NovelToon NovelToon
Unexpected Of Love

Unexpected Of Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Diam-Diam Cinta / Trauma masa lalu
Popularitas:59.6k
Nilai: 5
Nama Author: fieThaa

Di tengah pertanyaan yang sangat memuakkan 'kapan nikah?' Erzan Akhtar Ranendra malah dipertemukan dengan teman masa kecilnya yang kini begitu cantik, seksi, petakilan dan bar-bar. Aruna Cyra Sachikirani, perempuan yang pernah mengucapakan janji bersama Erzan untuk menikah ketika dewasa kelak.

Namun, sikap dan penampilan Cyra sekarang sangat jauh berbeda dari Cyra yang pernah dia kenal dan sukai semasa kecil.

Akankah janji mereka untuk menikah ketika dewasa akan terealisasi? Atau hanya ucapan janji yang tak tahu arti dari dua anak berusia dini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13. Tujuan Hidup

Erzan tak mengingkari ucapannya. Dia berusaha membantu Aruna untuk sembuh dari traumanya. Hampir setiap hari Erzan selalu mengajak Aruna meeting di luar. Menyuruhnya berinteraksi dengan orang asing.

"Kalau gak nyaman bilang."

Aruna mengangguk dengan senyum yang sangat indah. Erzan memang dingin, tapi setiap kalimat yang keluar dari mulutnya begitu hangat.

Perlakuan Erzan kepada Aruna sangat di luar ekspektasi. Dia begitu menjaga Aruna ketika berada di luar. Sebenarnya dia tidak tega karena masih ada siluet ketakutan jikalau Aruna bertemu dengan orang asing. Namun, jika terus dibiarkan Aruna tak akan pernah sembuh dari traumanya.

Jika, ada yang ingin berkenalan dengan Aruna. Erzan akan menjadi penghalang dan mengajak Aruna pergi dari tempat itu. Dia harus menjaga kenyamanan dan keamanan Aruna demi untuk menyembuhkan luka yang di derita Aruna.

Perlahan Aruna pun merasa terhipnotis dengan sikap Erzan yang begitu menjaganya. Perempuan mana yang tidak baper jika terus diperlakukan seperti itu oleh pangeran mahkota. Namun, Aruna harus sadar diri siapa dirinya. Pangeran mahkota pasti akan mencari putri cantik dan juga sehat. Tidak seperti dirinya yang biasa saja dan juga sakit. Sakitnya pun bukan sakit biasa melainkan sakit mental yang sulit untuk disembuhkan.

Setiap hari Erzan selalu memperhatikan perkembangan Aruna. Dia sedikit merasa lega ketika kondisi Aruna perlahan mengalami progress perkembangan. Sudah mulai mengurangi remasan tangan. Meskipun wajah merah masih sering terlihat.

Bukan hanya Erzan yang berusaha menyembuhkan trauma Aruna. Aruna sendiri pun mencoba untuk melawan rasa traumanya. Tanpa Erzan tahu, dia sering menangis di kamar mandi dengan tubuh gemetar sehabis bertemu dengan orang asing. Hanya saja dia tak berterus terang. Dia tak ingin Erzan merasa usahanya sia-sia karena tak ada perjuangan dari diri Aruna. Nyatanya, sangat sulit untuk melawan trauma itu.

"Jadikanlah saya tujuan hidup kamu."

Kalimat itu baru terlintas sekarang. Aruna menghela napas kasar. Apa yang pernah Erzan katakan memamg benar.

"Ya, aku memang harus punya tujuan hidup sekarang. Bukan hanya pasrah mengikuti apa yang Tuhan tetapkan."

"Tapi, apakah pantas aku menjadikan kamu tujuan hidupku?"

Aruna masih dilanda kebingungan. Namun, mengingat usaha Erzan untuk membantunya terlepas dari trauma membuat Aruna harus melakukan itu.

"Tuhan, maafkan aku jika aku lancang karena menjadikan Erzan tujuan hidupku. Aku tak bermaksud apa-apa, Tuhan. Aku hanya ingin sembuh dan terus menjalin pertemanan dengan Erzan."

.

Aruna sudah berada di kantor sebelum Erzan datang. Dia menoleh ketika Erzan meletakkan paper bag di atas meja. Belum juga Aruna membuka mulut, Erzan sudah melenggang pergi menuju ruangannya.

"Apa lagi ini?"

Dahi Aruna mengkerut ketika melihat kemeja kerja merk ternama ada di dalam paper bag itu. Ketika dia melihat pricelist-nya matanya seketika melebar.

Aruna segera membawa paper bag tersebut menuju ruangan Erzan dengan sedikit berlari. Erzan menegakkan kepalanya ketika suara pintu terbuka terdengar. Erzan kembali memfokuskan pandangannya pada layar segiempat.

"Er, ini--"

"Pakailah!"

"Tapi--"

Erzan mulai menatap Aruna dengan tatapan tajam. Aruna pun mulai ketakutan.

"Itu barang diskonan. Tak perlu khawatir."

Jika, sudah ditatap seperti itu Aruna akan mengangguk. Tatapan mata Erzan seperti menghipnotis dirinya untuk mengikuti apa yang Erzan katakan.

"Pakai sekarang karena setelah makan siang nanti kita harus meeting di luar."

"Iya."

.

Erzan terpana ketika melihat penampilan Aruna untuk ikut bersamanya. Aruna mulai gugup dan melihat l penampilannya. Dia takut ada yang salah dengan penampilannya sekarang.

"Kenapa, Er? Eh, Pak?" ralatnya karnaa sekarang mereka sedang berada di luar ruangan Erzan.

Erzan menggeleng dan mulai melangkahkan kaki menjauhi ruangannya. Aruna mengikuti Erzan dari belakang. Senyum Aruna mengembang ketika melihat punggung lebar sang atasan.

"Punggung dan dadamu itu sangat nyaman untuk menjadi tempat bersandar."

Tanpa Aruna sadari dia menginjak lantai yang masih licin. Kakinya pun hampir terpeleset.

"Aarghh!"

Teriakan Aruna membuat Erzan menoleh. Dia segera berlari dan meraih tangan Aruna hingga Aruna masuk ke dalam pelukan Erzan. Semua orang yang ada di sana yang menyaksikan adegan itu hanya terdiam. Mereka tak menyangka jika manusia macam es kutub melakukan itu kepada bawahannya.

Menyadari banyak mata yang melihatnya, Erzan segera mengendurkan pelukannya dan kembali melanjutkan langkah. Aruna pun segera mengikuti langkah Erzan yang sudah dulu menuju mobil terparkir.

Tak ada percakapan di dalam mobil. Sesekali Aruna melirik ke arah Erzan yang fokus pada jalanan.

"Makasih, Er."

"Jangan ngelamun kalau jalan," sahut Erzan tanpa menoleh sedikit pun.

Tibanya di tempat meeting, Aruna harus bisa menjaga emosinya. Sesekali Erzan melirik ke arah Aruna. Ketika dia melihat Aruna sudah sangat tidak nyaman, tangan Erzan akan menyenggol telapak tangan sekretarisnya itu. Perlahan, Aruna pun menatap ke arah Erzan yang mengisyaratkan sesuatu.

Hembusan napas kasar akhirnya keluar dari bibir Aruna setelah meeting selesai. Seperti biasa dia akan pergi ke toilet. Dia menatap wajahnya di cermin. Biasanya bulir bening akan menetes tanpa diminta. Tapi, sekarang sudah tidak ada.

Aruna pun tersenyum, perlahan dia bisa melawan traumanya. Meskipun sulit, dia harus bisa demi tujuan hidupnya.

Raut wajah Aruna mulai kesal ketika melihat klien wanita Erzan sudah duduk di tempatnya. Terlihat jelas jika wanita itu tengah menggoda Erzan.

"Pak Erzan," panggil Aruna dengan nada lemah.

Erzan segera menoleh. Kedua alisnya menukik sangat tajam ketika melihat wajah Aruna.

"Saya sakit perut. Bisa kita pulang sekarang?"

Tanpa menjawab, Erzan segera berdiri dan meninggalkan tempat itu. Tanpa kata pamit sedikit pun. Toh, meeting sudah dia tutup.

"Mau ke rumah sakit?" tanya Erzan sebelum menghidupkan mobil.

"Enggak perlu. Rasa sakitnya udah hilang."

"Kamu bohongi saya?" sergah Erzan..

"Mendadak perut aku sakit ketika ngeliat klien kamu yang centil itu. Pas udah jauh mah sakitnya hilang."

Erzan pun menyunggingkan senyum yang teramat tipis. Tak melanjutkan ucapannya lagi dan menghidupkan mesin mobil. Suasana sangat hening ketika mobil sudah membelah jalanan.

.

Setiap kali Aruna melihat Erzan, ada getaran yang berbeda yang dia rasakan. Bukan getaran takut, melainkan sebuah perasaan yang tak bisa dia ungkapkan. Sikap dingin Erzan tak membuat getaran itu hilang. Malah semakin menjadi.

Erzan pulang lebih awal karena ada acara yang harus dia hadiri. Itu sudah Erzan beritahukan kepada Aruna. Walaupun tak menyertakan alasannya. Ketika Erzan melewati mejanya, Aruna hanya bisa memandang wajah yang semakin hari semakin berkharisma.

"Tuhan, jangan biarkan aku jatuh cinta padanya. Aku takut jika cintaku ini hanya cinta sendiri dan berujung pada sakit hati dan sakitnya raga ini," ucapnya dalam hati.

Aruna menyentuh belakang pundaknya dan dia pun meringis kecil. Dan senyum kecil pun terukir di sana.

"Aku kira kamu itu rumah ternyaman, nyatanya penuh kekerasan hingga aku merasa bagai berada di dalam neraka jahanam."

...*** BERSAMBUNG ***...

Ayok atuh dikomen. Biar aku semangat up-nya.

1
sum mia
Abang Er ini ibarat melamar tapi juga memaksa , udah minta nikahnya maksa eh dadakan pula . begitulah keluarga singa Cyra , dan sebentar lagi kamu akan menjadi bagian didalamnya . yakinlah kamu akan bahagia dan pastinya bisa diterima dengan tangan terbuka oleh keluarga mereka . cuma satu yang harus kamu hadapi si Achel keponakan Erzan yang bucin akut sama Wawa nya . pinter-pinterlah mengambil hati Achel agar dia bisa menerimamu juga .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
Cristella Tella
moga dngan adanya dukungan abang er dn kluarganya aruna bsa sembuh dri traumannya
uchiek hiday
wah...mau hadir di acara akad mereka hihi
Salmi Ati
akhirnya enjan sold out😁😁😁
Endah Yuliastuti
achel mana achel...siap siap Wawa bakalan ada yang merajuk ini😄😘
Kasih Sklhqu
selamat ya Abang ER sudah menemukan jodohnya
Purnama Pasedu
lanjut
Riris
ahhh...😢
Riris
sat set yah bang
Dyeah Dyooh
siap siap ach....datang ke nikahannya Abang Er & Cyra...../Drool/
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
semoga pernikahannya terlaksana .
Sayem Sayem
plek papi restu ni ngajak nikah tp wanita ny g blh nolak wajib. nurut aj biar cpt selesai ..singa jantan senior jg junior syok kn liat kelakuan Erzan
Tanti Retno Wati
wiiih erzan gak trima penolakan🥰🥰🥰
Ida Farida
welcome Aruna
N I A 🌺🌻🌹
kawin 🎶🎶🎶 kawin🎶🎶🎶🎶 nanti malam erzan kawin🎶🎶🎶😂😂😂😂😂😂😂
Salim S
abang er selalu ingat pesan dari sang bubu mencintai seorang wanita yang mempunyai luka yang sangat dalam.daddy aksa kalau udah ngomong nyesss gitu ya...abang er itu duplikat papi restu tapi lebih dingin dan lebih kejam...siap2 kindangan ini mah....
Elia Erawati
ya elah semua nya mesti merusak suasana romantis, pasti tdk ada penolakan 🥲
Rahmawati Abdillah
restu keluarga sudah di dapat tapi say tetap penasaran dengan achel,apakah akan memberikan restu untuk sang wawa
Sri Lestari
Dasarnya keturunan singa kalau udah titah gak bisa bilang enggak mutlak iya ,,,
Nadira Selvia Putri
nikah nikah nikah....lanjut thor...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!