NovelToon NovelToon
My Possesive Presdir Alexander

My Possesive Presdir Alexander

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: Devi Istigfariatul Laili

LIKE🤗
VOTE😃
TERIMAKASIH🙏🙏
Alaska tempat seorang presdir yang mempunyai watak keras, dingin, dan kejam dia bernama Alexander , dan akan di jodohkan dengan gadis kecil cantik, dan pemberani yang bernama Lara Hateway. Saat mempersiapkan pernikahan ada beberapa musuh yang mengancam untuk membunuh kalau sampai perjodohan itu terjadi.
Dan banyak misteri dari masa lalu yang belum terkuak. akan adanya pengkhianatan masa lalu pembunuhan yang tragis. sehingga mereka harus menguak dan merencanakan sebuah misi.

Beberapa bulan kemudian, keduanya mempunyai rasa tapi sulit untuk di ungkapkan. Setelah Lara tertembak musuh barulah Alexander mengungkapkan betapa berartinya dia buat hidupnya.

Akankah semua misi akan terkuak, dan akankah Lara dan Alex bahagia atau....?

Langsung saja baca ceritanya yuks pasti seru bercampur dengan action, emosi, perasaan dan bla bla🤗🤗

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Devi Istigfariatul Laili, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ep. 24

Dengan rasa was-was, mereka mencoba untuk menggali lebih dalam tentang masa lalu orangtua Lara dan mengungkap siapa sebenarnya yang bertanggung jawab atas tragedi yang menimpa mereka. Ketegangan semakin memuncak saat mereka menyadari bahwa setiap langkah mereka diikuti oleh sosok misterius yang berusaha menghentikan mereka.

Malam itu, setelah ancaman telepon yang mengerikan, keluarga Alex berkumpul di ruang bawah tanah, tempat mereka bisa berbicara dengan bebas tanpa takut didengar orang lain.

“Kita harus berhati-hati. Mereka tahu kita sedang menggali informasi tentang masa lalu orangtua Lara," Ucap Alex dengan nada rendah.

“Ini bukan sekadar ancaman biasa. Mereka tahu sesuatu yang lebih besar, sesuatu yang mungkin akan mengubah segalanya jika terungkap," Sahut Papa.

“Aku sudah menghubungi kenalanku. Dia akan datang besok pagi untuk membantu kita mencari jejak siapa sebenarnya yang berada di balik semua ini," Timpal Marcus begitu santai.

“Aku hanya ingin semua ini berakhir. Aku ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada orangtuaku, tapi aku juga takut. Takut bahwa semakin kita menggali, semakin banyak masalah yang akan kita temukan," Ucap Lara memberanikan diri untuk berbicara.

“Lara, kami akan melakukan apa saja untuk melindungimu. Apa pun yang terjadi, kau tidak akan sendirian," Sahut Mama penuh kasih sayang.

"Iya, ma," Jawab Mama.

“Kita harus berpikir beberapa langkah ke depan. Mereka jelas tidak ingin kita menemukan sesuatu. Mungkin kita harus memancing mereka keluar, membuat mereka berpikir bahwa kita sudah dekat dengan kebenaran," Ucap Alex untuk menyusun rencana.

“Kita bisa menyebarkan informasi palsu, membuat mereka panik dan melakukan kesalahan. Dengan begitu, kita bisa menemukan siapa sebenarnya yang berada di balik semua ini," Jawab Marcus mengangguk setuju.

“Dan sementara itu, kita harus tetap fokus pada pencarian. Jangan terlalu banyak bicara dengan orang luar, jaga informasi ini tetap tertutup rapat," Sahut Papa.

“Mungkin kita juga perlu meningkatkan pengamanan di sekitar Lara. Aku tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi padanya lagi," Timpal Mama begitu cemas.

“Aku akan memastikan tidak ada yang bisa mendekatimu tanpa sepengetahuanku. Aku akan menjaga keamananmu, Sayang. Mereka harus melewati diriku terlebih dahulu sebelum bisa menyentuhmu," Ucap Lara meraih tangan Lara dan menggenggamnya.

“Tapi bagaimana jika kita tidak pernah menemukan siapa pun? Bagaimana jika mereka selalu selangkah lebih maju dari kita?” Tanya Lara wajahnya begitu gelisah.

“Kita tidak akan menyerah, Sayang. Apa pun yang terjadi, kita akan terus maju. Aku percaya, cepat atau lambat, kebenaran akan terungkap. Dan saat itu tiba, kita akan siap," Jawab Alex mencoba menenangkannya.

“Aku hanya ingin semua ini berakhir. Aku ingin bisa hidup tanpa rasa takut lagi, Honey," Sahut Lara dengan wajah menunduk.

“Semua ini pasti akan berakhir, sayang. Kita hanya perlu bersabar dan terus berusaha. Jangan biarkan ketakutan menguasaimu," Sahut Mama dan memeluknya.

“Dengan bantuan kenalanku, kita akan segera mengetahui lebih banyak. Dan siapa tahu, mungkin mereka sendiri yang akan membuat kesalahan," Ucap Marcus dengan nada yang lebih tenang.

Setelah itu, mereka semua berpisah untuk beristirahat. Namun, malam itu terasa lebih hening dari biasanya. Setiap suara kecil membuat mereka waspada. Ancaman yang baru saja mereka terima masih menggantung di udara, membuat mereka semua sulit untuk benar-benar merasa aman.

Alex menghabiskan malam itu dengan berjaga di dekat Lara. Dia tidak bisa tidur, pikirannya dipenuhi oleh kekhawatiran dan rencana-rencana untuk melindungi Lara dari ancaman yang semakin dekat.

“Sayang, aku berjanji, apa pun yang terjadi, aku akan selalu ada di sini untukmu,” Bisik Alex pelan saat dia melihat Lara tertidur dengan wajah yang masih tampak gelisah.

Malam itu, Alex merenung, memikirkan berbagai kemungkinan yang akan mereka hadapi. Dia tahu bahwa mereka berada di jalan yang berbahaya, tetapi dia juga tahu bahwa mereka tidak bisa mundur sekarang. Mereka harus terus maju, menemukan kebenaran, dan menghentikan ancaman yang terus mengintai mereka.

.

.

Pada pagi itu, suasana di rumah Alex terasa lebih sunyi dari biasanya. Meskipun matahari sudah tinggi, rasa was-was yang masih tersisa dari malam sebelumnya membuat mereka semua lebih berhati-hati.

Alex duduk di meja makan bersama Marcus dan Papanya. Ketiganya berbicara dengan nada rendah, hampir berbisik.

“Apa yang akan kita lakukan hari ini?” Tanya Marcus, memecah keheningan.

“Kita harus mulai dari arsip lama orangtua Lara. Kita butuh informasi lebih banyak tentang siapa yang bekerja dengan mereka sebelum semua ini terjadi,” Jawab Alex.

“Aku juga sudah menghubungi beberapa orang yang mungkin bisa membantu kita. Tapi kita harus berhati-hati. Kita tidak tahu siapa yang bisa kita percayai," Timpal Papa.

“Lara bagaimana?” Marcus bertanya, melihat ke arah kamar di mana Lara masih berada.

“Aku akan tetap bersamanya. Dia sudah terlalu banyak mengalami hal buruk. Aku tidak akan membiarkannya sendirian," Jawab Alex tegas.

Beberapa jam kemudian, Alex dan Marcus mulai mencari di antara arsip lama yang tersimpan di ruang bawah tanah. Mereka menemukan berbagai dokumen yang tampak tidak terlalu penting pada awalnya, tetapi perlahan mulai menemukan pola yang mencurigakan.

“Lihat ini. Ada transaksi besar yang terjadi beberapa bulan sebelum orangtua Lara meninggal. Tapi yang aneh, nama orang yang menerima dana ini tidak tercantum di dokumen mana pun setelahnya," Ucap Marcus sambil menunjukkan sebuah dokumen kepada Alex.

“Ini bisa jadi petunjuk penting. Kita harus mencari tahu siapa orang ini dan apa hubungannya dengan orangtua Lara," Jawab Alex memperhatikan dokumen itu dengan seksama.

“Aku akan coba cari tahu lebih banyak. Mungkin ada catatan lain yang bisa menghubungkan semua ini," Timpal Marcus mengangguk.

Saat mereka sedang asyik menyelidiki, telepon rumah berbunyi. Alex yang merasa waspada langsung menjawabnya.

“Halo?” Ucapnya dengan nada tegas.

Tidak ada jawaban di ujung sana. Hanya suara napas yang terdengar pelan, namun jelas. Detik-detik berlalu dengan keheningan yang menegangkan sebelum akhirnya suara serak itu berbicara.

“Kalian sudah terlalu jauh. Berhentilah sekarang, atau kalian akan menyesal," Jawabnya di seberang telepon.

“Siapa kau sebenarnya? Apa yang kau inginkan?” Tanya Alex merasakan amarahnya memuncak.

Namun, suara itu hanya tertawa pelan sebelum akhirnya telepon terputus. Alex membanting gagang telepon dengan frustrasi.

“Mereka mulai menekan kita. Ini berarti kita sudah mendekati sesuatu yang penting," Ucap Marcus memdengar percakapan itu.

“Kita tidak bisa berhenti sekarang. Kita harus menemukan siapa yang berada di balik semua ini," Jawab Alex dengan nada serius.

Sementara itu, di kamar lain, Lara sedang duduk bersama Mama dan Papa Alex. Dan Ibu angkat Lara pulang kerumah sendiri. Mereka berbicara tentang masa lalu Lara dan apa yang mungkin akan mereka temukan.

“Lara, apa kamu yakin ingin terus maju? Apa pun yang kita temukan mungkin tidak akan mudah untuk diterima," Tanya anya Mama dengan lembut.

“Aku tahu ini akan sulit, tapi aku harus tahu. Aku tidak bisa hidup dengan pertanyaan-pertanyaan yang tak terjawab," Jawab Lara mengangguk pelan.

“Kami akan selalu ada di sampingmu, Lara. Apa pun yang terjadi, ingatlah bahwa kami ada untuk mendukungmu," Timpal Papa.

“Terima kasih, Papa, Mama. Aku merasa lebih kuat karena kalian," Jawab Lara tersenyum tipis.

Malam itu, mereka semua berkumpul di ruang keluarga untuk menyusun rencana berikutnya. Marcus telah berhasil menemukan beberapa petunjuk tambahan dari arsip lama.

“Ada satu nama yang terus muncul dalam catatan ini. Seseorang bernama Max. Dia terlibat dalam beberapa transaksi besar dengan perusahaan orangtua Lara, tetapi tidak ada catatan tentangnya setelah insiden itu," Ucap Marcus sambil menunjukkan beberapa dokumen.

“Apakah dia masih hidup?” Tanya Lara yang penasaran.

“Kita belum tahu. Tapi kita harus mencarinya. Mungkin dia bisa memberi kita jawaban yang selama ini kita cari," Jawab Alex.

“Aku akan mencoba mencari tahu lebih banyak tentang dia. Mungkin ada orang yang masih ingat atau pernah berurusan dengannya," Ucap Papa

“Tapi kita harus berhati-hati. Semakin dalam kita menggali, semakin berbahaya situasinya," Sahut Mama begitu khawatir.

“Kita tidak punya pilihan lain. Kita sudah terlalu jauh untuk mundur sekarang," Timpal Alex dengan tegas.

Beberapa kemudian, saat mereka semua hendak beristirahat, terdengar suara kaca pecah dari arah ruang tamu. Semua orang langsung waspada.

Pyarr

Pyarr

“Alex, hati-hati!” teriak Lara saat Alex bergegas menuju sumber suara.

Saat Alex dan Marcus tiba di ruang tamu, mereka melihat jendela besar sudah pecah dengan batu besar tergeletak di lantai. Ada catatan yang terikat di batu tersebut.

“Berhenti sekarang, atau kalian semua akan menyesal,” bunyi catatan itu.

“Mereka mencoba menakut-nakuti kita, tapi mereka hanya membuatku semakin yakin. Kita harus mengakhiri semua ini," Ucap Alex menggenggam kertas itu dengan erat. Matanya penuh dengan kemarahan dan tekad.

Happy Reading🤗🤗

Mohon Maaf jika ada kesalahan dalam penulisan🙏🙏

1
Vio Almahyra
doubel dongg
Vio Almahyra
doubele donggg
Vio Almahyra
doubel up
Ilyas
😍😍😍
Anonymous
yuhuuyyy akhirnya😍😍
Ilyas
doubel thour🤗
Alfian
😍😍
Alfian
akhirnyaAA😍😍
Anonymous
😍😍😍
Hafsyah Devandaz
uo doubel dong
Hafsyah Devandaz
doubell donkk
Alfian
uup doubel kak
serly
💫💫💫
Ilyas
upp
Hafsyah Devandaz
up
Nayla Nazafarin
bukannya tadi lara pulang kerumah masih ad ibunya?tp knp d ceritakn mninggal?ap ibu sambung?
Adzkia: iya kak ibu kandung Lara meninggal
yang dirumah itu ibu sambungnya
total 1 replies
Alfian
doubel donv jkakak
serly
😍😍
Ilyas
bangun lar .. alex mulai sangat mencinrai kamu🤗🤗
Hafsyah Devandaz
up doubel thour
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!