Follow sosmed author
IG:Mia novita23
Tiktok:Miss Mia Novita
Hidup kamu selama ini sudah enak, jadi mama mau kamu merelakan suamimu untuk kakakmu, dan kamu ambil suami kakakmu yang tidak berguna itu!" ucap seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah mama tirinya pada Natalie, anak keduanya di keluarga Jonathan.
"Maksud mama aku disuruh bertukar suami dengan kakak?"
Bagai disambar petir disiang hari, Nathalia yang baru saja pulang kerja harus mendengar permintaan sang mama yang terdengar aneh. Namun disini Nathali tidak bisa menolak permintaan konyol ibu sambungnya, hingga mau tidak mau Nathali harus merelakan suami yang menikahinya satu tahun yang lalu untuk sang kakak dan menikah dengan suami kakaknya yang dingin dan juga cuek. Abian namanya.
Bagaimanakah perjalanan pernikahan Nathali dan Abian? ikuti yukkk
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Mia Novita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mempermalukan diri sendiri
Disaat Dian dan Nathali sudah bersiap untuk menikmati makanan yang sudah mereka pesan tadi, tiba-tiba saja Jesika datang dan langsung menyiram Nathali dengan jus alpukat milik Nathali. hal itu tentu saja membuat Nathali menjadi pusat perhatian semua pengunjung cafe tersebut.
"Dasar jalang pelakor gak tau diri!" kata Jesika dengan penuh esmosi. Jesika menyiramkan jus alpukat yang belum sempat Nathali minum tadi.
Nathali yang mendapatkan perlakuan seperti itu tentu saja merasa begitu terkejut, apalagi kalimat Jesika yang mengatakannya sebagai jalang pelakor gak tau diri.
"Heh! kamu itu siapa? datang-datang malah ngatain temen gue jalang pelakor gak tau diri" ucap Dian yang begitu tidak terima ketika melihat Nathali mendapat perlakuan seperti itu.
"Gak usah ikut campur! ini gak ada urusannya sama Lo" balas Jesika dengan menatap tidak suka pada Dian.
"Gak waras ini orang. Na, kamu kenal siapa dia?" Tanya Dian pada Nathali yang masih terdiam dan membersihkan wajahnya dari jus yang Jesika siram tadi.
"Dia kakak ku, Di"
Mendengar itu, Dian menatap semakin tidak suka pada Jesika. Karna memang selama ini Nathali selalu bercerita perihal sikap kakak serta mama tirinya yang begitu seenaknya. Bahkan karna mereka berdua juga Nathali sampai harus diasingkan oleh ayahnya sendiri.
"Oh, jadi wanita ini kakak kamu? Pantas saja dia selalu ingin merebut apa yang menjadi milikmu, dari tampangnya saja sudah terlihat jelas kalau dia ini orang yang tidak pernah bersyukur" Dian menatap pada Jesika yang terlihat menahan rasa kesal
"Diem lo ya, lo itu bukan siapa-siapa dan jangan ikut campur. Membela seorang pelakor tidak tau diri seperti dia!" Jesika mengatakan hal tersebut sambil menunjuk wajah Nathali.
"Hahahahah. Hellow Jesika. Apa gue tidak salah dengar? Elo bilang Nathali pelakor gak tau diri? Elo lagi ngatain diri sendiri? bukannya elo yang sudah menghalalkan segala cara demi merebut hak milik Nathali. Menjijikkan sekali. Jalang teriak jalang. Malu lah" dengan santainya dengan mengatakan hal tersebut. Membuat Jesika semakin merasa kesal dengan emosi yang semakin meledak-meledak.
"Diem mulut kamu ya, orang luar mana paham" Jesika masih tidak mau kalah
"Kalian semua yang ada di cafe ini harus tau, dia ini adik gak tau diri, suka merebut hak milik kakaknya sendiri." Ucap Jesika dengan lantang sembari menunjuk pada Nathali.
Nathali masih diam, dia ingin mendengar apa yang akan wanita itu katakan didepan semua orang.
"Kalian bisa lihat sendiri kan, dia hanya diam saja tidak berusaha melakukan pembelaan. Dan itu kalian tau artinya apa? Itu artinya dia membenarkan semua ucapan aku tadi" nafas Jesika naik turun dan semakin merasa kesal karna sejak tadi Nathali hanya diam tak menanggapi kalimatnya.
"Sudah? Apa boleh aku ngomong?" Kata Nathali yang masih berusaha santai
"Halah... Tidak perlu bicara apapun. Kamu itu memang jalang pelakor tidak tau diri. Belum puas kah kamu merebut kasih sayangnya papa? Hah? Sekarang kamu malah merebut cinta suamiku"
Mendengar kata papa membuat Nathali tersenyum getir" Hahaha. Apa kamu bilang? Bisa diulang sekali lagi." Nathali yang sejak tadi bersikap santai mendadak emosi ketika Jesika menyangkut pautkan dengan papa Jonathan.
"Belum puas kamu mengambil kasih sayang papa? Sehingga sekarang kamu juga ingin merebut cinta suamiku" ulang Jesika
Nathali mendekat lalu menatap tajam pada wanita itu. "Apa kamu tidak salah bicara? Bukankah kamu yang sudah membuat ayah kandungku membenciku? Dan bukan kah kamu yang sudah merebut suamiku. Bahkan kamu dan mama kamu yang sudah membuat permintaan konyol agar kita bertukar suami. Jadi wajar saja jika suamimu masih mencintaiku, karna mungkin saja dia tidak pernah mencintaimu. Dia menerima permintaan konyol itu hanya karna hal lain yang mungkin aku tidak tau"
"Halah... Tetap saja kamu itu tidak ada bedanya dengan jalang yang tidak tau diri. sudah tau kan kalau mas Riko sudah menjadi suamiku, kenapa kamu masih saja menggodanya"
Nathali kembali tertawa mendengar perkataan Jesika"hahaha. Apa? Aku menggoda mas Riko? sorry aku tidak ada waktu untuk menggoda suami orang. karna saat ini aku sudah sangat bahagia dengan mas Bian. Lagian aku tidak minat merebut apa yang sudah menjadi milikmu. tidak seperti kamu yang selalu ingin memiliki apa yang aku miliki" balas Nathali sambil menatap Jesika.
Jesika menjadi terdiam dibuatnya. Karna ini pertama kalinya seorang Nathali melawan.
"Itu tandanya iru, na. Dan kamu tau kalau itu itu tandanya orang tak mampu. ups" timpal diam yang merasa senang mendengar semua kalimat yang Nathali berikan. Santai namun berhasil membuat Jesika semakin marah.
Keduanya saat ini menjadi pusat perhatian semua pengunjung cafe. Bahkan salah satu dari mereka ada yang diam-diam mereka kejadian tersebut.
Plakkkkk
"Berani sekali kamu mengatakan itu" satu tamparan keras mendarat sempurna pada pipi kanan Nathali. bahkan bekas tangan Jesika terlihat jelas di kulit pipinya yang putih bersih.
Plakkkk
tidak mau kalah, Nathali juga memberikan tamparan yang tak kalah keras pada wanita itu"jangan pernah berpikir gue takut sama Lo, selama ini gue diam karna gue menghargai Lo sebagai kakak!" Balaa Nathali
"Kurang ajar adek sialan" Jesika mendekat lalu menarik rambut Nathali. Begitu juga Nathali yang ikut menarik kasar rambut panjang Jesika.
"Astaga, ada apa ini?" Suara berat Abian berhasil memisahkan keduanya. Nathali dan Jesika menoleh pada Abian yang sudah ada di tengah-tengah mereka.
Bukan hanya Abian, pada saat yang bersamaan juga Riko datang dan menarik kasar tangan Jesika"kamu ini bikin malu saja kerjaannya." Riko melirik pada Nathali yang sudah ada dalam dekapan Abian.
"Huuuuu..emang malu-maluin dia itu" timpal Dian
Riko terus menarik tangan Jesika hingga masuk kedalam mobil. setelah sampai di dalam mobil, Riko menatap tajam dan dingin pada Jesika.
"Kamu pikir apa yang kamu lakukan itu hebat? Iya? Kamu pikir kamu bisa mempermalukan Nathali di depan umum, begitu? tidak, Jesika. jangan pernah berpikir jika Nana itu lemah, dia akan melawan jika dia sakit hati" kata Riko pada Jesika.
"Aku peringatkan sama kamu, jangan sampai hal seperti tadi terulang lagi, karna kalau sampai kamu berusaha mempermalukan Nathali lagi, kamu akan tau apa akibatnya!" ancam Riko dan langsung melajukan cepat mobilnya keluar dari cafe tersebut.
beberapa saat yang lalu ketika Riko sedang melakukan meeting, Riko mendapat kabar dari Abian bahwa Nathali dan Jesika bertengkar di cafe miliknya. setelah mendapat kabar tersebut, Riko segera pergi setelah meetingnya selesai. kedua tangannya mengepal ketika mengetahui bahwa Jesika yang sudah mencari gara-gara dan berniat untuk mempermalukan Nathali didepan banyak orang.
jadi penasaran aq...