Unexpected Of Love

Unexpected Of Love

1. Kapan Nikah?

Erzan Akhtar Ranendra, lelaki tanpa ekspresi dan dingin sangatlah muak dengan pertanyaan 'kapan nikah?'

Di acara keluarga besarnya pun pasti pertanyaan itu akan terlontar. Meskipun hanya sebagai candaan, tetap saja membuat wajahnya akan berubah masam.

"Emang gak ada pertanyaan lain apa? Seenggaknya tanyain gimana kabar gua. Atau rekening aman? Lah ini mah pertanyaan yang sama yang sama juga jawabannya."

Erzan mendumal sendiri menuju kamar mandi. Dia sudah sangat muak dengan pertanyaan tersebut.

Belum lagi sang adik yang terus mendesaknya agar cepat menikah. Kepala yang awalnya dingin kembali memanas.

"Lu boleh nikah asalkan lu kabulin pelangkah yang gua minta."

"Atuhlah, Bang. Gak kira-kira sih minta pelangkahnya. Abang kira adek sultan Dubai apa?"

Mau memasang wajah semelas apapun, Erzan tak akan luluh pada adik lelakinya itu.

"Terserah lu!" balas Erzan sambil berjalan menuju dapur.

"BANG--"

"Rega pelangkahnya aja apartment mewah yang gua impikan. Dan lu, gua cuma minta mansion doang."

"Doang kata Abang? Itu puluhan bahkan ratusan Milyar, Bang."

Erzan hanya menggedikkan bahu. Dia mengambil alkohol kalengan yang selalu tersedia di lemari pendingin khusus pria.

"Bang, turunin atuh pelangkahnya."

Suara kaleng yang diletakkan dengan keras di atas meja terdengar. Rayyan seketika terdiam. Dia menatap sang Abang yang sudah berwajah sangat datar bak papan bangunan.

"Gua bukan barang dagangan di pasar yang bisa lu tawar. Kata gua segitu, YA SEGITU!"

Sang mami hanya bisa memijat kepalanya jika anak pertama dan ketiganya beradu argumen. Dia hanya berada di tengah. Tak membela siapapun. Rayyan pernah merengek kepada sang papi tentang mansion yang Erzan minta. Namun, tanggapan sang papi malah datar saja.

"Sabar dikit sih, Dek. Kasihan loh Abang kalau dilangkahin terus mah," ucap sang mami dengan begitu lembut.

"Tahu lu! Kencing aja belum lurus," omel Reyn sambil menoyor kepala Rayyan.

"Nih apaan sih datang-datang." Rayyan menatap sang kembaran yang sama sekali tak takut ditatap olehnya.

"Kenapa lu ngebet banget pengen cepet kawin? Udah lu cicipin, ya?"

"Astaghfirullah. Mulut si Abang kalau ngomong gak ada saringannya," sahut Rayyan sambil mengusap dada.

Bisa mematikan Erzan akan keluar kepada siapapun. Dia akan lembut hanya kepada ratu cantik keluarga, yakni Achel.

Setiap kali Erzan datang ke rumah kedua orang tuanya, dia akan tidur bersama sang keponakan. Ada kehangatan yang dia rasakan jika bersama Achel. Ada aura bubu Echa pada diri Achel yang dapat Erzan rasakan.

Dia masih tenggelam dalam rasa rindu kepada orang yang sudah tidak bisa dia temui lagi. Memeluknya pun sudah tidak bisa.

"Andai jika Bubu masih ada, Abang pasti sudah menikah."

Tatapannya tertuju pada sosok Achel yang tertidur begitu lelap. Tangan Erzan mengusap lembut rambut Achel yang lebat.

"Abang rindu, Bubu."

Mata Erzan pun mulai terpejam. Tangannya memeluk tubuh kecil Achel. Balita yang mampu memberikannya kenyamanan.

.

Semakin hari pertanyaan 'kapan nikah?' semakin memekik gendang telinga. Ingin rasanya Erzan berteriak bagai Tarzan.

Jimmy, asisten pribadi Erzan mengulum senyum ketika Erzan tengah menjadi objek perjodohan para koleganya.

"Putri saya lulusan S1 di Singapura. Dia cantik, dan sudah pasti itu termasuk ke dalam tipe ideal Pak Erzan."

Jiwa mafianya meronta ingin keluar. Dia ingin memelintir bibir koleganya itu yang tak henti mempromosikan anaknya kepada dirinya.

"Ini pertemuan pekerjaan apa perjodohan? Muak gua! MUAK!"

Selesai pertemuan, Erzan bersungut ria. Omelannya tak berhenti sampai dia tiba di kantor.

"Kata gua mah udah sih married. Bungkam mulut mereka."

"Enggak semudah itu, BODOH!"

Jimmy pun berdecak kesal. Erzan tak pernah terbuka perihal kisah asmaranya. Namun, tak ada yang aneh juga selama dia bekerja dengan Erzan. Tak ada tanda-tanda dia dekat dengan seorang wanita. Selesai bekerja, main game atau meneguk alkohol. Monoton sekali hidup seorang Erzan Akhtar Ranendra.

.

Berdiri di balkon apartment dengan menggenggam alkohol kalengan. Dia menatap langit yang begitu ramai.

Sorot mata penuh kerinduan terpancar di sana. Bukan rindu kepada kekasih, melainkan kepada sang nenek terkasih.

"Kalau kamu ingin dicintai dengan besar, cintailah dia yang memiliki luka yang menganga begitu lebar. Cintanya jangan pernah diragukan. Kamu akan dicintai lebih ugal-ugalan dengan penuh ketulusan."

Pesan dari sang nenek yang sampai saat ini masih Erzan ingat. Pesan terakhir seminggu sebelum bubu pergi meninggalkan mereka untuk selamanya.

Alkohol kalengan sudah dia tengguk. Dahaganya sudah terobati sedikit. Dia pun mengambil rokok di saku celananya. Membakarnya, lalu menyesapnya dengan sangat dalam. Asapnya pun dia buang ke udara.

Begitulah cara dia melepaskan semua pikiran yang mengganjal. Tengah asyik menikmati malam ditemani dua sahabat sejati, bayang wajah seseorang hadir. Senyum kecil pun terukir di bibirnya.

"Di mana dia sekarang?"

Kembali asap rokok itu dia buang. Tak terasa alkohol kalengan sudah habis, dan dia memilih masuk. Merebahkan tubuhnya di tempat tidur yang cukup besar untuk dia tiduri sendiri.

.

Mendengar suara motor yang bising, balita yang tengah makan berlari keluar.

"Wawa!"

Begitu nyaring suara Achel hingga membuat Erzan tertawa. Achel ingin memeluk tubuh lelaki yang sepertinya menjadi cinta keduanya setelah sang papi.

"Wawa ganti baju dulu, ya." Balita itupun mengangguk setuju.

Jika, ingin melihat kelembutan dan kehangatan Erzan, lihatlah ketika Erzan berbicara dengan Achel. Di mana sikap dingin dan datarnya akan hilang begitu saja.

"Giliran ada Wawa, Papi dilupain," sindir Rega kepada putrinya yang tak mau jauh dari Erzan.

Balita itu memamerkan gigi putihnya. Lalu, berlari menghampiri sang papi.

"Sorry, Papi," ucapnya begitu lembut. Dia juga mengecup pipi papinya.

"Achel miss Wawa so much."

Semua orang pun tertawa termasuk Erzan. Ada saja tambahan kosakata baru setiap harinya yang membuat mereka semakin gemas.

Suara ponsel Erzan berdering. Namun, tak ada di saku maupun di meja. Rayyan mengambil ponsel sang Abang yang berada tak jauh dari dirinya. Dahinya seketika mengkerut melihat siapa yang menghubungi sang Abang.

"Aera," gumam Rayyan.

"Yan, hape gu--"

Kalimat Erzan terhenti ketika Rayyan menunjukkan layar ponsel sang Abang. Di mana seorang wanita cantik menghubunginya.

"Who is Aera?"

Semua mata kini tertuju pada Erzan. Begitu juga dengan Achel yang sudah mengadukan kedua alisnya melihat ke arah layar ponsel sang paman. Mereka semua menunggu jawaban dari Erzan karena lelaki tanpa ekspresi itu tidak pernah menyimpan nomor perempuan selain keluarganya.

"Dia te--"

Crangg ...!

Suara kaca pecah terdengar. Di lantai LCD ponsel Erzan sudah berserakan.

"Achel," tegur sang mami ketika putrinya-lah yang membanting ponsel Erzan.

"Wawa punya Achel. Wawa milik Achel celamanya," jawab Achel.

"Dak boleh ada cewe yang phone Wawa. DAK BOLE!" Bibir Achel pun sudah panjang menahan tangis.

... **** BERSAMBUNG ****...

Tes ombak, yuk! 50 komen up lagi.

Biasakan komen ya kalau udah habis baca. Jangan ditinggal begitu aja.

Terpopuler

Comments

Medy Jmb

Medy Jmb

Baru Nemu kak Fie, suka cerita nya. Lah...Achel ngingati kita sama sultan

2024-10-31

0

Eli Sholihah

Eli Sholihah

bagus kak

2024-11-18

0

Tiwi

Tiwi

n

2024-09-21

0

lihat semua
Episodes
1 1. Kapan Nikah?
2 2. Cinta Kedua
3 3. Sekretaris
4 4. CV
5 5. Interview Yang Terganggu
6 6. Aruna Cyra Sachikirani
7 7. Aturan Yang Akan Dilanggar
8 8. Dua Kepribadian
9 9. Masih Tetap Sama
10 10. Memecahkan Teka-Teki
11 POV. Aruna
12 12. Tujuan Hidup Untuk Luka dan Trauma
13 13. Tujuan Hidup
14 14. Tukang Ojek
15 15. Tidak Sreg
16 16. Makan Siang
17 17. Rencana Yang Gagal
18 18. Banyak Misteri
19 19. Melakukan Yang Terbaik
20 20. Hipnoterapi
21 21. Trauma Begitu Dalam
22 22. Kerjasama
23 23. Effort Begitu Besar
24 24. Hubungan Yang Halal
25 25. Berjalan Lancar
26 26. Singa Muda
27 27. Hadiah Besar
28 28. Kesal
29 29. Mulai Bertindak
30 30. Bekerjasama
31 31. Jelmaan Iblis
32 32. Melawan
33 33. Kekuatan dan Ketakutan
34 34. Rumah
35 35. Empat Lawan Satu
36 36. Meminta Bantuan
37 37. Ayah Dari Tunangan Kamu
38 38. Rumah vs Tempat Singgah
39 39. Perempuan Gila
40 40. Akhir Penderitaan
41 41. ILY
42 42. Terlalu Antusias
43 43. Gantian Berjuang
44 44. Perjuangan Baru Dimulai
45 45. Menginap Di Rumah Mami
46 Pengumuman
47 47. Jika Cinta Tak Akan Mau Melihatnya Menderita
48 48. Effort Yang Sama Besar
49 Pengumuman
50 49. Di Balik Sakit Ada Bahagia
51 50. Janji Mengalahkan Nafsu
52 51. Meminta Restu
53 Pengumuman
54 53. Tak Mau Mati Muda
55 54. Menuju Wedding Impian
56 55. Wedding Impian
57 56. Cuti Sehari
58 57. Red Day
59 58. Merengut Kesal
60 59. Tak Sesuai Ucapan
61 60. Honeymoon Yang Harus Berakhir
62 61. Dingin Di Luar Hangat Di Dalam
63 62. Adonan
64 63. Pemberitahuan Untuk Keluarga Besar
65 65. Baru Dimulai
66 Nanya
67 66. Di Luar Nalar
68 67. Dikira Sudan Selsai
69 68. MISSION COMPLETED
Episodes

Updated 69 Episodes

1
1. Kapan Nikah?
2
2. Cinta Kedua
3
3. Sekretaris
4
4. CV
5
5. Interview Yang Terganggu
6
6. Aruna Cyra Sachikirani
7
7. Aturan Yang Akan Dilanggar
8
8. Dua Kepribadian
9
9. Masih Tetap Sama
10
10. Memecahkan Teka-Teki
11
POV. Aruna
12
12. Tujuan Hidup Untuk Luka dan Trauma
13
13. Tujuan Hidup
14
14. Tukang Ojek
15
15. Tidak Sreg
16
16. Makan Siang
17
17. Rencana Yang Gagal
18
18. Banyak Misteri
19
19. Melakukan Yang Terbaik
20
20. Hipnoterapi
21
21. Trauma Begitu Dalam
22
22. Kerjasama
23
23. Effort Begitu Besar
24
24. Hubungan Yang Halal
25
25. Berjalan Lancar
26
26. Singa Muda
27
27. Hadiah Besar
28
28. Kesal
29
29. Mulai Bertindak
30
30. Bekerjasama
31
31. Jelmaan Iblis
32
32. Melawan
33
33. Kekuatan dan Ketakutan
34
34. Rumah
35
35. Empat Lawan Satu
36
36. Meminta Bantuan
37
37. Ayah Dari Tunangan Kamu
38
38. Rumah vs Tempat Singgah
39
39. Perempuan Gila
40
40. Akhir Penderitaan
41
41. ILY
42
42. Terlalu Antusias
43
43. Gantian Berjuang
44
44. Perjuangan Baru Dimulai
45
45. Menginap Di Rumah Mami
46
Pengumuman
47
47. Jika Cinta Tak Akan Mau Melihatnya Menderita
48
48. Effort Yang Sama Besar
49
Pengumuman
50
49. Di Balik Sakit Ada Bahagia
51
50. Janji Mengalahkan Nafsu
52
51. Meminta Restu
53
Pengumuman
54
53. Tak Mau Mati Muda
55
54. Menuju Wedding Impian
56
55. Wedding Impian
57
56. Cuti Sehari
58
57. Red Day
59
58. Merengut Kesal
60
59. Tak Sesuai Ucapan
61
60. Honeymoon Yang Harus Berakhir
62
61. Dingin Di Luar Hangat Di Dalam
63
62. Adonan
64
63. Pemberitahuan Untuk Keluarga Besar
65
65. Baru Dimulai
66
Nanya
67
66. Di Luar Nalar
68
67. Dikira Sudan Selsai
69
68. MISSION COMPLETED

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!