Mencintai Gadis Biasa

"Pa, intinya mama ngelakuin ini semua demi aku dan aku juga tau semuanya apa yang telah mama lakuin, aku mohon jangan usir mama, bagai manapun aku gak bisa hidup tanpa mama, hiks. hiks"

Tuan Anggara merasa geram dengan sikap putrinya yang begitu membela Melisa, dia sangat ingin menolak permohonan putrinya itu akan tetapi tuan Anggara kembali di ingatan oleh kenyataan bahwa hingga detik ini Naina masih belum mengetahui kalau Melisa bukan lah ibu kandung nya melainkan yang Naina tau Melisa adalah ibunya kandung nya, ia benar-benar tak bisa membayangkan entah bagai mana perasaan putrinya jika tau kalau ibu yang merawat dan membesarkan nya selama ini bukan lah ibu yang melahirkan nya, Hingga akhirnya tuan Anggara hanya bisa diam dan memilih untuk tidak mempermasalahkan apapun lagi

"Naina sayang maafkan papa nak, hampir saja papa lupa kalau kamu adalah putri satu-satunya yang papa miliki, 'Melisa' dia memang benar-benar sudah keterlaluan tapi bagai manapun dia adalah wanita yang selama ini sudah merawat mu dan mencintai mu seperti anak kandung nya sendiri, papa berjanji akan tetap melakukan apapun untuk mu asal kan kamu bahagia nak"

Tuan Anggara yang tak bisa mengungkapkan kata apapun lagi melalui lisan kecuali hanya dalam hatinya, jika di tanya apakah ia kecewa kepada sang istri, maka jawabannya tentu saja ia sangat kecewa dan bahkan kekecewaan nya sangat mendalam, akan tetapi dirinya masih tersadar bahwa tidak seharusnya hanya karna satu kesalahan yang diperbuat Melisa menjadi penyebab ia melupakan kebaikan dan kasih sayang yang telah di berikannya (Melisa) pada Naina dan pada dirinya sendiri

Seminggu sudah berlalu...

Namun hingga kini sedikit pun belum ada tanda-tanda yang menunjukkan bahwa Lusy akan sadar, Ronald yang selalu setia menemaninya dan merawatnya dengan sangat sabar dan telaten

"Lusy bangunlah, jangan buat aku terus berlarut seperti ini, bukankah waktu itu kau bilang kalau kau juga mencintai ku, lalu apakah kau tidak berniat sedikitpun untuk memberiku kesempatan agar kita bisa memadu kasih yang sesungguh nya,- lagi pula om Danu juga telah memberikan restu nya pada hubungan kita, bangun lah sayang aku sangat merindukan mu"

Tak terasa sekarang mata yang sebelumnya telah memerah dan berkaca-kaca kini perlahan sepasang mata itu telah mengeluarkan cairan bening nya yang sejak tadi di tahan oleh sang pemilik dengan sebisanya

"Ceklek..."

Terdengar suara dari arah pintu yang terbuka, terlihat seseorang yang baru saja masuk dengan mendorong Sebuah kursi roda

"Nak Ronald..."

"Tuan muda..."

Ucap seseorang yang yang bersuara secara bersamaan ketika baru memasuki ruangan

"Tuan, aku membawa Tuan Danu kemari, beliau sangat ingin menemui nona Lusy, jadi aku pikir..." Ucapan David terhenti saat melihat Ronald yang mengangkat satu tangan nya bermaksud untuk menunjukkan pada David kalau ia sudah mengerti dan tak masalah dengan semuanya

"Nak Ronald, apa sudah ada perkembangan pada kondisi Lusy saat ini?" tanya tuan Danu dengan lembut

"Seperti yang om lihat, Lusy masih belum sadar dan tidak menunjukkan tanda-tanda sedikit pun" ucap Ronald yang datar seperti tak bersemangat walau hanya sekedar untuk bicara

Tuan Danu mendekatkan diri nya pada sang putri dan perlahan diraihnya salah satu tangan mungil itu dengan penuh kelembutan ia mengusap dan menggenggam nya

"Nak, bangun lah sayang, ayah sangat rindu pada putri ayah, lihatlah sekarang ayah sudah sehat nak, tidak kah kamu rindu kita kembali berkumpul bersama seperti dulu lagi,- lihatlah di samping mu, Nak Ronald yang selalu setia menemani mu dan menunggumu, tidak kah kamu juga merindukan nya.?"

Kenyataannya tidak ada yang mengetahui fakta kapan akan datangnya Jodoh, rejeki dan maut, seperti saat ini sebuah keajaiban tiba-tiba telah diperlihatkan, sepasang mata yang semula terpejam layaknya orang yang sedang tertidur, kini telah mengeluarkan cairan bening seperti tengah menangis dan bersedih seolah-olah menunjukkan bahwa dirinya telah mendengarkan suara-suara orang-orang yang dicintainya

David yang kebetulan terfokus pada arah itu tiba-tiba dibuat terkejut dengan apa yang dilihatnya

"Tut tuan, seperti nya nona Lusy telah memberikan respon pada apa yang kalian bicarakan...!!!"

"Benarkah.?" tanya Ronald yang juga ikut bereaksi

"Iya tuan, aku baru saja melihat nona Lusy menangis, lihatlah di pipinya yang masih basah karena air mata" Ujar David sambil menunjuk ke arah wajah Lusy yang basah

Tuan Danu dan Ronald yang melihat itupun seketika begitu bersemangat dan spontan Ronald langsung berteriak memanggil dokter dan perawat untuk memeriksa keadaan Lusy

"Dokter, suster...!"

Tak berselang lama datang seorang dokter dan dua orang perawat yang bersamanya, dengan sigap mereka mengambil alih untuk melakukan pemeriksaan terhadap Pasiennya

Setelah beberapa saat kemudian pemeriksaan lun telah dilakukan, dengan perasaan lega dokter menyampaikan bahwa kini Lusy telah berhasil melewati masa koma nya dan kondisinya telah kembali normal seperti pada umumnya hanya tinggal menunggu untuk ia benar-benar sadar dan pemulihan

"Tuan, saya sarankan sebaiknya untuk tetap terus mengajak pasien berkomunikasi, dengan begitu itu bisa membuat tubuh Pasien terangsang sehingga ia memberikan respon dan memicu untuk ia cepat sadar dan pulih seperti sedia kala" ucap dokter yang menjelaskan

"Baik dok, kamu akan selalu berusaha untuk tetap mengajaknya berkomunikasi" ucap Tuan Danu yang merasa bahagia mendengar kabar itu

"Tapi dok, kalau dia sudah memalui masa koma nya lalu kenapa Lusy masih belum sadar juga" tanya Ronald

"Tuan, anda tenang saja, itu hanya masalah yang normal, karna pasien mengalami koma sudah cukup lama jadi bukan hal yang tidak mungkin dia masih belum bisa membuka matanya" jelas dokter itu lag yang berusaha untuk membuat Ronald tenang

"Benarkah.?" tanya Ronald memastikan sekali lagi

"Iya tuan, itu benar" sahut dokter itu

"Baik lah" ucap Ronald singkat

Setelah semuanya berlalu kini dokter dan perawat itu pun permisi dan berpamitan untuk meninggalkan ruangan dan kembali untuk melayani pasien lainnya

Tuan Danu dan Ronald sangat bahagia begitupun juga dengan David yang ikut merasakan bahagia untuk tuannya

"Syukurlah, sekarang tuan muda sudah tidak lagi murung seperti sebelumnya, setidaknya sekarang dia bisa lebih lega dan kembali untuk mengurus urusan kantor lagi" ucap David dalam hati

...----------------...

Di kediaman keluarga Wijaya

Saat ini Emi tengah berusaha untuk membujuk tuan Rudi agar ia membujuk Putra tertua (Ronald Wijaya) untuk membagi harta warisan dan membuat Putranya mendapatkan setengah dari aset keluarga Wijaya tersebut

Namun sebelum itu ia juga tak lupa menyiapkan berbagai rencana untuk menghadapi apa yang akan terjadi selanjutnya.

.

.

.

BERSAMBUNG