NovelToon NovelToon
Radar Cinta Andara

Radar Cinta Andara

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Keluarga / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:11.2k
Nilai: 5
Nama Author: Melisa ekprisa

Setelah kematian Panca, kekasihnya tujuh tahun yang lalu. Andara mencoba menyibukkan diri untuk karirnya. Tidak ada ketertarikan untuk mengenal cinta.

Andara gadis muda yang cantik dan energik, dia berhasil menempati posisi manajer di sebuah perusahaan fashion. Usianya sudah memasuki 27 seharusnya memikirkan pernikahan. Akan tetapi belum ada lelaki yang bisa masuk ke hatinya.

Butuh waktu bagi Dara untuk membuka hati pada pria lain. Entahlah, ada magnet tersendiri membuat dia malas memikirkan pasangan.

Ervan Prasetya, pria matang yang punya jabatan bagus di perusahaan tempat kerja Andara. Mereka di pertemukan dalam sebuah kerja sama tim. bagaimana Tom dan Jerry mereka selalu bertengkar.

Tapi ternyata itu yang membuat Ervan makin penasaran dengan Dara.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melisa ekprisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 13

Delapan tahun yang lalu

Dan bila mentari esok kan bersinar lagi

Kuingin candamu warnai hariku

Dan bila esok kau tiada hadir temaniku

Tak terbayangkan setengah mati kehilanganmu

Dan bila mentari esok kan bersinar lagi

Kuingin candamu warnai hariku

Dan bila esok kau tiada hadir temaniku

Tak terbayangkan setengah mati kehilanganmu

Dan bila mentari esok kan bersinar lagi

Kuingin candamu warnai hariku

Dan bila esok kau tiada hadir temaniku

Tak terbayangkan setengah mati kehilanganmu

Manja sayangku

Dara menggeliat mendengar nyanyian dari layar laptopnya. Matanya sudah sangat mengantuk. Tapi dia tidak enak menyela pria yang melamarnya. Sekarang dia sudah berada di Paris, negara menara Eiffel.

Udara Paris terasa dingin membuat dia malas untuk beraktivitas. Belum lagi dia di sibukkan dengan pameran yang akan diadakan kampusnya. Dia harus berkutat dengan beberapa kain dari berbagai bahan. Jangankan makan, istirahat pun hanya batas jam 12 malam dan sekarang terbangun karena deringan telepon dari kekasihnya.

"Hoaaamm... Kakak ngapain sih bangunkan aku jam segini. Aku tuh baru tidur jam 1 tadi. Ini masih jam 4 kak." Dara terus menguap di depan laptopnya.

"Kamu lupa ini tanggal berapa sayang?" kata Panca.

Oh my God!

Dara menepuk dahinya. Ini kan hari ulangtahunnya. Lalu ada kue di depan pemuda itu dengan angka 21. Dara senang kalau Panca ingat ulang tahunnya.

"Jadi lapar, kak." Dara mengelus perutnya. Dia sering telat makan efek tugas yang menuntut.

"Kamu kurus sekali, Sayang. Pasti banyak tugas, ya. Sekarang make a wish dulu." Dara memejamkan mata.

"Tuhan semoga ini kisah kita sampai ke pelaminan. Semoga Dara bisa cepat lulus."

"Ayo, sayang tiup lilinnya sama-sama." Dara dan Panca meniup lilin dari kue yang di pegang pemuda itu. Walaupun hanya layar saja. Setidaknya kebersamaan itu mengobati kerinduannya.

"Terimakasih, Kak. Menjadi lelaki yang pertama untuk ulang tahunku." ucap Dara senang.

"Amin. Doa orang baik akan selalu di ijabah Allah, sayang." ucap Panca.

Dara merasa asing dengan tempat di mana pria itu bernaung. Sepertinya bukan di kamar Panca, melainkan sebuah ruangan luas.

"Kakak, Dimana?" tatapannya memicingkan mata.

"Di rumah kita. Aku beli apartemen untuk kita tempati setelah menikah nanti. Kata mama kamu, wisuda beberapa bulan lagi kan?"

"Kok nggak ngomong sama aku sih, lagian aku juga harus praktek setahun lagi. Dan kepikiran ambil S2, mumpung umurku di bawah 25." kata Dara.

"Tadi nya mau surprise sih. Sayangnya langsung ketahuan .... Ha ... Ha .."

Suara adzan terdengar di layar laptopnya. Menandakan di sana sudah subuh. Panca pamit untuk sholat pada gadisnya.

"Kamu jangan lupa sholat, sayang. Walaupun sedang berada di negeri orang. Eh bentar, sebelum aku wudhu ini dulu dong." Panca menempelkan pipinya di laptop.

"Muuuaaaah!" Dara hanya bersuara tanpa mengikuti instruksi kekasihnya.

Flashback end

"Kamu ngapain!" Dara terbangun ketika seorang lelaki berdiri di hadapannya. Apalagi dia tertidur sambil mencium handphonenya.

Indera penciuman terusik oleh aroma parfum yang tidak asing. Perlahan dia membuka kedua matanya, menguap lebar dan meregangkan tubuh. Dara kaget sosok di depannya sangat dekat. Bahkan tidak berjarak. Seketika dia berteriak, kakinya menendang sosok di depannya. Saking kagetnya kaki Dara tersangkut hingga jatuh di atas tubuh pria itu.

Adegan itu menjadi tontonan semua karyawan yang berada di sana. Keduanya lama terdiam, mata Dara seakan melototi pria yang tak lain adalah Ervan.

"Bapak, ngapain!"

"Tidak kebalik kamu yang mengapain diatas tubuh atletis saya! Cari kesempatan gitu, biar viral, gitu!" Ervan tidak mau kalah.

Semua karyawan yang melihat perdebatan keduanya hanya bisa melongo. Bak Tom and Jerry mereka sibuk tidak mau di salahkan satu sama lain.

"Stop!" suara Ika melengking cetar membahana.

Tercengang melihat putri bungsunya yang datang dari arah berlawanan. Dara baru ingat Ika biasanya suka bergosip di kantor. Dia pun takut jadi bahan gosipan sama orang kantor.

"Dara kamu minta maaf sama pak Ervan. Tadi kamu sudah bikin dia terjatuh." ucap Dinda.

"Tapi dia yang ngagetin saya. Gerak geriknya mencurigakan, seperti orang mesum." jawab Dara.

"Ya mana mungkin pak Ervan mau mesumin kamu. Dari tampang aja kamu bukan tipe dia." oceh Edo.

"Dan dia juga bukan tipe saya." Dara langsung duduk kembali ke kursinya. Dia langsung mengurut dadanya. Kejadian tadi sungguh di luar ekspektasinya.

Waktu sudah menunjukkan jam pulang dari kantor. Ervan sudah terlebih dahulu berada di sebuah lobby cafe. Pria 31 tahun itu sudah duduk di kursi lantai atas, di temani secangkir teh hangat dan makanan cemilan.

Sesekali dia melirik jam tangannya. Menanti seseorang sesuai janjinya. Dari jauh tampak seorang wanita melambaikan tangannya.

"Duduk!" perintah Ervan.

"Kakak sudah pesan makanan?" tanya gadis yang bername tag Marika.

"Kamu tidak lihat di depan saya. Sekarang kamu tahu kan kenapa saya minta datang ke sini."

Ika mengangguk. Dia di chat sama Ervan di suruh mencari tahu hubungan Pak Hendro dengan Andara.

"Kenapa kak Ervan mau mencari tahu soal mereka? Wajar pak Hendro kan duda. Dara single, ya kalau saya lihat tidak ada yang aneh dengan kedekatan mereka."

"Apa yang tidak aneh. Kamu ingat waktu pulang dari Bali. Dara di suruh libur sampai hari Senin. Bayangkan empat hari dia di suruh libur sama papa."

"Hmmm....Iya sih. Aku perhatikan perhatian pak Hendro memang beda sama Dara. Terus kakak mau apa?"

"Sebenarnya aku mau bikin mama dan papa rujuk lagi. Dan Dara sepertinya akan menghalangi rencana aku."

"Terus, Kak."

"Aku akan buat Dara jatuh cinta. Biar dia tidak mengganggu rencanaku." Ervan mengeluarkan senyum smirk.

"Whaaaaaat!" pekik Ika.

"Jangan gila, kamu bisa terjebak permainan sendiri. Cari cara lain, Kak. Jangan seperti ini, bukannya kamu sudah punya ..."

"Hey, bentukan calon istriku saja tidak tahu seperti apa. Jangan-jangan di luar ekspetasi. Jadi jangan rusak rencana saya. Atau pekerjaan kamu yang jadi taruhannya."

...****...

Pagi ini Dara terbangun dari tidurnya. Atas permintaan mama Vira untuk pulang ke rumah Oma Dewi. Apalagi hanya mamanya beserta keluarga besar pakde Feri yang memang tinggal di sana.

"Anak mama sudah bangun." sapa mama Vira duduk di tepi ranjang.

"Hmmm..." Dara melirik handphonenya.

Sudah jam enam pagi. Artinya dia melewatkan sholat subuh. Vira memakluminya, soalnya Dara baru tidur jam satu malam. Sepertinya Vira paham anaknya sedang lembur.

"Kamu mandi dulu, Nak. Mama bantu bibi bikin sarapan."

"Mama tidak ngantor?" tanya Dara.

"Mama ke kantor, tapi agak siang. Kan mama sekarang bos." ucap Vira sambil tergelak kecil.

"Bos juga harus kasih contoh sama anak buahnya. Dara mandi dulu, ya. Bisa-bisa aku di amuk sama bos kecil."

Vira mengerutkan dahi.

"Bos kecil? masih anak-anak gitu?"

"Anaknya pak Hendro. Kan pak Hendro udah pensiun. Cuma sesekali dia main ke kantor."

"Masih single?" tanya Dara.

"Apa sih, mama nanya kayak gitu?" Dara tidak suka kalau membahas soal Ervan.

"Ya wajar mama nanya kayak gitu. Kan anak mama masih single tingting. Di kasih duda kamu nolak, ada bujangan kamu kayak mau nolak juga. Kamu masih suka laki-laki kan?"

"Mama, ih!" Dara langsung ngacir masuk ke kamar mandi.

Vira tertawa melihat reaksi lucu putrinya.

1
Ummi Yatusholiha
kira2 sembunyi dimana tuh pak ervan,biarin ajalah,supaya dia gak jadi tunangan sama kinara
mama Al: ayo kita cari
total 1 replies
Its me
ciyeee kehilangan
Its me
benar yang jatuh cinta bukan Ervan sih tapi yang punya jantung
Its me
Rayuannya ngga mempan van
Its me
so sweet
mama Al
maaf ya kalau part nya kurang greget.
yuk mampir sudah up
Its me
dini bukannya temannya Reva kan?
my read
sejauh ini aku lihat Rafael bukan pria yang jahat
apa salah nya di coba dulu.
mama Al: terimakasih kak.
tapi sesuai dengan sinopsis ya.
total 1 replies
Hana Roichati
lanjut upnya kak 👍👍
mama Al: terimakasih sudah mampir
total 1 replies
Ummi Yatusholiha
klo sudah bicara soal hati,emang sulit sih,gak bisa di paksain walaupun keyla sdh sangat cocok dgn dara
Delita bae
saya mampir 🙏
Delita bae
saya mampir di sini😁💪💪💪
Delita bae: iya maaf udah di baca bab 1 nya .semangat ya🙏
mama Al: maaf kak kalau bisa sih baca di part awal saja.
soalnya takut retensi anjlok
total 2 replies
Bunga Ena
lanjut Thor
Ummi Yatusholiha
semoga segera terungkap semua kebusukan veronica dan kinara..
kebanyakan readers juga gak suka klo alurnya muter2 dan bertele tele thor🙏🏻
semangat yaaa 🥰🥰
🌟~Emp🌾
kelak kamu pasti tau ervan
bluetooth
betul jatuhnya ke etika
bluetooth
bener tuh kalau lapar bikin ngga fokus
Spyro
Ayo ayo selidiki.
Spyro
Tunangan? Wah beneran mencurigakan proses transplantasi jantung Panca. Eh tp beneran jantung Ervan hasil donor dari jantung Panca kan?
Spyro
Nah ini, aku pun bingung. Kalo iya brti tante Vero kudu diperkarakan!
mama Al: pokoknya pantengin terus kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!