Menjadi Istri Dari Seorang Gus

Sudah beberapa hari ini Fara akhirnya tidak pernah mual kembali, dia mengajak Raya untuk pergi ke kebun ingin mengambil mangga karena sedang mengidam. Namun sayangnya, buah mangganya masih kecil karena yang besar sudah dipetik.

Mereka mencari buah lain tapi tidak ada yang berbuah, Fara menjadi lesu bagaimana caranya agar keinginannya tercapai.

"Kenapa nggak beli aja sih kak, siapa tau kan ada di supermarket,"

"Jauh, butuh waktu juga sedangkan aku udah ngiler,"

Raya menggeplak dahinya, "Minta dianterin sama suami lah, kak Bilal ada kan, lagipula nggak sejauh itu mau kesana,"

"Bilal lagi ngajar ada jam pagi sampe siang, kalau kesiangan mana mau bayinya,"

"Minta dianter sopir, ada kan pak Wanto?"

"Nggak mau," jawabnya.

"Lah ini yang ngidam bayinya apa kak Fira sih!" Raya menjadi kesal sendiri lantaran dari tadi disibukkan dengan Fara yang ingin ini dan itu.

"Bayinya lah, tapi ibunya juga kayaknya," jawabnya nyengir membuat Raya nambah kesal, dia merasa capek karena kesana kemari membantu Farah beli apapun, tadi juga sempat memanjat pagar milik rumah orang karena Fira ingin jambu biji namun hasilnya nihil. Yang ada malah Raya kena gigit semut dan sampai bajunya nyantol sampai sobek untung saja dia tak kenapa-kenapa karena posisinya pas mau turun.

Raya meninggalkan Fira dengan keadaan kesal, bahkan kakinya berjalan mencak-mencak seperti anak kecil yang ngambek.

Fira mengamatinya dengan ekspresi wajah sedih, karena dia Raya menjadi kecapekan.

Sampai rumah dia mendapati Arsyad sedang berkutat dengan laptop didepannya. Dia mendudukkan tubuhnya dipangkuan Arsyad sampai membuatnya terkaget.

"Kenapa?"

"Lagi kesel jangan ditanyain!"

"Kesal kenapa, hm?" tanya Arsyad dengan nada lembut membuat Raya meremang mendengarnya apalagi tepat disamping telinga dia.

"Kak Fira sejak tadi pagi tuh nyuruh aku mulu, mau inilah mau itulah, kesana kemari sampe manjat pagar juga gue lakuin, mau metik buah mangga eh mangganya habis yang ada baru kecil. Kalau ngidam nggak kira-kira, kakiku sampai ke gigit semut, hiks." Raya mulai menangis dipangkuan Arsyad, Arsyad langsung membalikkan posisi Raya yang tadinya membelakangi menjadi menghadap dirinya. Direngkuhnya tubuh mungil istrinya dan mengelus-elus punggung agar Raya dapat tenang.

"Sampai bajuku bolong gus gara-gara nyantol dipagar tadi untungnya nggak jatuh, nggak kebayang kalau jatuh gimana apalagi permukaan nya keras bukan tanah yang ada rumputnya!" oh tidak...! Arsyad tak bisa bayangkan kalau istrinya terjatuh dan sampai lecet bahkan sedikit pun.

"Sssttt, nanti saya belikan lagi gamis yang baru," dia melihat kaki Raya yang merah karena bekas gigitan semut, bukan semut biasa tapi semut yang merah besar.

"Masih gatal dan sakit kakinya?" Raya mengangguk wajahnya masih di tengkuk Arsyad.

"Bangun dulu, saya obati." Raya bangkit dari duduknya berganti ke sofa.

Setelah mengambil minyak khusus untuk meredakan benjolan akibat gigitan serangga, dia mengoleskannya pada kami Raya. Arsyad meringis kecil, dulu teringat dia pernah merasakan gigitan semut yang besar-besar, rasanya luar biasa sekali tidak satu dua tapi beberapa.

"Sudah, nanti akan hilang bekasnya, kalau kena air dioles lagi."

Raya yang memang manja kalau habis nangis langsung memeluk Arsyad kembali dan itu membuat Arsyad senang. Jarang-jarang sekali Raya begini, tahu sendiri bagaimana sifat dan sikapnya. Dia langsung mendudukkan Raya diatas pahanya dan kembali mengerjakan pekerjaannya pada laptop.

"Janji ya nanti pergi beli baju, tapi maunya di mall sekalian jalan-jalan," ucapnya dengan suara serak setelah menangis.

"Iya saya janji."

Siapa yang tidak iri, tangan kiri Arsyad memeluk sambil mengelus punggung Raya sedangkan tangan kirinya memainkan laptop, mahir sekali pakai laptop sebelah tangan saja.

Hingga akhirnya dia menutup laptop nya karena dirasa sudah cukup, dilihatnya wajah teduh Raya yang sedang tidur, pantas saja napasnya teratur ternyata molor.

Arsyad menyingkirkan helai rambut yang menutupi wajah istrinya, dia membuka kerudung yang dipakai Raya. Menggendong ala koala ke atas kamar.

Membaringkan dengan penuh kehati-hatian, dielusnya wajah Raya yang sangat halus dan cantik. Dalam hatinya Arsyad sangat bersyukur punya istri muda dan cantik, walau bar-bar dan ceplas-ceplos tapi dia suka, sangat suka.

cup

Sebuah kecupan hangat di dahi.

Melihat masih siang yang sangat panas membuatnya gerah, mandi sebentar untuk menyegarkan badannya.

Fira dirumahnya menunggu suaminya, dia ingin bercerita tentang tadi pagi sampai menjelang siang bersama Raya. Dia masih sedih karena telah merepotkan Raya sampai hampir mau terjatuh.

Namun suaminya ternyata masih belum juga kembali, apa ada rapat para guru atau ada hal lain, dia tidak tahu. Duduk bersandar pada headboard sambil memainkan hp nya.

...----------------...

Malamnya sesuai dengan janji Arsyad yang akan membawa Raya pergi belanja serta jalan-jalan. Terlihat raut wajah senang Raya membuat Arsyad tersenyum bahagia. Mereka ke toko khusus pakaian muslim. Raya sedang melihat-lihat beberapa yang menurutnya bagus-bagus.

"Bagaimana yang ini?" Raya menunjukkan gamis berwarna ungu muda dengan perpaduan warna lainnya, terdapat aksen pita di samping kanan kiri. Arsyad melihatnya sangat cocok, apapun yang Raya pakai pasti cocok.

"Ambil saja,"

"Gus kita kembaran yuk!" tumben tumbenan Raya mengajak couple begini, ada apakah dengan dirinya.

"Buat?"

Raya mendengus, "Ya buat dipake lah. Dipake sehari-hari juga nggak papa." Arsyad mengangguk setuju.

"Kak apa ada warna lain dari koleksi ini?"

"Tidak kak sudah habis karena terbatas sekali, yang kakak bawa sangat cocok sekali dipakai warnanya menyala tapi tetap terkesan kalem dan elegan," jawab pegawai toko itu.

"Yasudah ini aja, sama ini ya." Raya memberikan dua paket couple dan dua gamis untuknya sendiri, bisa ditotal yang dibelinya adalah empat buah baju, Arsyad hanya dua yang kembaran dengan Raya. Setelahnya Arsyad membayar pakai kartu.

"Terimakasih telah berbelanja di toko kami!" ucapnya sambil tersenyum ramah.

"Kita kemana lagi?"

"Makan, kayaknya di lantai tiga ada deh tadi sempet lihat." Arsyad mengangguk.

Mereka telah sampai pada lantai tiga, terdapat resto berisi makanan khas luar negeri dan tradisional. Raya memilih tradisional karena tiba-tiba saja dia menginginkan.

Sambil menunggu pesanan Raya memainkan game dari hp nya. Sedangkan Arsyad lagi-lagi memotret diam-diam Raya. Saat makanan telah diantar pun dia masih sibuk ambil gambar Raya dengan bagus, dan dengan sengaja dia upload di sosmed. Begini juga Arsyad punya sosmed ya! Tapi memang jarang digunakan pengikutnya lumayan banyak.

Caption yang ditulisnya -a day with my wife- tak lupa emoticon love warna merah.

Slide pertama foto Raya sendiri saat sedang makan, slide kedua foto Raya saat di taman sambil memegang bunga.

Duh Arsyad bikin meleleh saja, dia memang sudah se cinta itu sama Raya, tapi Raya nya yang belum sadar alias dia butuh dikasih tahu dengan pengakuan langsung.

Selang beberapa menit saat makanannya akan habis, terdengar banyaknya notifikasi suka pada postingan yang di upload tadi. Banyak juga yang memberikan komentar positif bagi hubungan mereka. Sangat romantis sekali, padahal aslinya biasa saja. Masih belum waktunya, akan ada sendiri dimana Raya akan se jatuh cintanya dia untuk suaminya.