Terlahir dari keluarga yang serba berkecukupan bahkan tanpa kekurangan adalah impian dari seluruh anak yang ada di dunia, sebuah keberuntungan yang didapatkan 5 anak kembar keluarga Jiang.
Keluarganya merupakan pemilik perusahaan besar yang bergerak dalam industri perumahan dan juga perdagangan secara global. Memiliki koneksi dengan beberapa perusahaan besar dan beberapa negara mambuat perusahaan tersebut sangat maju.
Tapi dibalik segala kejayaan perusahaan keluarga Jiang tersebut, banyak rahasia kelam yang terselubung dibaliknya, perlahan satu-persatu rahasia tersebut mulai terkuak saat yang tertua dari Jiang Twins belajar mengambil alih perusahaan.
Sang tertua menelusuri perlahan segala celah rahasia lalu menceritakan semua informasi yang didapatinya kepada keempat kembarannya yang lain. Banyak kejutan-kejutan yang membuat mereka berlima hampir beberapa kali berpisah atau berpencar saat bersama-sama menguak berbagai rahasia tersebut.
tertarik dengan ceritanya? Yuk mampir!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sweety Pearl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Teror Dari Dunia Maya.
❁ Happy Reading ❁
"Kok lu gak pernah cerita?" sentak Changrui tiba-tiba dan tangannya menengadah meminta ponsel Jiayi tentu saja gadis itu menolak memberikannya karena sudah tau apa yang akan terjadi selanjutnya.
"Karna gua ngerasa itu mungkin hanya orang iseng yang ngelakuin jadinya gua diamin aja selama dua tiga hari eh ternyata dia masih terus berusaha menghubungi gua," tegas Jiayi balik menatap Changrui, suasana langsung terasa canggung seketika.
"Apa isi pesannya?" Daxia menarik pelan tangan Jiayi untuk menjauhkannya dari kemarahan Changrui.
"Terlahir untuk dihancurkan," jawab Jiayi singkat.
"Coba liat sini username Weibo-nya." Qinling menengadah dan menatap Jiayi menyakinkan kalau dia tidak akan melakukan apapun, ponsel diberikannya dan langsung melihat nama dan foto profil dari akun. "Yihua?"
"Kenal?" tanya Guotin melihat perubahan wajah Qinling dari penasaran ke kaget.
"Lu pada ingat gak sama gadis pelayan yang waktu kita makan bareng di restoran ruang vip yang dia hanya nyebutin nama gua waktu menyajikan makanan?" Pertanyaan Qinling membuat mereka semua langsung diam berpikir.
"Itu orangnya?" Changrui bertanya dengan wajahnya yang datar.
"Iya, dia itu masuk ke kelas menembak yang jadwal dan coach-nya ngambil yang sama kayak gua," Cerita dari Qinling membuat Changrui dan Jiayi semakin penasaran ada apa sebenarnya yang terjadi.
"Gak beres kayaknya tuh anak coba deh lu hubungin dia dan minta penjelasan pakai akun Weibo lu langsung," saran dari Fangxi dituruti oleh Qinling dan langsung menghubungin akun Weibo tersebut.
"Gak dibalas dia terakhir aktif beberapa jam yang lalu," jawab Qinling tanpa memalingkan pandangannya dari ponsel, matanya menatap dengan detail wajah dari gadis bernama Yihua tersebut yang terlihat sangat cantik dengan senyuman manis.
"Dia terakhir chat lu kayak begituan jam berapa?" tanya Guozi.
"Kemarin malam."
"Ntar pas jadwal latihan kalau gua ketemu sama dia gua bakalan tanyain langsung dan minta penjelasan, semoga jawabannya memuaskan." Changrui mengangguk mengiyakan, Qinling menepuk pundaknya menyakinkan agar jangan terlalu galak dengan seorang Jiayi.
"Kok gua berfirasat bayangan hitam yang mengganggu beberapa dari kita ini ada hubungannya sama gadis itu, siapa tadi namanya?" Qianfang tiba-tiba menyeletuk menyimpulkan pikirannya asal.
"Yihua, lupa gua marganya apaan." Qinling menyahut cepat.
Tidak ingin suasana jadi lebih tegang lagi Guotin langsung merubah keadaan dengan menyuruh mereka membereskan bekas bungkus makanan dan minuman yang berserakan lalu setelahnya mereka akan pulang, Chengsin mengangkat kepalanya saat mendengar suara mobil yang datang.
"Suara mobil Daddy tuh pulang." Chengsin langsung berlari masuk ke dalam rumah dan membukakan pintu depan.
Mommy masuk duluan dengan membawa beberapa paper bag yang digantungkan di lengannya, berjalan masuk sambil berteriak mencari keberadaan Jiayi dan Changrui. Chengsin mengarahkan Mommy-nya untuk ke taman belakang tempat mereka berada.
"Eh ada sepupu Jiang dan Zhang ternyata ayo masuk ke dalam Mommy ada banyak bawa cemilan yang cocok buat kalian," Senyuman merekah indah di wajah Mommy Lisha.
Karena sudah selesai berberes merekapun menuruti ucapan Mommy dan masuk ke dalam duduk berkumpul di meja makan bundar, Jiayi dan Daxia membantu mommy memindahkan beberapa macam makanan untuk dihidangkan lalu dibawa ke meja makan.
"Kalian udah dengar tentang acara yang nanti akan Paman Ren buat?" tanya Daddy Haoyu berjalan mendekat ke meja makan dan meletakkan kaleng soda masing-masing untuk mereka.
"Belum ada dengar memangnya bakalan jadi?" tanya Changrui dengan tatapan matanya yang sudah kembali santai.
"Minggu depan acaranya bakal dilangsungkan sebenarnya masih sekitar tiga mingguan lagi tapi dipercepatnya," jawab Mommy selesai dari memanaskan makanan dari microwave.
"Kabar yang menakjubkan," celetuk Fangxi, semua mengangguk setuju dengannya.
"Benar sekali, Fangxi. Keluarga besar kita akan menjadi sorotan utama di acara tersebut jadi kalian pakailah Cheongsam yang terbaik, mungkin media dan wartawan akan ramai yang datang," sahut Mommy Lisha.
Jiayi datang dari arah kulkas membawakan semangkuk air sirup sementara Daxia membawakan esnya. "Kalau nanti pas udah dekat hari acara lu pada mau belanja Cheongsam baru janjian aja ya, gua sih pasti bakalan beli sesuatu yang baru buat acara itu." saran Jiayi menatap sepupunya satu persatu.
"Boleh boleh nanti kita bicarain aja di grup ya," timpal Qinling
Mereka semua menikmati cemilan makan malam yang disediakan oleh Mommy dan Dadddy EQUINOX, tidak banyak pembicaraan yang berlangsung setelah membicarakan tentang acara Paman Ren tersebut. Guotin menatap kembarannya lalu menggoyangkan kepalanya pelan mengisyaratkan untuk segera pulang.
Fangxi langsung menghabiskan makanannya dalam sekali suapan terakhir dan diikuti Wenhua, Qinling, juga Daxia. Mereka berlima berdiri dan membungkuk memberikan hormat ke Daddy dan Mommy yang masih makan sambil mengobrol.
"Paman Bibi terimakasih cemilannya kami ingin pamit pulang sudah terlalu larut malam juga," Guotin tersenyum hangat menatap keduanya bergantian, Mommy berdiri dan membalas membungkuk ke keponakannya.
"Iya silahkan anak-anak Jiang, berhati-hatilah di jalan dan sampaikan salamku pada Mama kalian." Mommy mengantar mereka hingga ke depan pintu menunggu kelimanya masuk ke dalam mobil.
Fangxi dengan cepat memutar mobil, menurunkan kaca sedikit lalu memberikan lambaian tangan pada Mommy. Mobil mereka melakukan pelan keluar menuju gerbang sebelum masuk ke jalanan yang sudah lumayan sepi.
Menyalakan musik dengan volume yang sedikit lebih kencang Fangxi menikmati menyetir mengebut di jalanan malam yang sudah tidak terlalu ramai, Guotin menyandarkan tangannya ke samping menopang kepalanya yang rasanya sudah berat untuk ditegakkan.
Di belakang tiga bungsu hanya Daxia yang masih terbangun sedang mengotak-atik ponselnya Wenhua dan Qinling sudah terlelap menyandarkannya kepalanya ke jendela.
"Buset tadi baru aja ngomongin tentang sesuatu yang aneh dan teror tetiba langsung berubah topiknya jadi membahas acara Paman Ren," celetuk Daxia tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.
"Mau heran tapi inilah hal normal yang terjadi di keluarga besar pemilik perusahaan," sahut Wenhua dengan matanya yang terpejam ia belum sepenuhnya tertidur.
"Yuk kita pulang ah pulang gua dari pagi pengen rebahan rasanya kagak nyaman banget," Qinling bangun lagi lalu meregangkan punggungnya dan membunyikan tulang lehernya ke kanan dan kiri.
Guotin terbangun karena mengingat sesuatu dan langsung menoleh ke kursi belakang. "Buat sementara Daxia tidur sama Wenhua atau Qinling gimana? Biar gak terlalu takut kalau misalnya tidur sendirian,"
"Boleh aja sih." Wenhua menjawab singkat lalu membenarkan posisi duduknya bersiap untuk tidur lagi.
"Yey! It's pajamas party time." Daxia bersorak heboh sendiri dan menarik Wenhua untuk dipeluknya sementara korban hanya diam mengangguk.
"Ikut woi please mau gabung." Qinling terbangun mendengar ucapan Guotin dan memasang wajah memohon ke arah Daxia dan Wenhua.
"Kalau udah gini kayaknya kita tidur berlima aja lagi ya gak sih?" tanya Goutin lalu tanganya memukul pelan bahu Fangxi yang masih fokus menyetir.
"Let's go Jiang Twins pajamas party!" Daxia bersorak lagi lalu disusul oleh Qinling Wenhua yang mengaum seolah-olah serigala.
"Eh eh kalau misalnya ditanya-tanya Mama sama Papa kenapa kita tidur di depan tv lagi gimana?" Fangxi menatap tiga bungsu dari spion tengah, Daxia mengedikkan bahunya dan menunjuk ke arah Guotin.
"Gak ada yang ngomong kita tidur depan tv loh," tegur Wenhua sambi tersenyum miring menatap spion tengah.
"Terus mau tidur di mana?" Fangxi terdengar menghelakan nafasnya pelan, tangannya terampil memutar setir menyalip kendaraan lain di jalan.
"Di kamar yang paling luas dan gede di antara kita ya gak?" Daxia menyarankan berpura-pura tidak melihat ke arah spion tengah yang tepat sejajar dengan wajahnya.
Suasana hening, keempatnya memandang ke satu orang yang sedari tadi fokus menyetir dan tidak terlalu mendengarkan percakapan apa yang sebenarnya sedang terjadi, saat menyadari suasana hening tidak ada percakapan diliriknya samping dan belakang semua menatap ke arahnya. "Siapa? Oh .... Oke."
"AHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA." suara tawa mereka berempat langsung pecah begitu saja melihat Fangxi mengukir senyum simpul lalu menggeleng pelan.
❁ See You In The Next Part ❁