Jodoh Lewat Wasiat

Jasmine melangkahkan kakinya meninggalkan paviliun, ia berjalan tak tentu arah tujuan. Hatinya sangat sakit karena Junior yang masih mencintai kakaknya. Salahkah ia cemburu pada kakaknya yang telah tiada? Ia pikir Junior sudah mulai membuka hati untuknya, namun ternyata pikirannya salah. Suaminya memang sudah cinta mati kepada mendiang kakaknya.

Pertama kalinya Jasmine merasakan sakit hati yang amat dalam. Bahkan ketika bersama A pun ia tidak pernah merasakan kekecewaan seperti ini. Kali ini ketika ia sedang bersedih tidak ada A yang selalu dapat menyembuhkan lukanya. Entah pria itu sedang berada dimana sekarang, Jasmine tidak mengetahuinya.

Sebuah mobil sport mewah berhenti di dekat Jasmine, seorang pria tampan keluar dari kendaraannya lalu berjalan menghampiri Jasmine.

"Regan?"

"Kamu kenapa?" tanya Regan khawatir.

"Enggak apa-apa," jawab Jasmine berbohong.

Regan pun mengajak Jasmine untuk ikut dengannya, ia membukakan pintu mobil dan Jasmine masuk ke dalam. Regan berjalan berputar lalu masuk duduk pada kursi kemudi.

Mobil Regan melaju membelah jalanan kota, Regan sesekali melirik Jasmine yang saat ini menyembunyikan kesedihannya. Ia tahu saat ini Jasmine sedang bersedih, Regan dapat melihat kesedihannya dari pancaran matanya.

Sementara itu Junior saat ini sedang mencari Jasmine, ia melajukan kendaraannya sambil sesekali melihat jalanan. Jasmine tidak membawa kendaraan manapun di Paviliun. Itu artinya ia pergi berjalan kaki, tidak mungkin ia pergi dengan cepat keluar dari komplek.

Mom Keyzia merasa khawatir ketika ia melihat Jasmine keluar dari paviliun dalam keadaan menangis. Ia sudah sangat yakin putranya yang membuat Jasmine menangis. Ia menghubungi semua asisten rumah tangga di rumah Junior agar mereka cuti. Ia mau membiarkan mereka berdua menyelesaikan masalah mereka berdua

Junior merutuki kebodohannya yang terus membayangkan Paris saat bersama dengan Jasmine. Ia yakin saat ini pasti Jasmine sangat marah kepadanya.

Seharian ini Junior mencari Jasmine, entah pergi kemana istrinya itu. Ia menelepon Mom Keyzia agar ibunya mencari tahu, kemana Jasmine saat ini. Mom Keyzia mengatakan selain Paris, Jasmine sangat dekat dengan Oma Jasmine yang sudah tiada. Junior pun menanyakan dimana makan mendiang Oma Jasmine disemayamkan.

Sementara itu saat ini Jasmine sedang duduk di depan pusara wanita yang sangat ia cintai selain kakaknya. Sang Oma yang selalu ada saat-saat dia bersedih atau kecewa karena orang tuanya.

Regan memilih untuk menjauh, sepertinya Jasmine membutuhkan waktu sendirian saat ini. Ia akan pergi sebentar sambil membeli minuman untuk Jasmine dan dirinya.

"Oma, maaf Jasmine baru saja menemui Oma" ucap Jasmine disela tangisannya.

"Benar kata Oma, kita jangan terlalu berharap pada manusia, jangan mencintai bila tidak ingin disakiti. Aku merasakannya Oma, aku sudah menikah Oma. Maaf aku terlambat memberi tahu Oma." Jasmine terisak di depan makam.

"Dia pria yang dicintai Kak Paris Oma, keduanya saling mencintai, hanya saja maut memisahkan mereka. Dan aku terjebak dalam bayangan masa lalu mereka, aku sakit aku kecewa Oma. Bolehkah aku cemburu pada kakakku sendiri Oma?"

Junior yang baru saja sampai ingin menghampiri namun, langkahnya terhenti saat melihat Regan datang menghampiri Jasmine. Junior melihat Regan begitu perhatian kepada istrinya, kedua tangan Junior mengepal.

Keduanya berjalan meninggalkan pemakaman menuju tempat dimana Regan memarkirkan mobilnya. Namun, ketika Regan hendak membukakan pintu untuk Jasmine, tiba-tiba saja Junior memukul wajahnya.

Bugh!

"Lo udah tahu kan, Jasmine istri gue? Terus kenapa lo masih deketin bini gue!" bentak Junior menatap tajam Regan.

"Lo salah paham?" jawab Regan sembari memegang pipinya.

"Kamu apaan sih? Tiba-tiba datang mukul Regan, dia cuma nganterin aku ke sini." Balas Jasmine membentak.

"Kamu membentak suamimu, demi cinta pertama kamu ini?" tanya Junior tersenyum sinis.

"Pikiran kamu sangat dangkal, ngaca sebelum menuduh orang lain yang tidak-tidak!" seru Jasmine lalu membawa Regan masuk ke dalam mobilnya.

"Jasjus, Jasmine. Kamu mau kemana? Kamu mau pergi sama dia?" teriak Junior seraya mengetuk-ngetuk kaca mobil.

Jasmine meminta Regan melajukan kendaraannya, Regan pun menuruti keinginan Jasmine. Junior menendang ke udara seolah melupakan kekesalan hatinya. Masalah dengannya belum selesai, kini ia melihat Jasmine jalan bersama Regan.

"Sebaiknya aku antar kamu pulang, aku enggak mau Junior semakin salah paham dengan kita. Masalah itu dihadapi Jasmine buka dihindari, aku tahu kamu gadis yang kuat!" pungkas Regan lalu mengulas senyum.

Jasmine pun setuju dengan ucapan Regan, Regan melajukan mobilnya menuju rumah mereka.

Ketika Jasmine sampai di dalam rumah ia melihat Junior sudah sampai terlebih dahulu di sana. Jasmine berjalan begitu saja melewati suaminya, Junior berjalan mengikuti istrinya yang masuk ke dalam kamar.

Ia melihat Jasmine mengemasi pakaiannya, Junior semakin panik, ia tidak mau Jasmine pergi.

"Kamu mau kemana hah?" tanya Junior marah.

"Aku akan kembali ke apartemenku, sebaiknya kita harus menjaga jarak agar tidak ada yang tersakiti." jawab Jasmine tanpa menoleh kearah Junior.

Ia hanya fokus memasukkan pakaiannya ke dalam koper.

"Kamu mau pergi terus menemui Regan gitu?" tuduh Junior.

"Kemarin Vano, sekarang Regan siapa lagi yang akan kamu jadikan pelampiasan amarahmu?" Jasmine tersenyum miris menatap suaminya.

"Jelas aku marah aku suami kamu Jasmine Smith!"

Jasmine terkekeh mendengarnya, "Suami? Aku ingin tertawaan mendengar kata suami."

"Kita bisa bicarakan baik-baik Jasmine, bagaimana nanti apa yang harus aku katakan kepada orangtuamu" Junior memohon dengan wajah sendu.

"Aku lelah Junior, bersama dengan pria yang masih memiliki masa lalu yang sulit dilupakan itu sangat sakit." Bulir bening jatuh membasahi kedua pipinya.

"Kalau begitu aku ikut denganmu!" Junior ikut mengemasi pakaiannya.

"Kau gila? Aku tidak ingin berada di dekatmu. Bernafas satu udara denganmu membuatku sesak. Kumohon jangan persulit hidupku karena rasa cintamu itu."

"Apa yang harus aku lakukan agar kamu enggak pergi ninggalin aku?" tanya Junior mulai frustasi.

Entah mengapa ia sangat ketakutan Jasmine meninggalkannya, sudah cukup ia kehilangan Paris dan kini ia tidak mau kehilangan Jasmine.

"Tidak ada, hati ini sudah kembali membeku karena mu" jawaban Jasmine menusuk hati Junior.

"Kalau Oma atau kedua orangtua bertanya, katakan saja kita akan bercerai dalam waktu dekat ini. Aku akan mengajukan cerai kamu tunggu saja suratnya!" tukas Jasmine dengan sangat yakin.

Bagai tersambar petir, Junior menggelengkan kepalanya ia tidak mau berpisah dengan Jasmine.

Ketika Jasmine hendak pergi sembari mendorong koper miliknya, Junior memeluknya dari belakang.

"Maafkan aku, aku mohon! Beri aku kesempatan" pinta Junior.

Jasmine berusaha menahan airmata yang terus ingin mengalir begitu saja. Ia melepaskan pelukan Junior, Jasmine lalu pergi begitu saja.

.........

Hayoo lho Junjun, Regan said " kutunggu jandamu" 🤣