NovelToon NovelToon
Pengorbanan Anak Pertama

Pengorbanan Anak Pertama

Status: tamat
Genre:Tamat / Anak Yatim Piatu / Keluarga
Popularitas:35.4k
Nilai: 5
Nama Author: Muliana95

Firnika, ataupun biasa di panggil Nika, dia dipaksakan harus menerima kenyataan, jika orang tuanya meninggal tepat, sehari sebelum lamarannya. Dan dihari itu juga, orang tua pasangannya membatalkan rencana tersebut.
Yuk ikuti kisah Firnika, dan ke tiga saudara-saudaranya ...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rina Jatuh

"Kami gak bisa menjawabnya Bu, karena yang tahu tentang itu hanya Abrar sendiri ..." ujar Rijal tidak enak.

"Boleh gak, kami beri masukan?" tanya Boy hati-hati.

"Maksudnya?" tanya Rina.

"Kan Ibu tahu, jika Abrar sangat mencintai Nika. Jadi, sebaiknya Bu Rina restui mereka, karena jika mereka berdua menikah, apapun yang terjadi di rumah tangga mereka sudah konsekuensi yang harus mereka jalani ..." ujar Boy.

"Tumben bijaksana ..." batin Rijal.

"Entah lah ..." lirih Rina memikirkan ucapan Boy. Karena jika sekarang dia setuju pun, rasanya percuma. Baik Nika dan Abrar sama-sama tidak ada kabar untuknya.

"Kalian lanjut aja ... Aku mau pulang ..." seru Rina dengan pikiran yang berkecamuk.

Baru saja Rina menurunkan sebelah kakinya. Entah bagaimana, dia terjatuh dari tempat yang didudukinya.

"Aduh ..." pekik Rina dengan suara yang keras. Dia merasa sakit di area pinggangnya.

"Bu Rina gak apa?" tanya Rijal dan Boy secara bersamaan.

"To-tolong, tolong aku ... Pinggang ku sakit ..." rintih Rina menahan rasa sakit di area pinggangnya.

"Sebentar Bu, tolong kamu ambil becak Boy ..." perintah Rijal. Boy pun langsung berlari.

Saat becak sampai, Boy dan Rijal membantu Rina untuk duduk di atas becak. Rina masih saja sama, merintih dan mengadu.

Karena gak tahu harus dibawa kemana, mereka mengantar Rina pulang ke rumahnya.

Kemudian, Rijal memberitahukan pada tetangga Rina, agar dari mereka bisa mencari tukang urut. Karena sepengetahuan Rijal dan Boy, Rina mengalami cedera tulang pinggang.

"Baiknya, kalian hubungi Pak Ilham aja. Kalo terjadi apa-apa, kalian tidak disalahkan ..." seru seorang tetangga Rina memberi masukan.

"Kenapa tadi kagak ingat ya ..." Boy menepuk jidatnya.

Saat di hubungi, Ilham berjanji akan segera pulang. Dia juga berpesan pada Boy untuk mencari orang urut, sebelum dia tiba di tempat.

Saat tukang urut tiba, dan memulai aksinya. Rina memekik dengan keras saat wanita yang umurnya lebih tua memegang pinggangnya.

"Pinggangnya retak ... Jika di urut rutin, mungkin seminggu aja udah sembuh ..." ujarnya pada tetangga perempuan yang menemani Rina di kamarnya.

Tak berapa lama, Ilham pun tiba di rumahnya. Dia memasuki kamar saat tahu istrinya baru saja di urut. Kebetulan, tadi Rijal yang memberitahunya.

"Bu ..." panggil Ilham.

"Yah ,,, sakit sekali ..." rengek Rina.

"Kenapa bisa jatuh sih?" tanya Ilham. Padahal tadi, Boy sudah menjelaskannya, lewat panggilan telepon.

"Aku hanya suntuk, jadi pergi ke kebun ..." ujar Rina.

"Tolong suruh Abrar pulang, rasanya aku sembuh jika ia di dekat ku ..." mohon Rina.

Ilham menghela napas, rasanya berat menuruti keinginan istrinya. Apalagi, dia tahu jika usaha Abrar sedang berkembang dengan pesat.

"Aku tidak mempunyai nomornya Bu, nomor terakhir saat dia menghubungiku sudah tidak aktif ..." bohong Ilham.

"Andai Abrar ada disini. Mungkin ini gak akan terjadi ..." lirih Rina.

"Makanya, lain kali kalo anak lagi berada disisi kita, jangan di tentang." nasihat Ilham.

"Ayah, Ibu lagi sakit loh. Masak di ceramahin ..." cibir Rina tidak mau di salahkan.

"Iya ,,, iya ..." ujar Ilham mengalah.

Sudah seminggu semenjak Rina jatuh. Keadaanya masih aja sama, bahkan tidak jarang, Rina tidak bisa tidur saat malam hari, akibat nyeri yang di rasakannya.

"Apa tidak sebaiknya kita ke rumah sakit aja Bu? Masa udah seminggu di urut, kamu gak ada perubahan sama sekali." keluh Ilham.

"Gak mau Yah, kan Ayah tahu sendiri, Ibu takut sama suntik." rengek Rina. "Aku mau Abrar, mungkin sakit ku akan berkurang, jika Abrar berada disini." lanjut Rina.

Ilham menghela napas. Kemudian keluar dari kamar untuk menghubungi Abrar.

Namun, sudah beberapa kali dia menelponnya, tidak satu kali pun Abrar menjawab.

"Mungkin, dia lagi sibuk." gumam Ilham memasuki ponselnya ke saku celana.

Rina masih aja terbaring. Bahkan, untuk ke toilet aja dia harus di bantu oleh Ilham. Hati kecilnya menyayangkan karena menolak Nika sebagai menantunya. Mungkin, jika Nika ada disini, dia ada teman ngobrol. Atau setidaknya, suaminya bisa kembali untuk bekerja.

"Nak ,,, pulang lah." lirih Rina.

Ilham kasihan melihat istrinya. Dia di lema. Akankah? Abrar pulang saat mengetahui keadaan Ibunya. Atau malah Abrar abai.

Malam hari, setelah kedai jusnya tutup. Abrar baru memeriksa ponselnya. Dan terkejut, saat melihat ada sepuluh panggilan dari nomor Ayahnya.

Buru-buru Abrar menekan tombol panggil, karena tidak biasanya sang Ayah melakukan panggilan sampai sebanyak itu.

"Halo Ayah ..." sapa Abrar.

"Nak ,,, sehat? Ada hak yang ingin ayah katakan."

"Ada apa Yah?"

"Ibumu jatuh di kebun, sudah seminggu yang lalu."

"Terus kenapa baru memberitahu ku sekarang Ayah?" tanya Abrar.

"Karena ayah pikir, dia hanya mengalami retak, seperti yang tukang urut katakan. Tapi, sepertinya bukan itu deh. Karena sudah seminggu ibumu di urut. Bahkan, dia tidak merasa mendingan sedikitpun." adu Ilham.

"Kenapa gak bawa ke rumah sakit aja yah?"

"Kan kamu tahu sendiri, bagaimana takutnya Ibumu ke rumah sakit."

"Kalo gitu, aku pulang besok ..." ujar Abrar menarik napas.

"Baiklah, hati-hati."

Beruntung Abrar belum belanja. Jadi, setidaknya ia tidak terlalu merasa rugi. Karena biasanya Abrar akan belanja setiap pagi, dan membuka kedainya saat jam dua belas siang.

Pagi harinya, Abrar memberitahu pada karyawannya jika ia harus balik kampung, karena Ibunya sedang tidak sehat. Dan dia akan kembali sesegera mungkin. Abrar juga memberitahukan pada pemilik kosan, jika ia ada keperluan mendadak.

Abrar melakukan perjalanan hingga hampir enam jam lamanya. Kebetulan, tempat dia berjualan berbeda kota dengan yang sekarang di tempati oleh Nika.

Siang harinya, dia sampai di rumah. Dan di sambut hangat oleh Ilham yang kebetulan sedang menyapu teras.

"Ibu dimana?" tanya Abrar, setelah memeluk Ayahnya sekilas.

Saat Abrar dan Ilham masuk. Tetangga Rina yang melihatnya langsung membuat gosip baru.

"Eh, tadi lihat kan? Jika Abrar pulang?" tanya Santi. Tetangga yang rumahnya sepagar dengan Rina.

"Iya, padahal aku sempat dengar jika Abrar kabur dari rumah." sahut teman gosip Santi bernama Yati.

"Mungkin gak ya, Bu Rina itu terkena karma. Dia kan, suka menghina calon mantunya yang di kampung sebelah itu." ujar Santi lagi.

"Kayaknya sih iya, masak tulang retak aja kagak sembuh sampai seminggu lamanya." balas tetangga lainnya yang sedang memberi makan untuk cucunya.

"Nah, dugaan ku juga gitu. Makanya, doa anak yatim jangan main-main loh. Hebatnya menembus langit ke tujuh." sahut Yati.

"Masak sih?" tanya Santi. "Kalo gitu, aku mau anak yatim mendoakan aku biar cepat hamil ..." lanjutnya.

"Kan, doa orang terzolimi Santi." Yati menyenggol lengan sahabatnya.

Di dalam kamar, Rina langsung menangis kala menatap wajah anaknya di ambang pintu. Dia merentangkan tangannya, berharap jika itu nyata, bukanlah, mimpi semata.

Abrar menuju ke sisi Ibunya dan memeluk tubuh yang kelihatannya lebih kurus, dibandingkan hari terakhir dia melihat Ibunya.

"Kamu kemana? Ibu rindu ... Se benci, itukah kamu pada orang yang telah melahirkan mu , sampai-sampai aku harus sakit dulu, baru kamu datang menjengukku." ujar Rina dengan air mata yang mengalir di sudut matanya.

Sedangkan Abrar malah membisu, dia gak tahu harus menjawab apa. Karena kecewa itu tetap ada. Namun, gak mungkin dia mengutarakannya di hadapan orang tuanya langsung.

1
Teteh Lia
🌹🌹🌹🌹🌹 buat Nika dan abrar
Teteh Lia
Nika tetep sama Abrar... 👍meski banyak halangan. mereka saling setia sampai akhirnya menikah.

tapi ini beneran udah selesai, kak... ?
padahal baru beberapa bab, kak...
Teteh Lia
ujungnya tetep uang juga ...🤦‍♀️
Teteh Lia
syukurlah, akhirnya Nisa paham.

saking bucinnya, Nisa sampe nda bisa bedain yang benar dan yang salah
Teteh Lia
Kanaya lebih gercep dan berani
Teteh Lia
gadein kebun buat modal.....🤦‍♀️
Mawar_Jingga
semoga segera sehat, dan kembali pulih ya kak, bisa berkumpul bersama keluarga aamiin🤲
kaylla salsabella
semoga anak " author cepat sembuh thor 🥰🥰
👏Ꮢнιєz~bhawel🖤²²¹º
semoga nika abrar n klrga nya selalu bahagia
Arieee
👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍
Arieee
👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍
kaylla salsabella
lanjut thor semangat berkarya thor 🥰🥰🥰
Muliana
Sepertinya tidak bisa up tiap hari. Karena selain si kecil sakit, aku juga /Sob/
👏Ꮢнιєz~bhawel🖤²²¹º: semoga lekas pulih sehat kembali thor, sehat n semangat selalu 🤗
total 1 replies
Shadiqa Azkia
/Heart//Heart//Good//Good//Heart//Good/
Shadiqa Azkia
/Heart//Heart//Heart//Good//Good//Good/
Sulfia Nuriawati
nisa d pengaruhi suami yg g bener, cb tinggalkan suami kyk gt, pasti hdupnya tenang, yg kasian anaknya
Arieee
😁😁😁😁😁😁👍👍👍👍👍👍👍
kaylla salsabella
semoga lekas baik thor anak nya .....dan tetep semangat berkarya thor 🥰🥰🥰
👏Ꮢнιєz~bhawel🖤²²¹º
senoga anak mu lekas pulih sehat kembali, thor
Fitria Arifianto
cepet sehat thor anak nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!