Marisa yang merupakan anak perempuan yang di asuh Azka dan Amanda kini sudah tumbuh besar, Marisa yang mulai mencari dimana keberadaan ibu sambung nya itu karena sejak kecil hanya Amanda yang menjaga nya dan ikatan batin antara dirinya dan Amanda sudah terjalin sejak ia kecil, namun di tengah pencarian ibu nya itu, Marisa bertemu dengan Kevin, Saudara tirinya, Marisa jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Kevin, namun apakah Marisa akan tetap mencintai Kevin saat dia tau Ken Adalah adik tiri nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13 -Pertemuan keluarga-
Setelah menyiapkan semua nya dengan baik, Mora meminta Azka untuk datang ke rumah nya, bersama dengan ibu nya dan juga Marisa, Mora ingin Azka mengatakan semua nya tentang dirinya dengan jujur.
Mora yang akan memulai lembaran baru, dia tidak ingin jika ada kebohongan di dalam hubungan nya itu, Azka dengan persiapan yang penuh, kini sedang dalam perjalanan bersama Marisa dan ibu Amanda yang sudah ia jemput.
Dua puluh menit mereka dalam perjalan, kini sudah tiba di rumah Mora, Marisa yang merasa perjalanan ini terlalu jauh jadi dia tertidur, Azka membawa Marisa dengan mengendong nya, di sebelah Azka ada ibu Amanda dan juga Kenzo yang ikut serta.
Mereka menekan bel dan ibu Mora membukakan pintu untuk mereka dengan senyuman di wajah nya " Masuk lah nak " menatap mereka semua
Ibu Mora yang sudah mengenali wajah Azka, karena Mora sudah memperlihatkan foto Azka kepada nya, awal nya merasa aneh karena Azka membawa seorang anak, ingin dia bertanya langsung namun tidak mungkin, karena keluarga Azka baru saja tiba.
Mereka duduk dan menatap seluruh keluarga Azka yang datang, ayah Mora menatap Azka " apakah kau sudah siap dan benar akan menikah dengan putri ku? Kau tau tanggung jawab apa saja yang akan kau lakukan untuk nya? " ayah Mora yang langsung pada intinya
Azka memberikan Marisa yang sedang tidur kepada Kenzo, dia menatap kedua orangtua Mora, serta Mora yang duduk sejajar dengan orangtuanya " pertama saya ingin menjelaskan siapa saya, apa pekerjaan saya, dan siapa anak yang saya bawa ini, kalian pasti penasaran akan hal ini "
" Kau benar nak, dari awal aku ingin bertanya siapa anak perempuan yang kau bawa itu, apakah dia adik mu? atau anak dari adik mu? " menatap Kenzo yang menggendong Marisa
Azka menatap Marisa " dia adalah anak ku, aku sudah menikah sebelum nya dan nama ku adalah Azka, aku bekerja di perusahaan terkenal di kota ini " mengeluarkan tanda pengenal nya
Ayah Mora sama sekali tidak menanggapi kartu nama tersebut " aku hanya ingin kejelasan tentang pekerjaan mu itu? Apakah benar dia anak mu? " menatap Azka
" Benar, jika dia menjadi penghalang untuk aku dan Mora bersama, maka aku tidak akan keberatan, karena demi putri ku, aku rela melakukan apapun "
Mora yang mendengar nya tidak hanya tinggal diam " ayah, ibu aku sudah tau ini semua, jadi tolong beri kami restu, aku sudah tau Marisa adalah anak nya Azka dan apa kata orang jika aku tidak menikah juga? "
" Mora, ayah bisa mencari kan mu laki-laki yang jauh lebih baik dari dia, yang pastinya tidak duda beranak satu, sepertinya nya Mora! " ucap ayah Mora dengan nada yang keras, itu membuat Marisa bangun
Marisa menatap sekitar, dia melihat ada Mora, dia tersenyum dan pergi dari pangkuan Kenzo, ke Mora yang sedang duduk " apakah ini rumah mu? Wah ini sangat indah, apa boleh aku berkeliling? " ucap Marisa tanpa tau situasi yang sedang terjadi
Azka menarik Marisa dari Mora, namun Mora menahan nya " lihat ayah, dia adalah anak yang masih kecil dan lugu, dia sudah menganggap ku sebagai ibu nya, apakah kalian tega memisahkan nya dari ku? " Mora menjadikan Marisa alasan, agar dia dan Azka bisa menikah, karena Mora sejak awal sudah jatuh cinta kepada Azka
Ayah dan ibu Mora mulai mempertimbangkan nya lagi, jika Mora tidak segera menikah, umur nya akan menjadi penghalang bagi pria yang akan melamar nya, ini juga peluang yang sangat bagus, Azka juga sudah mapan dan dia tampan.
Ayah Mora menatap Azka " baiklah, karena Mora juga sudah tau ini, dan dia tetap memilih membawa mu ke rumah kami, maka aku berikan restu kepada kalian " menatap Mora
Mora tersenyum dan memeluk Marisa " kau ingin berkeliling? Ayo aku akan membawa mu " mengendong Marisa dan membawa nya keluar
Setelah Mora dan Marisa keluar, Azka mulai bicara " terimakasih atas perhatian yang kalian berikan, aku berjanji akan menjaga Mora dengan baik " tersenyum menatap kedua orangtua Mora
...****************...
Setelah kegagalan Amanda dalam operasi, dia merasa sedikit pusing dan tidak enak badan, dia memutuskan untuk beristirahat di ruangan yang biasa di gunakan dokter untuk tidur sejenak.
Amanda menutup mata nya, hingga dia mendengar suara pintu, itu adalah Talia, teman Amanda selama berada di rumah sakit, saat dia tidak pulang ke rumah Talia yang selalu membantu nya dengan segala keperluan.
Talia membawakan makanan, dia mulai mendekati Amanda dan membangun kan nya " kau tidak makan Amanda? Aku sudah bawakan makanan kesukaan mu " menatap Amanda yang sedang tidur
Amanda sama sekali tidak bergerak, itu membuat Talia merasa khawatir, Talia memegang kening nya dan itu terasa sangat panas, namun di leher nya terlihat keringat yang terus menerus mengalir.
Talia meminta beberapa perawat untuk membawa Amanda ke ruang UGD karena ini hal yang tidak biasa, Amanda terlihat sangat pucat dan badan nya dingin, sebelum Amanda di bawa keluar, Talia menelpon Reza.
Setelah di periksa oleh dokter, Amanda ternyata memiliki masalah dengan kandungan nya, ibu yang mengandung tidak boleh merasa stres dan tertekan, tetapi Amanda merasakan hal itu di usia kandungan yang masih muda dan itu sangat berpengaruh dengan kelahiran nya nanti.
Reza sampai di rumah sakit, setelah mendengar kabar dari Talia, Reza langsung menuju ruangan dokter, di sana Reza di beritahu tentang kandungan Amanda, dokter mengatakan bahwa ini belum terlambat untuk mengugurkan, tapi akan lebih baik jika bertanya dulu kepada Amanda.
Setelah satu jam setengah, Amanda sadar dengan infus di tangan nya dan juga bantuan oksigen di hidung nya, Amanda menatap Reza yang sedang duduk di sebelah nya " Reza " ucapan nya pelan dan serak
Reza mendekati Amanda, dia mengelus wajah Amanda yang terlihat sangat pucat " kau tidak apa-apa? Kau sudah sadar? " merasa khawatir
Amanda melepaskan tangan Reza dari wajah nya " aku tidak apa-apa dan kau jangan menyentuh ku, aku sama sekali tidak suka itu " Amanda masih saja keras kepala bahkan saat dia sakit
Reza menjauh dari Amanda " baiklah, ada hal ingin aku katakan kepada mu tentang kehamilan mu "
Amanda terlihat ingin duduk " apa itu? "
Reza membantu Amanda yang kesusahan untuk menopang badan nya karena infus di tangan nya " aku akan membantu mu untuk duduk "
Amanda hanya diam dan membiarkan Reza membantu nya, setalah itu Reza langsung menjauh " apa kata dokter " lanjut Amanda
Reza menarik nafas " dokter bilang, kandungan mu tidak baik-baik saja, karena kau yang sering merasa stres, anak yang ada di dalam kandungan mu juga merasakan nya dan dokter juga bilang.. " Reza berhenti
Amanda menatap nya " apa katanya? " memaksa agar Reza mau bicara " kenapa kau diam saja?, apa katanya? "
" Dia mengatakan, ini belum terlambat jika ingin mengugurkan anak dalam kandungan mu dan itu merupakan jalan satu-satunya agar dia tidak merasa tekanan lagi " jelas Reza
Amanda memikirkan segala sesuatu yang telah terjadi pada nya, anak nya yang sudah gugur, Marisa yang jauh di sana, sekarang anak yang selalu ia jaga kini juga akan di rebut dari nya " Aku mohon pada mu untuk tidak meminta ku agar mengugurkan anak ini, jika suatu saat nanti dokter mengatakan kepada mu, pilih aku atau anak ini, maka pilih lah anak ini " jelas Amanda
Guys bantu like ya, karena satu like dari kalian membuat author semangat nulis dan update lagi, terimakasih