NovelToon NovelToon
Cinta Seindah Khayalan

Cinta Seindah Khayalan

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Genius / Wanita Karir
Popularitas:19.2k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi Payang

"Tidak adakah pekerjaan yang bisa kamu lakukan selain mengganggu kesibukan orang lain?" Clive melirik dingin Berry yang duduk disebelahnya.

"Aku hanya ingin wanita itu menjadi ibuku. Bila menunggu Ayah, sampai sekarang tidak ada tanda-tanda kehidupan," Berry ikut melirik dingin pada ayahnya.

"Siapa yang mau menjadi Ibumu? Wanita itu?" Clive tersenyum sinis mendengar ucapan putranya.

"Aku saja tidak mau jadi Ayahmu. Terpaksa saja, karena kamu adalah anakku," Clive membuka sabuk pengamannya, lalu segera turun dari mobil. Ia membuka pintu, lalu meraih tubuh kecil Berry masuk dalam gendongannya dan menyerahkannya pada pengasuhnya.

"Pastikan pria kecil ini tidak membuntutiku lagi."

"Baik Tuan," David membungkuk hormat, lalu menggandeng tangan Berry yang segera ditepis anak itu lalu berlari memasuki rumah.

Ikuti kisah Berry, yang memilih sendiri siapa wanita yang dijadikan sebagai ibunya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Payang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13. Ketiduran Membaca Dongeng

"Ngapain Ayah kemari?" Berry menatap Clive yang datang mendekati tempat tidurnya. Sementara Sizy, wanita itu menjeda kegiatan membaca dongengnya dengan menyandarkan punggung pada headboard dibelakangnya.

"Mau dengar dongeng juga. Kamu keberatan?" sambil naik keranjang tanpa permisi, jadilah Sizy diapit dua pria dikiri dan kanannya.

"Tidak mengapa Berry sayang, Ayahmu juga perlu rileks setelah seharian berkerja," Sizy gegas mendahului saat mulut pria kecil itu sudah sedikit terbuka, siap melontarkan penolakan pada keberadaan ayahnya yang dianggap mengganggu.

"Malam kian larut, Ibu lanjutkan lagi membaca dongengnya ya?" ijin Sizy meminta persetujuan, langsung disambut anggukan terpaksa oleh Berry, melirik malas pada sang ayah.

Clive yang merasa dibela langsung masuk kedalam selimut yang sama lalu memejamkan matanya.

"Di sebuah ladang yang subur, tinggallah keluarga semut yang rajin dan seekor belalang yang pemalas. Meskipun begitu, belalang sangatlah bersahabat dengan keluarga semut. Tidak jarang mereka menyapa satu sama lain ketika berjumpa," lanjut Sizy, membacakan dongengnya yang ketiga. Bola matanya sudah mulai sayu, tapi tetap berusaha membacakan dengan intonasi yang sebaik mungkin.

"Di ladang itu, belalang dikenal sebagai sosok hewan yang malas. Ia senang sekali menghabiskan waktunya untuk bersantai, bernyanyi, menari, atau sekedar berbaring di rumput hijau yang lembut. Belalang menikmati hari-harinya dengan bahagia tanpa pernah memiliki rencana apapun untuk masa depan. 'Hidup mengalir seperti air,' begitulah katanya."

"Syukurlah, aku punya Ibu yang sangat rajin, batu-pun digoreng," sela Berry sembari tersenyum tipis.

Terlintas dalam ingatannya, kala pertama kali melihat Sizy yang sedang melakukan praktek mengeringkan pecahan-pecahan batu menggunakan wajan dan kompor didepan para mahasiswa Teknik Sipil yang sedang magang. Dari sanalah berawal ia tertarik menjadikan wanita itu sebagai ibunya.

"Oh, itu Pengujian Agregat Kasar namanya Sayang, untuk mengetahui kelembaban batu pecah, berat jenis batu pecah, air resapan pada batu pecah, berat volume batu pecah, kebersihan batu pecah terhadap lumpur, dan untuk analisa saringan batu pecah sebelum digunakan sebagai bahan bangunan," jelas Sizy singkat sembari mengusap lembut pucuk rambut pria kecil itu. Berry memang masih terlalu kecil menurutnya, tapi ia tetap memberi pemahaman yang benar tentang pekerjaannya.

"Berbeda dengan belalang, keluarga semut sangatlah rajin. Mereka bekerja dengan keras mencari dan mengumpulkan makanan setiap harinya. Keluarga semut melakukan semuanya ini tanpa merasa lelah," lanjut Sizy, berusaha keras menahan rasa kantuk yang semakin gencar menyerangnya.

"Hoam..."

Clive membuka sedikit kelopak matanya, mengintip Sizy yang menguap. Detik selanjutnya, matanya melebar sempurna, kesal melihat mata Berry yang kian terang-benderang. Sebisa mungkin ia menahan diri atas kelakuan pria kecilnya, supaya Sizy tidak terganggu dan tetap fokus pada dongengnya.

"Di suatu siang ketika belalang sedang asik bernyanyi tiba-tiba rombongan keluarga semut datang melewati tempat peristirahatannya. Merasa semut bekerja lebih rajin membuat belalang keheranan. Ia pun bertanya pada keluaga semut, 'Hai keluarga semut! Mengapa kamu terlihat bekerja lebih keras? Daripada kelelahan, bukankah lebih menyenangkan jika kalian bersantai di tempatku ini? ucap sang belalang."

“Kami sedang bekerja keras menyiapkan makanan untuk musim dingin nanti. Karena saat musim dingin tiba, tidak ada tanaman yang bisa tumbuh dan kita akan mati kelaparan jika tidak mulai menyiapkannya sedari dini,” baca Sizy tetap bersemangat disela-sela kantuknya, meniru jawaban para semut. 

Clive pura-pura memejamkan matanya kembali, mengesampingkan rasa dongkolnya mengingat Berry yang belum juga tertidur.

"....Belalang tertawa mendengar jawaban semut. 'Musim dingin masih lama temanku, mengapa kalian begitu khawatir. Lihat hari ini sangatlah cerah! Ayo kemari dan bernyanyi bersamaku,' ajak belalang dengan penuh semangat."

"....'Tidak! Kami rasa kau juga sebaiknya ikut bekerja bersama kami. Musim dingin kali ini akan berjalan sangat panjang. Kamu sebaiknya mulai bekerja menyimpan makanan,' balas semut sembari melanjutkan pekerjaannya." Suara Sizy perlahan memelan.

"Belalang tidak mempedulikan perkataan keluarga semut. Ia pun kembali bermain musik sambil bernyanyi sedangkan semut kembali bekerja menyimpan makanan--"

"...."

Tidak ada suara.

Clive menajamkan indera pendengarannya, hanya menangkap alunan nafas halus yang teratur.

Perlahan ia membuka mata, dan melihat Sizy sudah tertidur lunglai, bersandar pada headboard. Sementara buku dongeng terjatuh dipangkuannya.

Rasa dongkol yang Clive tahan sejak tadi kian menjadi, membuat wajah datarnya berubah dingin melihat Berry yang bukannya ikut tertidur malah duduk terjaga menatap padanya.

"Lihat Ayah, yang dongeng ketiduran," gumam Berry, beralih memandangi wajah Sisy yang terlelap.

"Lalu, kenapa kamu belum tidur juga?"

"Bukan salahku Ayah, gaya bahasa Ibu membacakan buku dongeng sangat menyenangkan, sampai membuat kantukku hilang."

"Oh, kamu sengaja membuat ibumu lelah, begitu?" raut Clive semakin dingin.

"Lalu, kenapa Ayah juga tidak tidur? Kita sama kan?" balas Berry tidak mau kalah.

"Kalau Ayah tertidur, lalu siapa yang akan memindahkan Ibumu dari sini kekamar Ayah?"

Tidak mau berdebat panjang dengan pria kecilnya yang pasti ada saja jawabanya, Clive gegas menggendong Sizy, membawanya dengan hati-hati meninggalkan kamar Berry.

...***...

"Mama, apa boleh lauk ini diganti dengan yang lain?" Yuna bertanya dengan sangat hati-hati, takut ibunya marah.

"Sudah untung Mama memberimu makan hingga kamu segendut ini, persis seperti ikan buntal," dingin wanita yang dipanggilnya mama itu.

"Kepala ikan baik untukmu, supaya otakmu pintar, tidak sebodoh Papa kamu yang tidak punya tanggung jawab itu. Kalau bukan karena dia, Mama tidak mungkin punya anak seperti kamu!" sentaknya lalu berlalu meninggalkan meja makan.

Yuna mematung ditempatnya, menangis didalam hati, hanya airmatanya saja yang deras mengalir. Dikatakan bodoh, gendut, ikan buntal jelek, rakus, sudah biasa ia dengar. Bukan hanya ibunya, ayahnya yang pergi dengan wanita lainpun acapkali mengatakan itu padanya.

"Ayo cepat! Apa yang kamu lamunkan? Waktu terus berjalan, kelambananmu bisa membuat Mama terlambat berkerja!" teriak wanita itu diambang pintu ruang makan.

"I-iya Ma!"

Yuna buru-buru menyeka airmatanya dengan punggung tangannya, gegas memasukan lauk kepala ikannya kedalam kotak makanan beserta nasi dikotak yang terpisah. Tidak ingin seperti biasanya, takut terbuang seperti waktu itu, saat Leo dan dua temannya mengusiknya.

Bocah perempuan itu berlari cepat, lalu masuk kedalam mobil ibunya, yang serta merta melajukannya dengan tergesa-gesa meninggalkan kediaman mereka.

"Setelah pulang sekolah, jangan keluyuran. Ingat tugasmu membersihkan rumah, juga peralatan masak dan piring-piring kotor tadi," peringat ibu Yuna, begitu menurunkan putrinya tepat didepan gerbang sekolah.

"Iya Ma," sahut Yuna sembari melambaikan tangannya seperti kebiasaannya.

Dan seperti biasanya juga, ibu Yuna pergi dengan melajukan mobil tergesa-gesa, seakan waktu seperti hantu mengejarnya.

Bersambung...✍️

1
Aerik_chan
3 bunga dan 3 iklan untukmu kak/Rose//Rose//Rose//Plusone//Plusone//Plusone/
Aerik_chan
suka kalau semua sayang begini
Zenun
ya, ya, memang seperti itu adanya.
Dewi Payang: 😁😁😁😁😁😁😁😁
Zenun: hehehehe
total 3 replies
Zenun
Lah, udahan ini? 😁
Dewi Payang: 🤭🤭🤭🤭🤭🤭
Zenun: emang ya? 😄 siapakah gerangan
total 5 replies
Nay
👍👍👍 jd nambah banyak pengetahuan nih
Dewi Payang: Semoga bermanfaat kak, dan terima kasih untuk apresiasinya kakak pada karya novel ini sampai sekarang🙏🙏👌
total 1 replies
Nay
Ho oh.. emang sangat membagongkan..
Dewi Payang: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣👍
total 1 replies
Nay
Tahan…. Tahan…. Tahan….
Otw unboking kah…
🤭🤭
Dewi Payang: 😂😂😂sepertinya begitu...🤭🤭
total 1 replies
Nay
🤭🤭🤭🤭🤭🤭
Dewi Payang: Diledekin terus sama.Clive😄
total 1 replies
@Intan.PS_Army🐨💜
ih Bunda mah
Dewi Payang: Kenapa kak?😄
total 1 replies
neng ade
aku idola Chairil Anwar puisi nya yg berjudul Aku pernah jadi ajang lomba saat aku duduk di bangku SMEA meski dapat juara ke 3 tapi aku bangga 😁😍🙏
Dewi Payang: Wow, mantap kakak👍👍 pasti seru lombanya...🥰🥰 aku malah gak pernah juara lomba baca puissi kak😂😂😂
total 1 replies
Mei Mei
Luar biasa
Dewi Payang: Terima kasih kak Mei untuk apresiasi rate bintang 5 nya🫰🫰
total 1 replies
Rembulan Pagi
is is is
Dewi Payang: 😭😭😭😭😭😭
total 1 replies
F.T Zira
5🌹 buat ka author yg udh membagikan ilmunya...

malu sangat diriku,, gak terlalu banyak tau tentang budaya sendiri🥲🥲🥲
Dewi Payang: Iya kak, apa lagi udah jadi IKN😂
F.T Zira: masama akak🥰🥰🫰🫰

wihhh.. keren nih akak ku,, aku cuma bebebrapa aja, gak sampe sebanyak itu😱😱😱
total 3 replies
F.T Zira
aahh... lanjut kan😏😏
Dewi Payang: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
F.T Zira
duhh jantungmu aman gak Clive🤭🤭
Dewi Payang: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
F.T Zira: bahaya🤣🤣🤣🤣
total 3 replies
F.T Zira
ho oh.. curiga.. kan Sizy istrimu🤭🤭🤭
Dewi Payang: 😄😄😄😄😄😄
total 1 replies
F.T Zira
sudah mengakui ya kalo satu keluarga😏😏😏
Dewi Payang: 😂😂😂😂😂😂😂😂
F.T Zira: asyeekkk... siap siap kecebongnya berenang bebas... ehhh🤭🤭🤭🤭
total 3 replies
Teteh Lia
10 iklan meluncur ....

iklan ku masih lengkap padahal udah malem.🤭
Dewi Payang: Ma kasih banyak kak🫰😁 aku tu kadang lupa pake iklan, jadi angus😄
Kakak apa kabar? siapa yg sakit kak? yg bolak balik rumah sakit kapan hari itu?
total 1 replies
Teteh Lia
balai pustaka... ah... jadi ingat masa sekolah... mojok di perpustakaan...
Dewi Payang: Lebih khusuk bacanya klo mojok ya kak😄
total 1 replies
Teteh Lia
justru aq malah suka bau keringat misua..🤭
Dewi Payang: Sama dengan Sizy donk Kak😄😄 bau keringatnya selalu buat rindu yaa kak🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!