NovelToon NovelToon
Aku Menolak Menjadi Pemeran Figuran

Aku Menolak Menjadi Pemeran Figuran

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Transmigrasi ke Dalam Novel
Popularitas:42.9k
Nilai: 5
Nama Author: @hartati_tati

Naya wanita cantik yang berumur 27 tahun mendapati dirinya terbangun didunia novel sebagai pemeran tambah yang berakhir tragis. Naya merasuk kedalam tubuh Reka remaja cantik yang berusia 18 tahun. Reka memiliki keluarga yang sangat amat menyayanginya, mereka rela melakukan apapun demi kebahagiaan Reka. Meskipun memiki keluarga yang sangat amat mencintainya sayangnya kisah percintaan Reka tidak berjalan dengan baik. Tunangannya Gazef lebih memilih pemeran utama wanita dan meninggalkan Reka. Reka yang merupakan pemeran tambahan akhirnya menjadi batu pijak untuk kebehagian Gazef dan Rosa, Reka harus mati demi kebahagiaan pemeran utama dalam novel.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @hartati_tati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

Reka melangkah ringan di koridor sekolah, seperti berjalan di atas awan. Langkahnya begitu ringan, hampir seolah-olah ia menari di antara siswa-siswa yang sibuk bergerak di sekitarnya. Wajahnya dipenuhi dengan senyum bahagia, dan matanya bersinar-sinar penuh semangat.

Felly mendekati Reka dengan langkah hati-hati, matanya tertuju pada wajah Reka yang terlihat begitu cerah dan bersemangat. Namun, begitu sampai di dekatnya, tatapannya terhenti, dan ekspresi heran melintas di wajahnya. Dia memperhatikan Reka dengan penuh kebingungan, bibirnya yang biasanya tersenyum terasa kaku dan aneh.

Tatapan Felly terlihat aneh, seolah-olah dia tidak bisa memahami apa yang sedang terjadi dengan Reka. Apa yang membuatnya begitu ceria dan bersemangat? Pikirannya berputar, mencoba mencari jawaban atas perubahan mendadak dalam sikap Reka. Tapi, tanpa jawaban yang jelas, Felly hanya bisa menatap dengan bingung, bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi dengan temannya itu.

"Ada yang aneh dengan senyumku, bukan?" tanya Reka, suaranya penuh dengan keceriaan yang samar.

Felly mengangguk ragu, masih mencoba memahami apa yang terjadi. "Ya, agak aneh," jawabnya dengan ragu.

Reka mengangguk, tetapi senyumnya tetap terukir di wajahnya. "Aku hanya merasa begitu ringan hari ini. Seperti semua beban yang kusimpan selama ini tiba-tiba lenyap," ujarnya, suaranya dipenuhi dengan kebahagiaan yang dalam.

Felly menatap dengan ngeri saat Reka tiba-tiba mulai bersenandung riang di tengah koridor sekolah yang ramai. Suara riangnya terdengar melengking, memecah keheningan dengan keceriaan yang tak terduga.

"Kebahagiaan datang seperti pelangi setelah hujan," bersenandung Reka dengan lirih, suaranya terdengar begitu lembut di antara kebisingan koridor sekolah yang sibuk. "Menghiasi langit dengan warna-warni yang indah," lanjutnya, nada suaranya naik turun seperti irama sebuah lagu.

"Beban berat terangkat dari bahu," lanjut Reka, suaranya semakin bersemangat. "Kebahagiaan, sebuah beban yang terlihat." Kata-katanya terdengar seperti mantra yang mengalir dengan aliran kebahagiaan yang tak terbatas.

Felly menatap Reka dengan keheranan yang tak terkatakan. Apa yang terjadi padanya? Pikir Felly dengan gelisah.

Reka melanjutkan senandungnya dengan senyum yang semakin lebar di wajahnya. Dia menikmati setiap kata yang terucap dari bibirnya, seolah-olah merasakan kebahagiaan yang begitu dalam.

Kemudian, tanpa dapat menahan diri, Reka tertawa kecil, suaranya riang melengkapi kesunyian koridor. Tawa kecil itu terdengar seperti melodi yang menyenangkan, memenuhi ruang dengan kehangatan dan kegembiraan.

Di belokan koridor sekolah, Reka sedang dalam perjalanannya ketika tiba-tiba ia terkejut melihat Kael berlari cepat mendekat. Kael juga terkejut melihat Reka yang tiba-tiba muncul di depannya, dan dengan refleks, ia mencoba untuk menghentikan larinya. Namun, upayanya sia-sia karena tubuhnya kehilangan keseimbangan saat ia mendadak merem.

Saat akan terjatuh, tubuh Kael ditangkap dengan cepat oleh Reka. Semua orang di sekitar terdiam, membeku oleh adegan yang tiba-tiba terjadi di hadapan mereka, termasuk Felly. Felly menganga, matanya melebar kaget melihat Reka yang menangkap tubuh Kael dengan sikap yang begitu heroik, seperti adegan di drama dengan posisi yang terbalik.

"Kamu tidak apa-apa, pangeran tampan, Rawrrrrr," ucap Reka dengan senyum nakal, suaranya dipenuhi dengan keceriaan yang tak terduga.

Kael, yang masih dalam posisi yang sama, ditangkap oleh Reka. Wajahnya memerah seperti kepiting rebus setelah mendengar perkataan Reka yang mengejutkan. Tanpa berkata apa-apa, Kael berdiri dari posisi canggungnya dan dengan langkah yang terhuyung-huyung, ia berjalan menuju pembatas lantai dua.

Lalu, dengan gerakan yang terburu-buru dan tanpa ragu, Kael menaiki pembatas lantai dua dan melompat. Semua orang yang menyaksikan aksi Kael terkejut dan panik. Felly segera menghampiri pembatas dengan ekspresi panik dan khawatir.

Namun, ketika ia melihat ke bawah, Felly melihat Kael jatuh di antara semak-semak yang lebat dan berjalan dengan langkah yang kaku, hampir seperti robot. Terlihat daun dan ranting menempel di kepala Kael, memberinya penampilan yang aneh dan tak terduga.

"Kael!" seru Felly panik, berusaha memanggil temannya. Tetapi Kael terus berjalan, tidak memperdulikan panggilan Felly.

"Apa aku sejelek itu, kenapa pangeran tampan bunuh diri setelah aku mengatakan Rawrrrrr," kata Reka.

Felly yang terkejut dengan pertanyaan Reka, mencoba untuk menenangkan temannya. "Tidak, Reka, tentu bukan itu penyebabnya. Kita tidak tahu pasti apa yang terjadi pada Kael, tapi yang jelas, itu bukan salahmu," jawab Felly dengan nada penuh kekhawatiran.

Reka memutar tubuh kearah tembok lalu membenturkan kepalanya ke tembok dengan keras, seperti mencoba menenangkan dirinya dari kegelisahan yang mendalam. "Aku memang sejelek itu, aku jelek, aku jelek," desisnya dengan suara putus asa, mengulangi kata-kata tersebut berulang kali.

Felly, yang melihat tingkah aneh Reka, terdiam mematung, tidak tahu harus bereaksi bagaimana.

"Sebenarnya ada apa dengan hari ini?" gumam Felly, kebingungannya semakin bertambah dengan sikap aneh yang ditunjukkan oleh Reka. Dia merasa tertekan melihat tingkah aneh temannya.

...****************...

Di dalam kelas, Kael duduk seperti patung, tubuhnya tegak dan tidak bergerak seperti manekin. Ranting-ranting dan daun-daun masih menempel di atas kepalanya.

Gabriel, Shaka, Hanso, Kaiden, dan Reno menatap Kael dengan tatapan aneh, bingung dengan pemandangan yang tidak biasa itu. Mereka saling bertukar pandang, mencoba mencari tahu apa yang terjadi pada teman mereka yang biasanya penuh semangat itu.

Terdengar bisikan-bisikan kecil di antara mereka, mencoba memahami apa yang sedang terjadi. Beberapa di antara mereka menunjuk ke arah Kael dengan ekspresi heran, sementara yang lain hanya menggelengkan kepala dalam kebingungan.

Gabriel memicingkan matanya, mencoba memastikan apa yang dilihatnya benar. "Eh, ada apa dengan Kael?"

Shaka mengangguk, ekspresinya penuh keheranan. "Aku tidak yakin. Dia terlihat seperti..." Dia menggelengkan kepala, mencari kata yang tepat. "Seperti patung hidup."

"Apakah dia baik-baik saja? Mungkin dia sakit atau sesuatu?" kata Hanso mengangkat alisnya.

Kaiden, yang duduk di samping Kael, menarik lengan bajunya dengan perasaan khawatir. "Kael, apa yang terjadi?"

Reno, yang duduk di depan Kael, menoleh dengan ekspresi bertanya. "Kael, hei, kamu baik-baik saja?"

Kael, yang masih diam dan tidak bereaksi, membuat mereka semakin gelisah. Mereka berusaha mencari jawaban dari ekspresi dan sikap Kael yang tidak biasa itu, tetapi tidak ada jawaban yang jelas.

Mereka saling pandang, ketidakpastian terpancar dari setiap tatapan mereka. Sementara itu, Kael tetap terdiam, seolah-olah terjebak dalam dunianya sendiri, tanpa menyadari kebingungan dan perhatian dari teman-temannya.

Tiba-tiba, wajah Kael mulai memerah dengan cepat, membuat Gabriel, Shaka, Hanso, Kaiden, dan Reno terkejut. Ekspresi bingung terpancar di wajah mereka, tidak mengerti apa yang sedang terjadi dengan teman mereka yang biasanya ceria.

Gabriel menepuk pundak Kael dengan lembut. "Kael, apa yang terjadi? Kamu baik-baik saja?"

Shaka menatap Kael dengan khawatir.

"Kael, bicaralah padaku. Apakah kamu merasa tidak enak badan?"

"Tenanglah, Kael. Jika ada yang salah, kami di sini untukmu," ucap Hanso menggosok-gosok punggung leher kael, mencoba menyenangkan.

Kaiden menarik nafas dalam-dalam, mencoba menahan kekhawatirannya.

"Kael, kami ingin membantumu. Kamu bisa ceritakan apa yang sedang terjadi."

"Jangan diam saja, Kael. Katakanlah apa yang terjadi," kata Reno menatap Kael dengan mata penuh perhatian.

Meskipun wajah Kael semakin memerah, dia tidak bisa menahan senyum yang mulai muncul di bibirnya. "Pangeran tampan," ujarnya dengan nada malu.

Gabriel, Shaka, Hanso, Kaiden, dan Reno terdiam sejenak, sebelum akhirnya mereka tertawa bersama dengan Kael, lega mengetahui bahwa teman mereka baik-baik saja.

"Sedang kasmaran ternyata," celetuk Hansol.

"Kenapa kalian berkumpul di sana, bubar!" teriak guru dari depan kelas dengan suara lantang yang menggema di seluruh ruangan.

Teman-teman kael yang terkejut dengan suara keras guru segera membubarkan diri, menyibukkan diri masing-masing dengan kegiatan mereka. Beberapa dengan cepat mengambil buku-buku mereka, sementara yang lain segera kembali ke kursi mereka, mencoba menunjukkan bahwa mereka fokus pada pelajaran.

⚠️Tolong berikan Like dan Komentar sebagi bentuk dukungan ya!! Agar author semangat untuk menulis, tidak susah kok tinggal tekan 👍🏻 dan 💬 nextss saja sudah cukup. TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA DAN MENINGGALKAN KOMENTAR DAN LIKE⚠️

1
Batara Kresno
Luar biasa
Murni Dewita
👣
Yui
Luar biasa
Dede Mila
baca
Aisyah Suyuti
seru
Black Moon
Masih nunggu up nya, Thor.
renaa.
di chapter sebelumnya si arsan manggilnya cebol, trs micro sister, lah skrg malah kunti bogel 🙂
zakia Mutmainah
kenapa harus nolak reka? padahal kalo reka sama kael itu pasti cocok banget
Black Moon
Kalo Gw jadi Kael juga pasti mikirnya ke arah situ, sabar ya Kael tapi bukan itu yg mau dibicarakan 🙈
✓🥀 forever
suka/Heart/

smngt Thor
Moly
Lanjut...
charis@ŕŕa
up 1 lg dong
Erni Nofiyanti
pusing bacanya muter2,
Erni Nofiyanti
kirain mukanya rusak
Midah Zaenudien
cukup bagus cuma aku belum faham alur x
@ImIm: *Biar typo
@ImIm: Reka aka naya dipaksa sama author buat mengikuti cerita novelnya dimana Reka aka naya harus mati. Karena Reka menolak dan mencoba mengubah alur cerita biara tidak mati akhirnya author (penulis novel) memutar waktu. Dibagian pertama Reka berhasil memutuskan pertunangan tapi Reka tidak tahu kalau keluarganya mencelakai Rosa dan Gazef pemeran utama dalam cerita novel makanya Reka sempat bingung kenapa dia tiba-tiba ke tarik kembali ke awal cerita dimana dia masih berstatus tunangannya Gazef. Dibagian kedua dimana Reka menembak Gazef disitu titik awal Reka sadar kalau terjadi sesuatu yang buruk kepada pemeran utama maka Reka akan di tarik paksa kembali ke titik awal cerita.

Semoga paham dengan penjelasannya
total 2 replies
Black Moon
Ditunggu up selanjutnya, semangat Author
Lippe
kata cebol dengan berat hati masih keterima. Tapi..... MICRO???
semungil itu😭😭😭😭
Neng Rusyanah
Luar biasa
Grey
apa jangan² karena perasaan kael? author nya terlalu terobsesi sama peran si kael? atau author nya terobsesi sama ending dari pemeran utama yg dia ciptakan?
Grey
kirain gegara kata rawrr nya😂🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!