Di Dunia Lain? : Lalu Sekarang Bagaimana?

Hatiku berdebar kencang setiap kali Leon berada di dekatku. Rasanya seperti ada kupu-kupu yang beterbangan di perutku.

Aku tidak tahu kenapa, tapi aku selalu merasa gugup saat berada di dekatnya.

Mungkin karena dia adalah orang yang menyelamatkanku dari monster-monster itu, atau mungkin karena dia begitu berbeda dari semua orang yang pernah kukenal.

Leon adalah sosok yang tenang, misterius, dan kuat, namun tetap rendah hati. Dia selalu memperlakukan semua orang dengan baik, tanpa memandang status atau latar belakang mereka.

Dia juga sangat pintar dan berbakat dalam sihir. Aku selalu kagum dengan kemampuannya yang luar biasa.

Aku ingat saat pertama kali bertemu dengannya. Saat itu, aku sedang bersembunyi di atap sekolah karena takut pada monster-monster yang menyerang akademi.

Leon datang dan menyelamatkanku, lalu menggendongku ke UKS. Wajahnya yang tampan terlihat begitu lembut saat itu, dan aku tidak bisa menahan diri untuk tidak tersipu saat mengingatnya.

(Bukannya aku menyukainya atau semacamnya ya”, Kata Luna dengan dirinya sendiri)

Sejak saat itu, aku selalu mencari kesempatan untuk bisa dekat dengannya. Aku sering mengikutinya diam-diam, berharap bisa melihatnya lebih sering.

Aku juga berusaha untuk menjadi lebih baik dalam sihir, agar bisa membuatnya terkesan.

(Bukannya aku peduli atau semacamnya ya, a-aku hanya ingin melihatnya itu saja.)

Aku tahu, Leon mungkin hanya menganggapku sebagai teman. Tapi aku selalu berdebar saat di dekatnya, terlebih dia selalu mengelus kepalaku.

Aku ingin berada di sisinya, mendukung dan membantunya sebisa mungkin. Aku ingin dia tahu bahwa aku mengaguminya, dan aku berharap suatu hari nanti, dia bisa melihatku sebagai seseorang yang spesial, bukan hanya temannya.

Aku sering merasa minder jika dibandingkan dengan kakakku, Isabella. Dia adalah ketua OSIS yang cantik, pintar, dan berbakat.

Dia selalu menjadi pusat perhatian, sementara aku hanya bayangannya. Tapi Leon berbeda. Dia tidak pernah membandingkan aku dengan siapa pun.

Dia selalu memperlakukan aku dengan baik dan menghargai keberadaanku.

Aku tahu, Leon memiliki banyak rahasia. Dia berasal dari dunia yang berbeda, dan aku yakin dia memiliki tujuan yang lebih besar di Aetheria.

Tapi aku tidak peduli. Aku hanya ingin berada di sisinya, apa pun yang terjadi.

Aku ingin menjadi orang yang bisa dia percaya, orang yang bisa dia andalkan. Aku ingin menjadi lebih dari sekadar teman baginya.

Aku seringkali merasa cemburu saat melihat Leon dekat dengan gadis lain, terutama dengan kakakku sendiri.

Aku tahu, Isabella Onee-Sama juga memiliki perasaan khusus pada Leon.

Tapi aku tidak akan menyerah begitu saja. Aku akan terus berusaha untuk mendapatkan perhatiannya.

Aku akan membuktikan padanya bahwa aku juga bisa menjadi seseorang yang spesial di hatinya.

Aku akan belajar lebih giat lagi, berlatih sihir dengan lebih keras, dan berusaha menjadi lebih dewasa.

Aku ingin menjadi seseorang yang bisa dibanggakan oleh Leon, seseorang yang bisa membuatnya merasa bahagia.

Aku berharap suatu hari nanti, dia bisa melihatku dengan cara yang berbeda, bukan hanya sebagai teman, tapi sebagai seorang wanita yang pantas untuk dicintainya.

(Eh, bukan seperti, bukannya aku ingin dicintai atau semacamnya ya”... aku hanya..., Kata Luna dalam hatinya dengan ekpresi memerah)

Tapi, dia selalu membuatku kagum, aku sering mengikutinya juga sih.

(Bukan berarti aku menyukainya ya atau semacamnya, aku hanya penasaran "Kata Luna dengan dirinya sendiri dengan memerah)

...----------------...

[Info: Luna sering menguntit Leon dan selalu mengawasinya, dan juga Isabella juga sering menguntit Leon juga.

Btw kan begini, Luna sering menguntit Leon tapi di belakangnya ada Isabella yang juga mengetahui Luna juga sedang menguntit Leon. ]