangannya.

"Bu Anja sendiri kenapa?"

"Hah? Kok kamu malah tanya keadaan Ibu? Sekarang tuh yang sedang sakit kamu loh!"

"Mata Ibu sembab. Bu Anja habis nangis?"

Anja terperanjat. Padahal dirinya sudah berusaha menutupinya dengan kacamata, kenapa masih tetap kelihatan ya?

"Ah, nggak kok. Ibu cuma kelilipan aja," kilah Anja.

"Apa pacar ibu tidak memperlakukan Ibu dengan baik?"

"Apa? Tidak Nathan, Ibu—"

"Apa mungkin Bu Anja sudah tau kalau pacar Ibu selingkuh?"

"Apa?" Sekarang, mata Anja benar-benar terbelalak lebar. "Nathan! Apa maksud kamu, hah?"

"Sehari sebelum Bu Anja bertemu dengan pacar Ibu, aku sudah lebih dulu bertemu dia di restoran hotel tempatku bekerja," Nathan menjelaskan dengan tenang. "Dia bersama seorang wanita."

Anja membeku di tempat. Kepalanya terasa berputar mendengar ucapan Nathan. “Kamu jangan sembarangan, Nathan. Jangan asal tuduh tanpa bukti,” ucapnya berusaha tenang, meski dadanya bergemuruh.

“Aku nggak sembarangan, Bu. Aku lihat dengan mata kepala sendiri,” Nathan menegaskan. "Waktu itu aku sedang shift malam, dan mereka datang bersama, duduk di meja pojok restoran. Dari cara mereka berbicara dan saling tatap... Aku yakin mereka bukan cuma teman,"

Anja merasa seakan-akan dunianya runtuh. Ia menelan ludah, berusaha mencari kata-kata untuk membantah. Tapi pikirannya kosong.

"Mereka bahkan pergi bareng setelahnya, Bu," Nathan menambahkan, suaranya lebih pelan. "Aku nggak tahu bagaimana perasaan Ibu, tapi aku rasa Ibu berhak tau."

Anja menggeleng pelan, menahan air mata yang hampir jatuh. "Tidak... Nathan, mungkin kamu salah lihat. Itu nggak mungkin Raffi."

"Awalnya aku juga tidak mengenal mereka berdua Bu. Tapi aku ingat betul wajahnya karena aku sempat menumpahkan jus ke baju si cowok. Dan setelah melihatnya kemarin, aku yakin kalau cowok itu adalah pacar Bu Anja,"

Anja menggigit bibirnya, berusaha keras menahan luapan emosi yang mulai merasuk ke dalam dirinya. Penjelasan Nathan terlalu detail untuk diabaikan begitu saja, tapi Anja tetap merasa hatinya menolak mempercayai semua itu.

"Nathan, sepertinya kamu benar-benar sakit karena ucapanmu melantur kemana-mana. Tunggulah di sini, Ibu akan bawakan makanan supaya kamu bisa minum obat," ucap Anja cepat, seolah ingin melarikan diri dari percakapan yang membuatnya semakin hancur.

"Tapi Bu Anja—"

"Diam, Nathan!" potong Anja dengan suara tegas, berusaha menahan getaran emosional dalam nada bicaranya.

Nathan terdiam, menatap gurunya dengan raut penuh simpati, namun tidak berani melanjutkan pembicaraan lagi. Anja pun bergegas keluar dari UKS, berjalan cepat menuju kantor. Tapi semakin jauh ia melangkah, semakin cepat air matanya mengalir.

"Tidak, tidak, aku tidak boleh menangis," Anja cepat-cepat menghapus air matanya. "Ucapan Nathan belum tentu benar. Siapa tau dia cuma salah orang. Bukankah ada yang bilang kalau setiap orang itu punya tujuh kembaran di dunia? Orang yang dilihat Nathan pasti hanya orang yang sangat mirip dengan Raffi," Anja mencoba meyakinkan dirinya sendiri.

Dengan tangan gemetar, Anja meraih ponsel dari dalam saku bajunya. Ia menatap layar ponselnya cukup lama, mencoba mengumpulkan keberanian untuk menghubungi Raffi. Apa yang harus ia katakan? Apa yang harus ia tanyakan?

Akhirnya, dengan napas tertahan, Anja menekan tombol telepon.

Suara nada sambung terdengar di telinga Anja. Satu, dua, tiga kali... namun tidak ada jawaban. Hati Anja mulai terasa berat, sebuah firasat buruk perlahan menghampiri. Ia menunggu lebih lama, berharap Raffi akan segera mengangkat telepon, tetapi setelah beberapa kali berdering, sambungan terputus tanpa jawaban.

Anja menatap ponselnya dengan perasaan hampa. Jantungnya berdebar semakin cepat. Dia mencoba lagi, dan lagi, tapi hasilnya nihil.

"Ayolah Raffi, angkat," Anja mulai putus asa. "Kenapa di saat seperti ini kamu justru sulit dihubungi?!"

Anja mengacak-acak rambutnya frustasi. Perasaan kecewa dan marah mulai menguasainya. Semua ketidakpastian ini membuatnya semakin tertekan. Telepon yang tak diangkat Raffi semakin memperkuat firasat buruk yang berputar di kepalanya.

"Sehari sebelum Bu Anja bertemu dengan pacar Ibu, aku sudah lebih dulu bertemu dia di restoran hotel tempatku bekerja, bersama seorang wanita."

Ucapan Nathan barusan terngiang-ngiang di kepalanya. Anja menggigit bibir. Dadanya terasa sesak.

"Aku akan coba datang ke hotel itu. Aku harap, kamu tidak ada di sana, Raffi."

Setelah bertekad, Anja pun segera pergi ke ruangan kepala sekolah. Sebenarnya ia bisa menunggu dua jam lagi sampai jam sekolah selesai, tapi rasanya ia tak tahan untuk menunggu lebih lama lagi.

1
Miko Celsy exs mika saja
jgn2 bpknya sdh tau nih....
VALLENDA: jangan-jangan
total 1 replies
Zayyin Arini Riza
Sudah lah Bu Anja, nyerah aja nyerah.. pasti malah enak...
VALLENDA: kalau ada yang susah, kenapa harus yang mudah wkwk
total 1 replies
Dewi @@@♥️♥️
jangan² bapak tadi udah lihat Anja dan Nathan pelukan nih,,lanjut Thor makin seru nih
VALLENDA: tungguin ya kak
total 1 replies
Siti Nina
Lanjut kak makin seru cerita nya 👍👍👍 klw bisa tiap hari dong up nya 😊
VALLENDA: siap akak
total 1 replies
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
ah Anja kapan kamu sadarnya sih 🥹🥹🥹
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐: 😅😅😅😅😅
VALLENDA: nanti kalau Author menghendaki 🤭
total 2 replies
SAL💞🇲🇾
masih menunggu selanjutnya ❤️
pisces
gak suka sikap anja, klo mmg gak mau ya udah jujur ma nathan jgn malah cari perkara baru, ntarklo nathan dah bnr2 ilang, nangiiiissss, nyeseeellll, basi
DIAN DEWI
Aahh sebel sama sikap Anja, bisa²nya mau di suruh kencan buta🥲
Siti Nina
paling males lagi seru"nya baca eh,,,malah Bersambung
Siti Nina
ya ampun gemesss banget sama nathan,,,jdi ngakak baca nya jadi bayangin mukanya cindy 😀
Siti Nina
oke banget 👍👍👍
Myra Myra
hrp sgt nathan tahu LPS tu buat anja.... terikat Ngan nathan Ae Thor...
VALLENDA: 🤗🤗🤗🤗🤗
total 1 replies
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
jangan pergi menemui laki² lain Anja..kasihan Nathan
VALLENDA: /Awkward/
total 1 replies
Dewi @@@♥️♥️
kak kok lama bgt gak up si?
VALLENDA: iya kak, makasih ya udah setia nungguin
Dewi @@@♥️♥️: oh y,,semoga semua urusannya lancar dan sehat selalu
total 3 replies
Dewi @@@♥️♥️
Cindy itu bukan cinta tapi obsesi
VALLENDA: /Grimace/
total 1 replies
Miko Celsy exs mika saja
sadis amat cindy
VALLENDA: /Skull/
total 1 replies
DIAN DEWI
Astaga udah bolak-balik kesini belum up juga huhuuu🥲
VALLENDA: I love you akak😘😘
total 1 replies
Nanik Arifin
ha ha ha ha ha.... Cindy... Cindy...
kamu g tahu aj sebucin apa Nathan
VALLENDA: tujuh taun aja di gas
total 1 replies
Astriliyanti Astriliyanti
up yg banyak thor,suka..suka 🥰
VALLENDA: tunggu terus ya kak
total 1 replies
Dewi @@@♥️♥️
cindy ,,Nathan itu sudah bucin akut,,susah pokoknya utk mempengaruhi Nathan supaya berpaling dari Bu Anja
VALLENDA: hihihi betull
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!