Cassandra Dumont, seorang penulis muda yang mencari inspirasi untuk novelnya, tiba di desa terpencil Valea Umbrelor, Romania. Dikelilingi oleh hutan lebat dan danau yang selalu diselimuti kabut, desa ini memancarkan aura misterius yang segera memikat Cassandra. Di sana, dia mendengar tentang legenda Lacul Negru, tempat roh-roh terkutuk mengikat janji abadi—sebuah pernikahan yang hanya membawa kematian.
Ketika Cassandra mulai menyelidiki lebih dalam, dia bertemu dengan Lucas Văduva, roh dari abad ke-19 yang terjebak oleh cinta tragis dan dendam. Tertarik oleh pesona kelamnya, Cassandra mendapati dirinya terjerat dalam ikatan supranatural yang tidak bisa dia hindari. Bersama Adrian, seorang pria lokal yang mengetahui sejarah kelam desa itu, dan Madame Elara, cenayang tua yang menyimpan rahasia tentang kutukan Lucas, Cassandra berjuang untuk memutuskan ikatan yang mengancam jiwanya. Mampukah Cassandra mematahkan kutukan ini ataukah dia akan tersesat selamanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leona Night, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nyaris Tenggelam
Cassandra merasakan kakinya mulai terasa kaku, lemas dan tidak bisa lagi digerakkan untuk melawan arus pusaran sungai yang menariknya. Disaat itulah dia merasa pasrah, dia merasa tidak bisa lagi melawan pusaran yang menariknya. Tepat disaat dia merasa tidak lagi berdaya, dan merasa kematian sudah mendekatinya, di saat itulah dia merasa sesuatu menarik tangannya dengan kuat, dan secepat kilat membawanya ke atas menjauhi pusaran arus sungai.
Cassandra merasakan semuanya. Merasakan udara malam menyentuh kulitnya, merasakan tangan seseorang menjunjungnya dari dalam sungai. Tetapi seperti ada selubung tebal. Dia merasa masih tidak bisa bernafas. Seperti masuk dalam cangkang telur yang cangkangnya transparant. Masih ada pemisah antara dirinya dengan kehidupan diluar dirinya malam itu.
Dia merasakan sesuatu menekan dada dan perutnya berulang kali, dia merasakan ketika ada seseorang yang membuka mulutnya dan meniupkan udara ke dalam dirinya. Namun Cangkan itu masih kuat. Sangat kuat. Sekali lagi Cassandra panik. Dia sadar sudah tidak lagi di dasar sungai, tetapi mengapa dirinya masih tidak terhubung dengan dunia luar. Mengapa masih ada selubung yang membatasi.
Beberapa saat kemudian, dia merasa hentakan kuat di bagian dadanya, dan seperti ada sesuatu dalam dirinya yang robek. Tiba tiba dia merasa mual, mual yang amat sangat, dan tak berapa lama dia muntah. Muntah begitu banyak air, sehingga badannya lemas, dan mulai terbatuk batuk. Udara kembali mengisi paru parunya, matanya mulai samar melihat Adrian. Lalu kembali terkulai tak berdaya.
***
Adrian terkejut sekaligus bahagia ketika dilihatnya Cassandra memuntahkan banyak air danau, dan tak berapa lama, Cassandra terbatuk dengan keras. Dan sejurus kemudian, dada Cassandra mulai kembali naik turun, pertanda ada udara yang mulai mengisi paru parunya. Segera digendongnya Cassandra menjauhi danau.
Di Depan Mansion tampak Rudolf dan madam Elara sudah menunggunya. Rudolf memberikan selimut tebal pada Adrian yang segera membungkus Cassandra dengan selimut itu. Bergegas mereka masuk dalam Mansion dan mengurus Cassandra. Madam Elara membantu membersihkan tubuh Cassandra, mengganti semua pakaiannya dan menyelimutinya. Rudolf membuat beberapa botol air panas dan membungkusnya lalu meletakkan di beberapa bagian tubuh Cassandra, untuk membuatnya tetap merasa hangat dan agar suhu tubuh Cassandra tidak drop.
Adrian membersihkan diri dan berganti baju lalu duduk di samping tempat tidur. Dia memegang tangan Cassandra dan berkali kali memanggil namanya. Madam Elara membuatkan minuman hangat untuk Adrian dan memintanya untuk minum. Perlahan Adrian minum sambil terus melihat ke arah Cassandra.
Dua hari lamanya, Cassandra hanya berbaring dengan mata tertutup, dan sesekali terbatuk. Madam Elara, Rudolf dan Adrian bergantian menjaganya. Malam itu tepat hari kedua dari peristiwa tenggelamnya Cassandra, tiba tiba matanya terbuka.
Hal pertama yang Cassandra lihat, adalah wajah Adrian. Seketika dia merasa sangat sedih, hatinya kacau dan tanpa sadar dipeluknya Adrian dengan erat. Dia menangis meraung raung.
“Adrian, jangan tinggalkan aku sendiri. Aku merasa bingung dan pikiranku kacau,” kata Cassandra.
Adrian balas memeluknya, dirasakannya badan Cassandra panas seperti demam, “Istirahatlah kau Cassie, aku menjagamu di sini,”
Tak berapa lama Cassandra kembali tertidur setelah minum ramuan herbal hangat dari Madam Elara. Dokter desa pun dipanggil dan memberikan resep obat obatan yang harus diminum. Adrian menebusnya di desa dan mempersiapkannya untuk Cassandra saat dia bangun nanti.
Perlahan Akhirnya Adrian sudah mulai tenang, dan dihampirinya Madam Elara, “ Ada beberapa hal yang ingin aku tanyakan madam. Bagaimana kau tau bahwa Cassandra tenggelam di danau?”
“Aku tidak tau Adrian. Saat itu hari sudah sangat gelap, aku sedang merenung di teras rumahku. Tak berapa lama, seseorang seperti merasuki diriku, dan memperlihatkan kepadaku semua kejadian di danau itu. Karena aku tau bahwa kaulah yang selama ini membantunya, mengantarkan kemanapun, termasuk menemui Sofie, maka aku pun langsung menemui mu. Entahlah aku hanya merasa kaulah yang bisa menolongnya saat itu,” terang Madam Elara.
“Roh siapa yang merasukimu?” Tanya Adrian
“Aku tidak tau Adrian. Namun yang jelas, sesuatu yang sangat tua dan berusia ratusan tahun, dan seorang wanita. Ada kemungkinan leluhur anak ini sendiri,” jawab madam Elara.
“Apa yang sebenarnya dialami oleh Cassandra, siapa yang mengajaknya ke sana, atau apa yang mendorongnya pada malam sedingin itu berenang dan ada di tengah danau sendirian,” tanya Adrian
Madam Elara tersenyum sinis, dan berkata pendek,” Strigoi.”
Adrian memandang madam Elara penuh rasa penasaran, dan kembali berkata, “Apakah di jaman modern seperti ini, masih ada mahluk macam itu? Lalu apa yang diinginkan makhluk itu dari Cassandra? Mengapa dia harus mengajak Cassandra berenang ke tengah danau dan membahayakan nyawa Cassandra?”
Madam Elara menghela Nafas panjang dan kembali berkata, “Tentu saja tumbal.”
“Tumbal, Untuk apa?”tanya Adrian.
“Hanya Strigoi itu sendiri yang tau untuk apa. Tetapi yang jelas, dia butuh nyawa gadis ini untuk memenuhi apa yang jadi keinginannya,” Jawab Madam Elara.
Tak lama Adrian mendengar suara Cassandra terbatuk lagi, dan mendatangi nya. Demamnya sudah mulai turun. Tidurnya pun sudah tenang dan tidak lagi gelisah.
***
Hari ini tepat 3 hari peristiwa itu telah terjadi. Cassandra sudah sepenuhnya sadar. Madam Elara menyuapinya dengan bubur hangat masakan dari Rudolf, dan syukurlah Cassandra sudah bisa makan dengan lahap.
Setelah Cassandra tenang, Adrian mendatanginya dan bertanya,” Cassie, ceritakan padaku, apa yang kau alami kemarin.” Adrian memegang tangan Cassandra dan melihat matanya dengan penuh harap akan sebuah jawaban.
Tiba tiba Cassandra menangis lagi, lalu berkata,” Aku seperti mimpi. Dalam mimpi itu, aku berjalan di tengah malam buta, dan sesuatu kekuatan, seperti menarikku mendekati danau. Aku tidak tau apa itu, tetapi sangat besar, sehingga aku sulit menolaknya.”
Hemmm rupanya Cassandra masih saja belum siap jujur dan mengakui semuanya. Dia masih berharap, Lucas datang menemuinya dan memberikan penjelasan apa yang terjadi. Apakah itu murni kecelakaan, atau itu benar benar upaya Lucas untuk membunuhnya?
“Saat, kau menolongku Adrian, apakah kau tau sesuatu? Terus terang aku sendiri bingung dengan kondisiku,” Cassandra balik bertanya pada Adrian.
“Aku hanya mendengar kabar dari Madam Elara, bahwa dia merasa kau tenggelam di danau. Segera aku mempersiapkan segala sesuatu untuk menolongmu dan pergi ke Lacul Negru. Saat tiba di sana, Aku hanya melihatmu berenang sendirian ke tengah danau. Saat itu kepalamu masih terlihat, karena purnama yang begitu terang menyinari permukaan danau. Tak berapa lama kau menghilang, dan segera aku menyusulmu berenang, dan menarik mu ke atas dalam kondisi sudah tidak sadarkan diri,” Adrian menjawab sambil terus memegang tangan Cassandra.
Air mata Cassandra kembali meleleh dan berkata,”Maafkan aku Adrian, aku sudah terlalu banyak menyusahkanmu. Kali ini karena ketololan ku, aku pun menyeretmu dalam bahaya berenang di danau itu malam hari.”
Adrian memeluk Cassandra beberapa saat lalu memintanya untuk tenang dan kembali beristirahat.
Setelah Adrian pergi ke ruang utama, meninggalkan Cassandra seorang diri, Madam Elara masuk dan duduk di tempat tidur Cassandra.
“Nona, kau bisa membohongi Adrian, bahkan setelah semua yang dia lakukan. Tapi kau tidak bisa membohongi aku,” Ujar Madam Elara sambil dengan suara pelan.
“Apa maksudmu madam?” Tanya Cassandra.
“Kau tidak sendirian di danau itu. Ada seseorang yang malam itu mengunjungimu. Kalian bercinta di kamar ini. Lalu dia mengajakmu ke danau untuk melakukan sesuatu, sebelum akhirnya kau tenggelam bukan” ujar Madam Elara.
“Da…dari mana madam tau?” Cassandra menjawab dengan bibir yang bergetar.
“Lihat jari manismu. Cincin siapa yang kau pakai itu? Makhluk itu sudah menandaimu Nona. Kau sudah menjadi miliknya. Dan sewaktu waktu dia akan datang membawamu kembali ke danau dan menenggelamkanmu dia sana,” Madam Elara berbicara dengan nada serius pada Cassandra.
“Tidak mungkin, Lucas tidak akan melakukan hal itu lagi. Dia hanya panik dan meninggalkanku karena panik,” Cassandra menjawab dengan nafas memburu dan air mata yang sekali lagi meleleh.
“Hahahaha, Lucas. Jadi kali ini dia menggunakan nama aslinya? Lucas Vaduva? Setelah bertahun tahun dia menggunakan berbagai nama berbeda untuk menenggelamkan semua gadis gadis itu. Dan konyolnya kau masih saja mempercayainya,” madam Elara berbicara sambil menatap Cassandra dengan tatapan yang sulit diterjemahkan.
“Nona, dia yang bercinta denganmu di kamar ini, yang membawamu ke danau dan yang kemudian membiarkanmu tenggelam, adalah Strigoi. Dia bukan manusia. Leluhurmu lah yang sudah menolongmu dengan cara merasukiku dan memberikan penglihatan padaku apa saja yang kalian berdua lakukan selama ini di mansion ini dan berakhir di danau itu,” terang Madam Elara.
“Leluhur ku, siapa?” tanya Cassandra kembali
“Dia, yang memiliki Mansion ini, yang bertahun tahun tinggal di sini untuk mencegah hal ini terjadi. Anastasia,” jawab madam Elara.
Cassandra tertunduk malu dan kemudian menjawab, “Anastasia memang memberiku peringatan, tetapi aku tidak paham sepenuhnya. Dan Lucas jelas bukan Strigoi, aku pernah menemuinya di siang hari.”
Madam Elara mendengus keras, dan berkata,”Otakmu sudah tidak waras. Bahkan sampai pada nyawamu hampir melayang, kau tetap melindungi dan membelanya. Semoga kau segera sadar nona, sebelum segalanya terlambat.”
Madam Elara tampak kesal dan meninggalkan Cassandra seorang diri. Cassandra hanya diam. Dia tahu bahwa Lucas bukan manusia, mungkin saja Strigoi seperti kata madam Elara. Tapi masih banyak rasa penasaran dan tanda tanya yang meliputi dirinya terkait Lucas dan apa yang terjadi diantara mereka. Dan Cassandra tidak ingin berhenti sebelum Lucas menemuinya dan menjawab semuanya.
***
NB : Strigoi adalah makhluk gaib kepercayaan masyarakat Rumania. Mereka dipercaya seperti Vampir yang menjadi kepercayaan masyarakat eropa pada umumnya. Tetapi tidak semua Strigoi hidup dengan cara menghisap darah. Ada berbagai macam kepercayaan terkait Strigoi dan diantaranya Strigoi yang hanya menginginkan nyawa dan bukan darah manusia.
mungkin sekitar 6 bulan lagi aku baru bisa lanjutin baca ceritanya.
bye bye author see you next time tetap semangat ya dan namatin ceritanya ya
aa sumpah
ngga mampu berkata-kata
mungkin Thor bingung tapi aku adalah nadeya (akun lamaku) tapi karena ada masalah ma akunku jadinya aku pake akun baru.
tapi Thor aku selalu suka sama tata bahasamu yang nyaman buat dibaca dan semuanya itu mengalun indah bagaikan nada" kadang aku malah terhanyut dalam setiap goresan pena yang Thor tuliskan.
Tolong selesaikan cerita ini ya Thor sampai tamat soalnya aku punya trauma biasanya kalo yang pada baca sedikit dan like sedikit authornya langsung pindah atau ceritanya digantung aja.
Makasih author karena udah bertahan sampai sini walaupun yang baca cuman dikit dan makasih juga karena udah tiap hari update.