Di pertengahan tahun 2010, kerasnya kehidupan wanita bernama Sekar Nabila Putri dimulai. Tak ada dalam benak Sekar jika hidupnya setelah selesai kuliah berubah menjadi generasi Sandwich.
Setiap anak tentu tak bisa memilih di keluarga mana mereka dilahirkan. Ibunya lebih menyayangi sang kakak daripada Sekar. Alasannya sepele, hanya karena kakaknya adalah laki-laki dan menjadi anak pertama. Sedangkan Sekar adalah anak perempuan, si bungsu dari dua bersaudara.
Impiannya menjadi seorang akuntan yang sukses. Untuk menggapai sebuah impian, tak semudah membalikkan telapak tangan. Sekar harus terseok-seok menjalani kehidupannya.
Aku butuh rumah yang sebenarnya. Tapi, saat ini rumahku cuma antidepressant ~ Sekar Nabila Putri.
Akan tetapi sederet cobaan yang mendera hidupnya itu, Sekar akhirnya menemukan jalan masa depannya.
Apakah Sekar mampu meraih impiannya atau justru takdir memberikan mimpi lain yang jauh berbeda dari ekspektasinya?
Simak kisahnya.
Mohon dukungannya.💋
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19 - Diam-Diam Mengintai
Sekar berusaha mengejar mobil Angga yang terlihat keluar dari kawasan khusus TNI AL tersebut. Namun apa daya dirinya memakai sepatu hak tinggi dan bawahan jarik sehingga tak bisa berlari cepat.
Apalagi jarak dari tempatnya berada dengan parkiran cukup jauh. Tapi, ia bisa melihat dengan jelas jika mobil Angga sudah pergi dari sana.
"Aku belum ucapin makasih. Uh..." batin Sekar dengan nada sedikit menyesal karena lupa akan hal penting itu.
Namun momen kesedihannya tersebut mendadak berganti kebingungan bercampur kekesalan karena perkara sepatu yang saat ini masih terpasang di kakinya.
"Yah, ini nasib sepatu gimana aku balikinnya ke dia? Terus sepatuku juga ada di mobilnya. Nomor hp dia kan aku tak punya. Di dalam sana kakaknya dia yang mana orangnya, aku juga tak tahu. Makin runyam dah!" gerutu Sekar.
Dikarenakan petugas bus sedang tidak ada di area parkiran dan Sekar juga tak tahu nomor hp sang petugas, akhirnya ia terpaksa menitipkan sepatu hak tingginya yang patah tadi pada Angga untuk diletakkan di dalam mobilnya. Itu pun dilakukan oleh Sekar berdasarkan saran dari Angga.
Kesepakatan Sekar dengan Angga, nanti selepas acara sepatu yang patah bisa diambil oleh Sekar. Kini Sekar pun jadi bingung kenapa mobil Angga justru pergi dari area parkiran gedung.
"Dasar playboy! Janji cuma om0n-om0n doang! Katanya nungguin, eh malah pergi gitu saja. Beneran sial nasibku malam ini!" batin Sekar yang masih terus mengomeli Angga.
Resti pun berjalan menghampiri Sekar yang tengah berdiri memandang area parkiran. Lalu, ia menepuk pundak sahabatnya itu.
Puk...
"Kar, ngapain lihatin parkiran? Apa ada barangmu yang ketinggalan di bus?" tanya Resti.
"Enggak, Res."
"Terus, ngapain bengong di sini?" tanya Resti. Sekar pun bingung menjelaskannya perihal sepatu yang dipakainya saat ini dan pertemuannya dengan Angga beberapa saat yang lalu secara tak sengaja.
"Ayo masuk. Sayang banget kalau kamu lewatin acaranya," ajak Resti seraya menggandeng lengan Sekar. Alhasil Sekar pun pasrah dibawa Resti masuk ke dalam gedung.
Sekar melihat acara pesta militer itu penuh dengan kemewahan dan sangat lengkap baik orang-orang yang hadir dan dominan bersama pasangannya. Hanya beberapa yang hadir tanpa pasangan. Bahkan menu yang disajikan juga cukup lengkap dan enak secara kasat mata.
Sekar mendadak tak bernaf_su untuk menikmati semua hidangan yang tersaji. Entah mengapa dalam benaknya saat ini justru memikirkan Angga. Alhasil Sekar hanya minum dan makan puding saja agar terlihat melakukan kegiatan di depan Resti dan kekasihnya.
Ia merasa tak enak hati jika berdiam diri atau murung pada acara bahagia orang lain apalagi acara penting sahabatnya sendiri.
☘️☘️
Awalnya Sekar sempat berbisik lirih pada Resti agar tak perlu mengenalkan teman Imran padanya. Namun Resti tetap memaksanya.
"Kenalan dulu, Kar." Resti berbisik lirih.
"Aku kurang suka sama cowok berseragam, Res."
"Takut diselingkuhin?"
"Ya, salah satunya."
"Memangnya selingkuh cuma cowok berseragam terus orang kalangan biasa itu setia? Gak juga kali, Kar!" desis Resti seraya menasehati Sekar.
"Buktinya mamaku menikah dengan papaku yang dari kalangan militer, terus kakakku dapat suami dari kalangan anggota berseragam juga baik-baik saja. Adem ayem nikah belasan tahun dan gak ada perselingkuhan. Tidak semua anggota berseragam itu seperti yang ada di pikiranmu tadi,"
"Tetep saja aku kurang sreg, begitu Res."
"Kenalan kan gak harus jadi pacar. Kalau kamu sama dia nanti cuma sebatas teman ya gak masalah juga kan jadi nambah pertemanan kamu," ujar Resti.
Akhirnya Sekar terpaksa menerima ajakan perkenalan alias perc0mblangan yang digadang-gadang oleh Resti dan Imran tersebut.
Pukul sembilan malam acara pun selesai, Para cewek-cewek naik ke dalam bus angkatan laut.
Grup yang satu bus dengan Resti dan Sekar dominan berstatus belum menikah. Jadi masih tahap kekasih dan ada juga yang sudah bertunangan.
Namun kali ini mereka tidak sendiri, tetapi bersama kekasihnya masing-masing naik ke dalam bus yang sama. Ada 15 wanita yang berada satu bus bersama Resti dan Sekar.
Resti bersama Imran duduk di bagian tengah bus. Sedangkan Sekar duduk paling belakang bersama seorang pria, teman dekat Imran.
☘️☘️
Kini bus angkatan laut yang membawa Sekar sudah keluar dari area Graha Samudra Bumimoro (GSB). Mereka akan kembali menuju markas angkatan laut yang berada di tengah kota, di mana tempat itu adalah titik berangkat semula.
Area depan dan tengah bus tampak riuh karena mereka semua saling bercakap-cakap dengan teman maupun pasangan masing-masing. Pemandangan berbeda tampak di tempat duduk area belakang di mana Sekar berada.
"Nih orang kenapa diam mulu sih dari tadi! Masa aku yang harus mulai bicara!" gerutu Sekar dalam hatinya.
Keduanya sudah sempat saling berkenalan singkat di dalam gedung sebelum naik bus. Lelaki yang ada di samping Sekar saat ini bernama Dhani.
Akhirnya daripada sama-sama jadi patung, Sekar memilih untuk mengalah. Ia memulai pembicaraan lebih dahulu pada Dhani hanya untuk sekedar basa-basi.
"Tadi kamu bilang dari Semarang, kalau boleh tahu di mana nya?"
"Dari Gayamsari," jawab Dhani singkat. Sekar mendadak bingung karena ia tak begitu paham daerah Semarang.
"Pernah ke Lawang Sewu?" tanya Sekar.
"Pernah. Masa orang Semarang belum pernah ke sana sih!" tegas Dhani.
"Rumahmu dari Lawang Sewu masih jauh gak?"
"Ya, lumayan."
"Kamu berapa bersaudara?" tanya Sekar.
"Aku dua bersaudara. Aku anak pertama dan punya adik yang masih sekolah," jawab Dhani.
"Oh, begitu."
"Tadi Resti bilang, kamu teman sekantornya. Sudah lama dekat sama pacarnya Imran?"
"Aku sebenarnya udah lama kenal sama Resti sejak kuliah. Kebetulan kita sekarang kerja di kantor yang sama. Resti masuk duluan di sana terus gak lama aku juga kerja di tempat yang sama,"
"Kamu sendiri berapa bersaudara?" tanya Dhani.
"Aku dua bersaudara juga sama kayak kamu. Tapi aku anak bungsu. Kakakku laki-laki dan sudah menikah,"
"Kakakmu punya rumah sendiri apa tinggal sama kamu di rumah orang tuamu?"
"Masih tinggal di atap yang sama denganku," jawab Sekar apa adanya.
"Rumahmu besar dong. Bisa muat sampai banyak orang begitu,"
Saat Sekar akan menjelaskan kondisi tempat tinggalnya dan keluarganya, bus sudah tiba di markas angkatan laut dekat taman kota. Mereka semua pun turun termasuk Sekar dan Dhani.
Imran menyuruh Dhani untuk mengantarkan Sekar ke rumah dengan naik taksi. Sedangkan Imran akan naik taksi berdua dengan Resti pulang ke rumah calon mertuanya yakni orang tua Resti.
Jarak rumah Sekar dengan markas angkatan laut tersebut sebenarnya tak begitu jauh. Hanya sekitar 8-10 menit saja naik motor. Namun saat ini Sekar sudah berada di dalam taksi bersama Dhani untuk pulang. Di dalam taksi keduanya bertukar nomor ponsel.
"Habis anter aku, kamu langsung pulang?" tanya Sekar.
"Ya balik lagi ke markas tadi yang dekat taman kota. Itu terminalnya anak-anak angkatan laut. Naik bus dari sana terus balik ke akademi lagi di Bumimoro," jawab Dhani.
Tanpa keduanya sadari ada mobil sedan hitam sedang mengikuti taksi yang membawa Sekar dan Dhani.
"Katanya gak suka sama pria berseragam. Kenapa dia malah naik taksi berdua sama cowok berseragam? Apa cowok tadi pacarnya Sekar?" batinnya mendadak tak suka melihat Sekar berduaan dengan cowok berseragam.
Bersambung...
🍁🍁🍁
cintanya emang pollllllllllllllll
Sekar pelan² sajaaaaaaa
dihhh si yuni ga di beliin oleh" ko sewot, dasar ipar ga da ahlak