Vanny wanita yang terkenal barbar disekolahnya. dia yang suka membuat ulah dan membuat emosi semua guru yang ada disekolahnya.
Suatu hari ketika vanny akan dijodohkan dengan Arvan seorang CEO yang terkenal dingin dan kejam. Alasan mereka menikah hanyalah sebatas balas budi sang ayah kepada orang tua Vanny yang berhasil menyelamatkan nya dari kecelakaan maut.
Kevin terselamatkan ketika mobil yang jatuh kejurang dan tepat diperkampungan orang tua Vanny tinggal. Mereka menyelamatkan nya sebelum akhirnya mobil itu meledak terbakar. Ayah Vanny berlari dan memeluk tubuh Kevin untuk diselamatkan dan dibawa pulang untuk dirawat. Karena kebaikan orang tua Vanny yang tulus, Kevin sepakat untuk menjadikan anak perempuan satu-satu mereka menjadi menantu, dan akan dinikahkan dengan Arvan putranya.
Tak disangka perjodohan ini membuat mereka akhirnya menjadi suami istri, namun keduanya sepakat bahwa pernikahan ini adalah bohongan, kerena mereka tidak mencintai satu sama lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elvani Yunita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13 "2 tahun kemudian"
Dua tahun sudah Vanny membersamai keluarga kevin. Vanny pun sudah banyak perkembangan, baik dalam dunia kerja maupun kuliah nya. Dia menjadi wanita independent dengan pendirian yang tak terbantahkan.
Seketika Kevin merasa bahwa perkembangan Vanny tidak lah main-main. Dia bahkan tidak menyangka bahwa Vanny yang ia kenal dulu sudah banyak mengalami perubahan. Tak jarang ia merasa bahwa Vanny memang wanita cerdas, kuat dan tangguh dalam menghadapi hal apapun.
Perkembangan Vanny dalam dunia kerja dan perkuliahan nya adalah suatu hal yang luar biasa bagi kevin, tetapi tidak dengan perkembangan hubungan Vanny dengan Arvan. Bahkan Vanny dan Arvan sangat sulit untuk berkomunikasi dengan baik. Jika ada gambaran mengenai hubungan mereka, maka tak ubahnya seperti minyak dan air yang tak mungkin bisa bersatu.
"Vanny.!! saya ingin berbicara sebentar, ada hal yang ingin saya beritahukan."
Kevin memanggil Vanny untuk memberitahukan bahwa orang tua Vanny akan sampai di mansion hari ini juga.
"Baik tuan, tuan ingin mengatakan apa..?" Dengan antusias Vanny bertanya pada Kevin.
"Saya mengundang orang tuamu untuk datang ke mansion ini, jadi kau tidak usah bekerja hari ini."
"Tuan serius.,? Ya ampun, aku sangat merindukan mereka." Ucap Vanny kegirangan.
"Yah, kau bersiap-siap. Sambut kedua orang tuamu, dan saya akan mengadakan makan malam untuk keluarga." Ucap Kevin dengan senyum lembutnya.
"Baik tuan."
Tak lama kemudian orang tua Vanny, telah sampai di mansion. Selama 2 tahun tinggal dimansion Kevin, orang tua Vanny hanya sesekali datang untuk menjenguknya.
Hari ini Kevin mengundang mereka untuk membicarakan hal yang sangat ia nanti-nantikan, yaitu menjodohkan Vanny dengan Arvan. Dia tidak akan menerima penolakan baik dari Vanny maupun Arvan.
Baginya keputusan yang sudah dia buat adalah sesuatu hal yang final dan tidak bisa diganggu gugat bahkan oleh Arvan sekalipun.
"Assalamualaikum." Ucap kedua orang tua Vanny berbarengan. Vanny langsung berhambur kepelukan orang tuanya.
"Walaikum salam, mama, ayah !!! Ya Allah Vanny kangen banget sama kalian. Mama sama ayah baik-baik aja kan.?"
"Alhamdulillah kami baik-baik saja, mama sama ayah senang sekali mendengar keberhasilan kamu. Kamu memang anak kebanggaan kami."
"Ini semua berkat dari do'a mama sama ayah."
Mereka sangat bangga akan kesuksesan Vanny, Vanny yang dulu bukanlah yang sekarang.
Jika dulu dia terlihat sangat urakan dan malas-malasan, sangat jauh berbeda dengan sekarang, karena dihatinya dia memiliki tanggung jawab untuk memberikan kemampuan terbaiknya kepada Kevin yang tak lain adalah ayah Arvan yang juga sudah ia anggap sebagai ayahnya sendiri yang selama ini banyak membantu nya dalam banyak hal.
"Selamat datang pak Budi dan bu Lastri, saya sangat senang dengan kehadiran kalian disini. Nanti malam saya akan menjamu kalian makan malam sekalian ada hal penting yang ingin saya sampaikan."
"Terimakasih tuan, kau memang sangat baik, terimakasih telah menjaga Vanny dan membuat dia sukses menjadi wanita karir seperti impian dia selama ini. Saya tidak tau lagi apa yang harus saya perbuat untuk membalas kebaikan tuan."
"Justru akulah yang berterimakasih, karena kehadiran Vanny membuat warna baru dalam kehidupanku dan Arvan. Jujur saja aku telah menganggap kalian keluarga. Jadi jangan bercerita balas budi, karena keluarga akan selalu merangkul satu sama lain."
Budi yang tak lain adalah ayah Vanny sangat terharu dengan ucapan Kevin, mereka pun saring merangkul, mereka jelas seperti keluarga meskipun tidak ikatan darah.
Waktu telah menunjukkan pukul 07.00 Wib. Mereka berkumpul diruang makan dengan jamuan makan malam mewah yang telah disiapkan oleh pelayan-pelayan Kevin. Terlihat Arvan pun menghadiri makan malam yang telah direncanakan Kevin sebelum nya.
Kini makan malam terlaksana dengan hikmat dan tenang. Mereka pun menyelesaikan makan malam digantikan dengan hidangan penutup yang disediakan oleh pelayan.
"Baik lah ! seperti yang saya katakan tadi, makan malam ini bukan hanya sekedar makan malam biasa. Disini saya sedang merencanakan sesuatu yang menurut saya sangat penting untuk kita biacarakan sebagai keluarga."
Kevin pun berbicara dengan lugas dan tegas, tak luput dengan perhatian Arvan dan Vanny yang melihatnya dengan tatapan penasaran.
"Apa yang ingin ayah katakan,?"
Arvan seolah tak sabar mendengar hal apa yang akan ayah nya katakan malam ini.
"Arvan, ayah merasa umur ayah sudah tua, dan kamu pun belum ada tanda-tanda ingin menikah. Ayah menginginkan kau menikah secepatnya."
"Ya ampun ayah, itu bisa kita bicarakan berdua. Jangan disini, ngga enak dengan keluarga Vanny, lagian ini tidak ada urusannya dengan mereka."
"Justru karena ini berhubungan dengan mereka, sebab itu lah ayah memanggil mereka kesini, untuk membahas hal yang sangat penting dan privasi."
Sontak Vanny dan arvan sangat terkejut sekaligus khawatir, bagai mana kalau Kevin memiliki niat untuk menjodohkan mereka.
"Ayah, kau sangat plin plan, to the point aja.! Apa maksud dan tujuan ayah sebenarnya.?"
"Baiklah, jika kau tidak sabaran ! Ayah akan beritahukan maksud dan tujuan ayah mengumpulkan kalian disini. Arvan, di usia mu yang sudah 32 tahun ini, ayah rasa kau sudah cukup matang untuk menikah. Jadi, ayah akan menjodohkan kau dengan Vanny. Ayah sudah sangat mengenal Vanny dan keluarganya jadi ayah ingin Vanny yang jadi menantu ayah."
Sontak Vanny dan Arvan terkejut bukan main.
"A-apa..? Ayah kalau bercanda jangan kelewatan, aku tidak suka." Ucap Arvan dengan wajah tidak suka, jika ayahnya menjodohkan ia dengan Vanny. Bagai mana bisa ia menikah dengan orang yang sangat ia benci. Bahkan Vanny tidak pernah masuk dalam kriteria wanita yang dia suka.
"Ayah tidak bercanda Arvan, ayah serius ingin menjodohkan kalian. Ayah tau Vanny orang yang tulus, keluarganya juga baik. 2 tahun Vanny tinggal bersama kita, kurang lebih ayah tau karakternya. Ayah menginginkan Vanny untuk menjadi menantu ayah satu-satunya."
Lagi-lagi Arvan syok, ia tidak menyangka ayahnya akan ikut campur dalam urusan pribadinya sejauh ini.
"Arvan tidak suka ayah, ayah jangan memaksakan kehendak sendiri. Ayah jangan egois."
Berang Arvan dengan nada cukup tinggi.
Vanny yang mendengar itu mencoba menenangkan situasi.
"Tuan,! Arvan berkata benar, tidak baik memaksakan kehendak, jangan kan saling mencintai, komunikasi kami juga sangat lah buruk. Bagai mana kami bisa menjadi suami istri.?"
"Vanny, Insyaallah saya tidak pernah salah dalam menilai seseorang, yang saya tau hanya kamu yang pantas menjadi pendamping Arvan. saya yakin, cinta kalian bisa tumbuh setelah pernikahan."
Arvan sudah tak mampu membendung emosinya, dia marah ketika ayahnya membuat keputusan tanpa membicarakan padanya terlebih dahulu. Apalagi ini menyangkut perjodohannya sendiri.
"Ayah ! Kau memang selalu berbuat semau mu !! Aku jelas tidak akan menerima perjodohan ini. Maaf aku pergi dulu."
Arvan pun pergi meninggalkan mereka begitu saja, dia marah dan berfikir jika ayahnya terlalu egois.
"Maafkan anak saya pak Budi dan bu Lastri, dia hanya anak labil, yang belum mengerti yang terbaik untuk dirinya sendiri."
"Tidak apa-apa tuan, jangan terlalu memaksa Arvan, jika dia memang tidak mau menikah dengan Vanny maka jangan memaksanya, tidak baik untuk mereka kedepannya."
"Aku mengerti pak Budi, tapi aku tidak suka penolakan, bagiku keputusanku bulat untuk menikahkan mereka, dan aku yakin keputusan yang aku buat adalah yang terbaik untuk anakku Arvan. Aku tidak mau ia menikah dengan wanita yang tidak aku kenal baik karakternya "
Demikian lah Kevin, dia terlalu protektif bahkan kepada anaknya sendiri. Dia selalu merasa bahwa firasatnya tidak pernah melesat. Karena dia tidak pernah meragukan kekuatan instingnya.
Vanny tidak bisa berkata apa-apa lagi, dia terlalu ciut jika berhadapan dengan Kevin. Karena Kevin adalah orang yang sangat ia hormati dan juga ia sayangi seperti ayah nya sendiri. Dia hanya mampu berkata dalam hati.
"Bagai mana bisa aku menikah dengan manusia batu..? Ya ampun, cobaan apa lagi ini.? Aku bisa gila kalau begini."
Vanny juga tidak pernah suka dengan Arvan, baginya Arvan adalah manusia paling menyebalkan. Selalu merendahkan dirinya, bahkan jika ia bekerja dengan baik dan benar. Arvan akan terus mencari-cari kesalahannya.