Mila terjebak oleh keadaan. Ia terpaksa harus sabar mendengar cacian dari Angga. Angga sangat membenci Mila. Karena menurut Angga, Mila adalah wanita miskin, rendahan yang hanya ingin menikmati kekayaan keluarganya.
Mila juga sangat membenci Angga semenjak kejadian yang menimpa dirinya bersama Angga. Angga adalah satu-satunya orang yang tidak ingin Mila temui lagi di dunia ini tapi, takdir berkata lain. Dimana pun Mila berada pasti ada Angga.
Walaupun keduanya saling bermusuhan, tapi mereka tidak menyadari bahwa setiap hari mereka saling bertemu dan bersama. Kapankah benih-benih cinta akan tumbuh di hati mereka?
Baca kisah Mila dan Angga hanya di Novel toon dengan judul Menikah dengan Mr. Arogan.
Jangan lupa like dan share nya ya.... Terima kasih..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indah Mawarni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34. Maafkan Saya, Mila
Mila yang masih merasa jengkel dengan Angga itu pun juga terkejut dengan apa yang dilakukan Angga padanya. Mila sempat mematung karena begitu kaget.
“Maafkan saya Mila. Maaf atas segalanya”, ucap Angga dengan mengeratkan pelukannya lagi.
Suara itu begitu tulus terdengar oleh Mila. Hatinya langsung luluh mendengar permintaan maaf Angga kepadanya.
“Melihat dan mendengar cerita dari Tasya, saya langsung teringat saat saya begitu kejam padamu. Saya tidak bisa bayangkan bagaimana kamu menghadapi saya saat itu seorang diri tanpa ada siapa pun yang bisa kamu mintai tolong”, jelas Angga yang masih tetap memeluk Mila.
Mila langsung meneteskan air matanya. Ia teringat kembali akan dirinya yang begitu menyedihkan dan juga sendirian. Untung saja dia sangat kuat saat itu. Kalau tidak mungkin dia sudah bunuh diri saat itu juga.
“Aku takut sekali padamu kak, hiks”, jawab Mila menangis dan membenamkan wajahnya di pundak Angga.
Angga merasakan getaran tubuh Mila. Angga semakin merasa bersalah. Ia menyadari setakut apa Mila padanya. Tapi, Mila tetap saja berbuat baik padanya. Angga pun membiarkan Mila menangis di pundaknya selama yang Mila mau.
***
Setelah lama di perjalanan, akhirnya Reina dan Tasya sampai di tempat tujuan mereka. Yaitu di apartemen milik keluarga Reina. Mereka tidak banyak bicara. Reina langsung melangkah masuk ke dalam gedung mewah itu dan di ikuti oleh Tasya dan juga sepuluh orang pengawal.
Sampai di lantai 5, Reina membukan pintu salah satu unit apartemen itu. Kemudian mempersilahkan Tasya masuk dan membiarkan para pengawal berjaga di depan.
“Sementara kamu bisa tinggal di sini dan kamu akan aman karena di jaga oleh para pengawal”, ucap Reina kepada Tasya.
Tasya hanya diam, ia memperhatikan ruangan itu dengan seksama. Setelah itu, ia kembali berjalan mendekati Reina.
“Sampaikan maaf saya kepada Angga. Saya tidak tahu jika dia akan segera menikah dengan wanita lain. Makanya saya datang ke sana untuk meminta pertolongan”, jelas Tasya dengan wajah merasa bersalahnya.
Reina tersenyum geli melihat akting Tasya. “Saya tidak tahu apa masalahmu pada kami. Tapi, saya tidak akan membiarkan kamu menghancurkan kebahagiaan kami. Kamu, tidak akan bisa keluar dari tempat ini!”, jelas Reina yang sudah tidak bisa menyimpan kesabarannya lagi.
Reina langsung bergegas untuk keluar setelah ia selesai bicara. Persekian detik Tasya baru menyadari apa yang di katakan oleh Reina. Tasya mengejar Reina berusaha menghentikannya. Tapi, sudah terlambat. Reina sudah keluar dari ruangan itu dan mengunci Tasya di sana.
Dari dalam ruangan itu, Tasya berteriak untuk minta di keluarkan. Tapi, itu sia-sia saja. Tidak akan ada orang dapat menolongnya saat itu. Ia pun segera menelepon Justin dan menceritakan apa yang sedang dialaminya. Dan memberitahu jika sepertinya Reina juga mengetahui rencananya. Tapi, yang ada Justin malah memakinya. Menyebutnya bodoh dan tidak berguna.
Justin berkata :
“Eh! Kamu dengar ya. Kamu yang menerima bekerja sama dengan bos. Dan bos sudah membayar kamu dengan uang yang banyak. Tapi apa? Kamu malah tidak ada gunanya! Kenapa sih kamu harus di beri pelajaran dulu baru mengerti! Ahhhrrgg!”
Justin langsung mematikan teleponnya. Dan hal itu sungguh membuat hancur hati Tasya. Sekarang ia terduduk di lantai dengan menekuk lututnya dan membenamkan wajahnya di sana. Seluruh badannya bergetar karena ia sedang menangis. Kini ia tertahan di tempat itu dan tidak ada yang akan menolongnya. Pikirannya mulai kacau. Ia berpikir jika Tasya akan mengatakan yang ia ketahui pada Angga. Lantas bagaimana jika itu memang terjadi? Sedangkan sekarang ia benar-benar tidak punya siapa-siapa lagi yang dapat menolongnya. Bisa-bisa Angga akan murka dan tamatlah riwayatnya. Begitulah yang ada di pikiran Tasya.
Tasya sudah mulai pasrah dengan hidupnya. Kemudian ia berdiri dan ingin duduk di sofa. Tapi, saat dia berdiri ada sebuah kertas yang jatuh ke lantai. Itu adalah sebuah foto dirinya dan adiknya. Ia mengambil foto itu dan menangisinya. Ia teringat bagaimana pahitnya hidup Yumi.
“Maafkan kakak Yumi, hiks. Kakak bukanlah kakak yang baik untukmu. Hanya membalaskan dendammu saja kakak tidak mampu, hiks. Maaf... Maafkan kakak...”, Ucap Tasya sambil menangis melihat foto adiknya.
Di sisi lain ada Reina yang sedang berjalan meninggalkan apartemen itu. Walaupun sebenarnya ia tidak yakin dapat menahan Tasya lebih lama di sana. Tapi, paling tidak Tasya tidak mengganggu mereka sampai hari pernikahan mereka.
“Aku tidak akan pernah membiarkannya menghancurkan kebahagiaan keluargaku!”, gumam Reina.
***
Malam harinya, Angga, Reina, Mila, Papa Roy dan Mama Siska makan bersama di rumah. Menurut Mila kali ini suasananya agak lain. Tidak biasanya di meja ini penuh keheningan. Lalu, mata Mila tertuju pada Reina yang dari tadi tampak biasa saja. Padahal Mila ingin sekali mengetahui apa yang sebenarnya Reina lakukan pada Tasya.
Kemudian, pandangannya beralih pada Angga yang dari tadi sibuk memainkan hp-nya. Mila melihatnya seperti sedang berbalas pesan. Tapi, entah dengan siapa. Dan begitu pula dengan Mama Siska yang biasanya ceria dan banyak cerita kina hanya diam menikmati makanannya. Namun, yang membuat Mila sangat penasaran adalah Papa Roy. Ia sempat beberapa kali melamun sambil mengunyah makanannya. Sampai-sampai Mama Siska kadang menyadarkannya.
Mila penasaran sebenarnya apa yang dipikirkan Papa Roy. Ia teringat dengan cerita Reina yang menyebut bahwa Papa Roy menarik kasus Angga. Dan keheningan ini terjadi setelah kedatangan Tasya ke rumah itu. Sungguh Mila ingin tahu semua jawabannya.
***