NovelToon NovelToon
[Bukan] Muhalil

[Bukan] Muhalil

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Penyesalan Suami / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:36.4k
Nilai: 5
Nama Author: syitahfadilah

Kiara percaya cinta akan tumbuh seiring berjalannya waktu. Tapi ternyata, bermodalkan cinta saja tidaklah cukup. Pernikahan yang baru berjalan 1 tahun atas dasar perjodohan itu harus berakhir begitu saja setelah Erick menjatuhkan talak untuk yang ketiga kalinya. Alasannya selalu sama, hanya karena merasa tidak diperhatikan. Padahal, sebelum memutuskan menikah mereka sudah sepakat akan saling memahami profesi masing-masing.

3 bulan kemudian Erick kembali dengan sejuta penyesalan dan meminta rujuk. Kiara yang sejatinya masih mencintai sang mantan suami kembali memberikan kesempatan meski tahu jalan kembali kali ini harus melewati lika-liku yang rumit. Kiara harus menikah terlebih dahulu dengan laki-laki lain yang disebut muhalil.

Bagaimanakah perjalanan rumah tangga Kiara bersama suami muhalilnya dalam bayang-bayang Erick yang menanti mereka segera bercerai? Namun, siapa sangka dibalik pernikahan muhalil itu, ternyata tersimpan sebuah rahasia yang berusaha dibongkar oleh sang muhalil.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syitahfadilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 13. BUKAN MONTIR

"Daahhh Shanum, hati-hati dijalan semuanya."

Setelah makan malam bersama, keluarga Denis pun berpamitan pulang. Lambaian tangan serta senyum penuh kebahagiaan mengiring laju mobil tersebut hingga hilang dari pandangan.

"Sana, kalian istirahat. Mama sama Papa juga mau istirahat," ucap Papa Rangga, lalu merangkul pinggang istrinya masuk ke dalam rumah.

Denis menatap kepergian kedua mertuanya, tanpa sadar dia senyum-senyum sendiri. Meski sudah tua, tapi mereka berdua tetap bersikap romantis. Entah kapan dia bisa melakukan hal yang sama pada Kiara, merangkul mesra pinggang sang istri atau mungkin menggendongnya ala bridal style menuju kamar.

Untuk saat ini dia masih harus bersabar sampai nanti membongkar semuanya di hadapan Kiara. Kapan? Tentu saja setelah mengetahui apa sebenarnya motif Erick dan orangtuanya. Memanipulasi indentitas demi menikahi Kiara, tapi kenapa Erick sampai menjatuhkan talak hingga berkali-kali lalu kembali masih berkeinginan untuk rujuk. Itu aneh, bukan? Apa masih ada laki-laki yang lebih gila dari Erick dimuka bumi ini?

Melihat Denis yang awalnya senyum-senyum, kemudian seketika saja raut wajahnya berubah murung. Kiara geleng-geleng kepala lalu masuk ke dalam rumah tanpa mengabaikan suaminya. Sepertinya Denis sudah tidak waras, pikirnya.

Denis pun gegas masuk ke dalam rumah menyusul Kiara, dia berjalan di belakang istrinya itu sampai ke dalam kamar.

"Selamat malam. Selamat tidur dan semoga mimpi indah," ucap Denis sambil berjalan menuju tempat tidur. Berbaring dengan santainya lalu memejamkan mata. Setelah beberapa hari disibukkan dengan segala persiapan pernikahan, malam in dia ingin tidur dengan tenang tanpa ada gangguan, bahkan sebenarnya sejak tadi dia sudah menahan kantuk.

"Kamu sudah mau tidur?" Tanya Kiara yang berdiri di samping ranjang.

Denis yang baru saja memejamkan mata, kembali membuka matanya dan menatap Kiara, "Iya, kenapa? Gak ada larangan kan buat pengantin baru untuk tidur cepat?" Dia masih sempat-sempatnya bercanda sambil melirik jam dinding yang baru menunjukkan hampir pukul delapan malam. Masih terlalu awal sebenarnya untuk tidur, tapi mau bagaimana lagi. Dia benar-benar sudah sangat mengantuk dan juga lelah.

Kiara hanya diam sambil menghela nafas panjang beberapa kali. Sepeti sedang ingin mengatakan sesuatu namun, terlihat bingung untuk menyampaikan.

"Kenapa? Apa aku gak boleh tidur di sini?" Denis menyimpulkan demikian karena melihat Kiara yang sepertinya enggan untuk naik ke tempat tidur. Mungkin Kiara akan merasa tidak nyaman tidur seranjang dengannya. "Oke, biar aku tidur di sofa aja," Denis pun turun dari tempat tidur, berjalan menuju sofa sambil mengusap-usap wajah. Merebahkan tubuhnya di sofa panjang itu dengan gaya pasrah karena benar-benar mengantuk.

Tadinya Kiara ingin mencegah, namun tangannya yang hendak meraih Denis hanya menggantung di udara tanpa berani menyentuh suaminya itu. Hingga akhirnya, dia pun naik ke tempat tidur, berbaring miring membelakangi posisi sofa.

'Bukankah tadi Mas Erick sudah memperingatinya untuk melakukannya malam ini juga agar kita bisa segera bercerai, tapi kenapa sekarang dia malah tidur. Jangan bilang dia sengaja mengulur waktu.' Gerutu Kiara dalam hati.

Cukup lama Kiara berbaring dengan posisi miring, merasa penasaran dengan Denis apakah sudah benar-benar tidur, dia pun menoleh untuk melihatnya. Dan ternyata, Denis memang sudah tidur.

Ting... Terdengar notifikasi pesan masuk di ponsel Kiara. Dia pun meriah ponselnya yang ada di nakas samping tempat tidur. Ternyata pesan dari Erick.

[Kia,] isi pesan Erick. Dia ingin mengetes apakah Kiara sudah tidur atau belum.

"Ada apa, Mas?" Tanya Kiara membalas pesan Erick.

[Kamu belum tidur?]

"Ini baru mau tidur, Mas."

[Bang Denis, apa sudah tidur?]

"Sudah,"

Terlihat Erick sedang mengetik, namun berhenti untuk beberapa saat. Cukup lama Kiara menunggu balasan hingga akhirnya balasan dari Erick masuk kembali.

[Apa kalian sudah melakukannya?] Tanya Erick akhirnya. Beberapa kali dia mengetik kalimat yang ambigu lalu menghapusnya kembali, sampai menemukan kalimat yang pas untuk bertanya.

Kiara pun tak langsung mengetik balasan, dia menarik nafas panjang sambil berpikir untuk menjawab apa. Hingga akhirnya dia menuliskan, "Maaf, Mas. Aku sedang datang bulan." Terpaksa dia berbohong. Setelah berpikir keras, jujur dia sebenarnya juga belum siap untuk menyerahkan tubuhnya pada Denis.

[Baiklah, Kia. Selamat malam,] Erick mengetik pesan balasan itu dengan ekspresi wajah yang muram. Harus berapa lama lagi dia harus menunggu. Jujur, dia sudah sangat lelah dengan keadaan ini.

"Selamat malam juga, Mas." Setelah membalas, Kiara pun menyimpan kembali ponselnya di atas nakas. Untuk beberapa saat dia menoleh menatap Denis yang benar-benar telah terbuai ke alam mimpi, sebelum akhirnya dia pun kembali berbaring miring seperti posisi sebelumnya. Sama sekali tidak ada rasa kasihan melihat Denis yang tidur di sofa, tanpa bantal dan selimut. Lagipula, dia tidak menyuruh suaminya itu untuk tidur di sofa.

.

.

.

"Selamat pagi, wah pengantin baru seger banget nih kelihatannya." Ucap mama Flora begitu Denis dan Kiara datang ke ruang makan.

"Selamat pagi, Mama dan Papa juga kelihatannya seger banget pagi ini." Balas Denis, sementara Kiara hanya menanggapi sapaan mamanya dengan senyuman tipis lalu duduk.

"Suaminya belum duduk, tapi dia udah nyelonong aja duduk duluan. Gak sopan," gumam papa Rangga yang masih dapat didengar oleh Kiara maupun Denis. Tapi Kiara sama sekali tidak peduli. Bukan bermaksud untuk kurang ajar, dia hanya ingin menegaskan pada Denis bahwa posisinya hanyalah suami muhalil. Tak mau membuat pria itu bertingkah jika harus melayaninya seperti dia yang dulu selalu melayani Erick.

"Gini nih yang namanya istri, melayani suaminya dengan baik." Ucap papa Rangga sambil tersenyum pada istrinya yang tengah menghidangkan makanan ke dalam piringnya.

Kiara tampak mecebikkan bibir, dia tahu papanya sedang menyindir. Setelah ini dia harus bicara empat mata dengan papanya untuk memperingati lagi jika pernikahannya dengan Denis hanya untuk sementara.

Selesai sarapan, papa Rangga mengajak Denis ke ruang keluarga untuk bersantai. Kiara ingin menyusul namun, mama Flora lebih dulu memanggilnya.

"Yuk, bantuin Mama buat cemilan." Ajak mama Flora.

Sesaat Kiara menjadi bingung, dia harus bicara dengan papanya tapi tidak mungkin juga menolak ajakan mamanya. Dan akhirnya dia memutuskan untuk membantu membuat cemilan terlebih dahulu baru setelah itu akan bicara pada sang papa.

"Kamu sudah berapa lama kerja di bengkel?" Tanya papa Rangga setelah beberapa saat dia dan Denis duduk santai di ruang keluarga.

Denis mengulum senyum, ada yang keliru dengan pertanyaan papa Rangga, "Bangkel itu sudah berdiri sebelum kedua orangtuaku menikah. Dan seiring berjalannya waktu, bengkel Papa semakin berkembang. Setelah lulus SMA, aku gak lanjut kuliah dan lebih memilih menggantikan Papa mengelola bengkel. Dan Alhamdulillah, dari penghasilan bengkel itu kami bisa membangun 2 showroom Mobil di kota yang berbeda." Ungkap Denis.

Papa Rangga tercengang mendengarnya, dia menatap Denis sampai tak berkedip, "Bukankah kamu montir yang membantu memperbaiki mobil Kiara saat itu?"

Denis kembali tersenyum, "Waktu itu, kebetulan aku berangkat pagi-pagi sekali ke bengkel untuk membawa perkakas baru karena perkakas lama sudah banyak yang tidak berfungsi dengan baik. Aku juga memang lebih suka menghabiskan waktu di bengkel yang penuh dengan kenangan itu daripada datang ke showroom yang... ." Denis menjeda kalimatnya sambil mengulum senyum.

"Yang apa?" Tanya papa Rangga penasaran.

"Yang sales nya genit genit," kekeh Denis. Itulah kenapa dia malas sekali datang ke showroom jika tidak ada kepentingan. Dia sudah pernah memperingati asistennya untuk menegur para sales itu, tapi dibantah dengan alasan begitulah teknik untuk menarik pembeli. Bahkan rata-rata sales yang bekerja di showroom nya kebanyakan wanita. Ya sudahlah, daripada showroom nya sepi, kan.

Papa Rangga langsung mengedarkan pandangan saat Denis berkata genit genit, khawatir istrinya tiba-tiba muncul dan akan terjadi kesalahpahaman. Setelah memastikan tak ada jejak istrinya di ruangan itu, dia pun kembali menatap Denis dengan serius.

"Papa pikir, kamu itu benar-benar montir loh?

Denis terkekeh, "Kalau aku hanya seorang montir. Mana sanggup orangtuaku membawa parcel lamaran yang membuat aku harus datang naik motor karena mobilnya gak muat, dan mana bisa juga aku ngasih mahar yang tinggi untuk Kiara."

Papa Rangga mengangguk membenarkan. Dia sempat ingin bertanya mengenai itu. Heran saja rasanya jika hanya seorang montir tapi bisa memberikan mahar sebanyak itu, tapi dia menahan keinginan untuk bertanya demi menjaga perasaan Denis dan besannya. Dan ternyata, keluarga Denis juga berasal dari kasta yang berada. Denis, bukan montir seperti yang dikiranya.

"Em, kalau gitu. Kapan-kapan, ajak Papa ke showroom kamu, mau lihat-lihat koleksi mobil yang bagus."

"Mau lihat koleksi mobil, apa lihat yang genit genit?"

"Yang bagus-bagus lah pokoknya!"

Kedua laki-laki berbeda generasi itu tertawa bersama karena obrolan mereka.

1
Adelia Rahma
kasian juga ya jadi Erick..
jadi serba salah
Heri Wibowo
sampai kapan kebohongan ini terus di tutupi.
Ilfa Yarni
kasian jg km tivk mending jujur aja sama Denis biar dia bisa bantu km
Ninik
Erick, Liana dan shanum akhirnya ke 3 org ini lah yg jadi kurban
Nurlinda: korban, kak 🤭🙈
total 1 replies
Akhmad Soimun
kasiannya kamu owh Erick ku sayaangg, disini ku dulu lohh yang membela kamu Erick..🤣🤣🤣💋💋💋💋💋💋💕💕💕
yellya
can't wait kak👍🏻👍🏻
Ainisha_Shanti
liana ajak lah erick bersatu dengan denis berserta keluarga kiara membongkar kejahatan papa nya erick, agar tiada lagi yang menindas mu berserta shanum
zian al abasy
ayo liana bntu abangmu mngungkap kbusukan handoko dn alek..bingung brpihak siapa erik jg korban liana shanum kiara riwehhh euyyyy..😇😇😇😇🤔🤔
Nurlinda: berpihak sama author ny saja 🤭
total 1 replies
Ilfa Yarni
ayo Liana bantu abngmu jg suamimu agar lepas dr masalah ini dankm jg sudah membantu Kiara jg lho
Adelia Rahma
ada kia.. masalah yang sangat besar
Nurlinda: 🤫🤫🤭🤭🤭
total 1 replies
Dwi Rustiana
ayo babang Denis sat set das des gitu bongkar kebusukan Handoko cs biar g semakin banyak korban
LANY SUSANA: betul ayok sat set ya bongkar kebusukan ortu Erik, dan Erik jg terpaksa tuh sampe babak belur gitu
Nurlinda: Savage 😂🙈
total 4 replies
Heri Wibowo
sungguh menyedihkan nasib Liana
Eva Karmita
lanjut dong 🙏😁
Nurlinda: lanjut gak y 🙈
total 1 replies
Aditya HP/bunda lia
kayaknya Erick bukan anak kandung mereka deh .... jadi ingat alm adikku namanya juga Erick 😭😭
Nurlinda: Al-fatihah untuk adiknya, kak. peluk jauh ❤️
total 1 replies
zian al abasy
nah bguslh azka pun pham dn mndukung denis..ayo bruan brtindak ksian liana gmna y ad d posisi liana shanum.tau lh udh jamannya wanita skrng bdoh" gmpng d bodohi sprti kiara pinter jd dokter tp bdoh gk bs mnilai ataupun mlhat gelagat psngan.tau ahh lap.brhrap denis azka brtindk cept
☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛᵗⓂ
mengsad benerrrr nasibmu Erick.
mungkinkah Erick bukan anak kandungnya Handoko ??
☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛᵗⓂ
wa'alaikumsalaam warahmatullaahi wabarakaatuh
☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛᵗⓂ
alhamdulillaah selamat ya kk 🤗🥰
Adelia Rahma
ayolah kia buka matamu lihatlah Erick tidak benar ² cinta ma kamu..dia cuma di perdaya oleh ayah nya untuk mengambil perusahaan papamu kia..
Nanik Arifin
Ayo cepat bongkar kebusukan Handoko & istri ! Erick berhak bahagia bersama Liana + shanum
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!