Sinopsis:
Kemalangan dan nasib buruk selalu datang di kehidupan Genya, seorang gadis 18 tahun yang tidak memiliki apapun. Selain telah kehilangan kedua orang tuanya, dia juga diwariskan sebuah hutang yang sangat besar oleh ayah nya dan diusir oleh bibinya di hari kelulusan nya.
Tapi kehidupannya berubah 180 derajat setelah ia bertemu dengan seorang laki-laki misterius yang bernama Raphael Gin. Seorang lelaki yang datang ke hidupnya Genya, guna menagih hutang yang di miliki ayahnya Genya kepadanya.
Genre: Romantis, Drama, Psychological, Dewasa, Kekerasan
Jangan lupa like jika suka, beri juga kritik dan saran jika ada kekurangan dalam karya pemula ini! Terimakasih...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dayu Mang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 Gadis yang di inginkan
Di suatu tempat, Raphael terlihat sedang membersihan guci yang berisi abu dari sepasang suami-istri pengkhianat yaitu Esa dan istrinya.
Dia menaruh guci abu itu di sebuah rak yang dikhususkan untuk para pengkhianat nya. Dan di pojok rak terlihat guci abu berisi nama 'Betran' yaitu ayahnya Genya.
Raphael menghidupkan dupa harum yang seketika membuat ruangan itu dipenuhi dengan aroma dupa. Laki-laki itu memejamkan matanya, mulutnya berkomat-kamit seperti sedang mengucapkan sebuah mantra.
TOK! TOK! TOK!
Suara ketukan pintu membuat Raphael berhenti berkomat-kamit dan membuka matanya.
"Tuan, sudah waktunya persiapan makan malam. Sebelum Nona Kinnara datang, anda sudah selesai bersiap." Kata salah satu pelayan di rumahnya.
"Baiklah" Sahut Raphael.
Dia kemudian keluar meninggalkan ruangan yang terlihat di pojok belakang rumahnya yang sangat besar dan luas.
Raphael mandi dengan ditemani 2 orang pelayan yang menggosok badan dan punggungnya. Punggungnya yang lebar dengan tato monster yang memakan kepala seorang gadis.
Para pelayan yang membantunya mandi itu tidak ada yang berani menatap wajah tampan milik Raphael. Mereka semua hanya berani menundukkan kepala mereka.
"Hei, apa menurut kalian aku seharusnya menikah dan memiliki seorang penerus?" Tanya Raphael secara tiba-tiba yang membuat 2 orang pelayan kebingungan harus menjawab apa.
"Memiliki seorang penerus itu adalah sebuah hal yang penting Tuan" sahut salah pelayan memberanikan diri.
"Begitu kah? Kalau begitu siapa wanita yang kira-kira cocok untuk menjadi ibu dari anak-anak ku nanti?" Tanya Raphael.
"Kami tidak bisa memberikan pendapat tentang itu Tuan." Sahut salah satu pelayan.
"Kenapa? Aku tidak akan membunuh kalian, kan yang bertanya itu aku." Kata Raphael yang membuat kedua pelayan itu saling menatap satu sama lain.
"Menurut saya, mencari pasangan yang cocok harus berdasarkan kecocokan hati Tuan" Kata salah seorang pelayan.
"Apa maksudnya?" Tanya Raphael.
"Maksudnya, wanita yang benar-benar anda cintai. Wanita yang bisa membuat anda merasa nyaman, bahagia, dan hal positif lainnya." Jelas pelayan itu.
"Apakah begitu? Jika begitu, ada satu orang yang bisa membuatku bahagia. Aku sangat suka melihat wajahnya saat ketakutan, dan senyum manisnya itu, aku ingin memiliki nya." Kata Raphael.
"Itu bagus Tuan, siapa perempuan itu?" Tanya si pelayan.
"Putrinya Betran." Sahut singkat Raphael.
Seketika dua pelayan itu langsung terkejut, mereka langsung mempercepat pekerjaan mereka. Mereka tidak ada yang berani melanjutkan obrolan itu.
"Sudah selesai Tuan." Kata kedua pelayan itu yang sudah selesai menggosok tubuh Raphael dengan sabun.
"Sudah selesai ya? Kalau begitu kalian boleh pergi." Kata Raphael.
Para pelayan itu langsung mengundurkan diri dan pergi meninggalkan Raphael yang masih berendam di bathtub yang besar.
Raphael melihat ke bawah, dia tertawa melihat kondisi tubuhnya yang seperti itu.
"Ahaha bayi kecilku tiba-tiba menegang saat ayahmu memikirkan calon ibumu ya? Itu berarti kalian sudah setuju dengan pilihan ayah. Tidak apa-apa, ayah juga sedang tegang sekarang. Mari kita selesaikan dengan cepat sekarang!" Kata Raphael yang berbicara dengan dirinya sendiri.
Setelah membuang calon anak-anaknya di toilet, Raphael menyelesaikan mandinya dan kemudian keluar.
......................
Sementara itu, setelah sampai di rumah Sofu Baba, dengan bahagia Genya memperlihatkan hasil belanjaannya walau bukan dengan uangnya sendiri.
"Genya kau pulang?" Sambut si nenek Baba terlihat sangat menyayangi Genya.
"Lihat apa yang ku bawa nek! Aku juga membelikan kalian berdua arak manis, ku tahu kalian berdua menyukainya!" Kata Genya bersemangat sambil mengeluarkan arak yang dibelinya tadi.
Nenek Baba terkejut saat melihat apa yang beli oleh Genya, banyak sekali, syukur dia memiliki kulkas untuk menyimpan semuanya.
"Panggil kakekmu di ladang belakang sana! Kita akan makan malam besar nanti! Apa kita mulai memasaknya dari sekarang ya?" Kata si nenek juga ikut bersemangat setelah melihat beberapa daging segar yang sudah lama tak dilihatnya.
Dengan bergegas Genya pergi ke ladang belakang rumah Sofu Baba dengan masih menggunakan pakaian kerjanya.
"Kakek! Nenek memanggil mu! Pulanglah! Katanya..." Kata Genya berteriak memanggil kakek Sofu di ladang.
Si kakek menoleh dan kemudian berjalan mendekati Genya, dengan keringat yang masih bercucuran dia berjalan pulang setelah melihat wajah cerahnya Genya.
Sesampainya di rumah, dengan bahagia si nenek memperlihatkan arak yang dibelikan oleh Genya. Si kakek jadi sangat bersemangat, sudah lama mereka tidak pernah merasakan nikmatnya arak ditemani dengan daging panggang yang sangat sempurna.
"Genya, kau tidurlah nak! Biar kami yang menyiapkan untuk malam nanti! Bukankah kau akan bekerja lagi malam nanti?" Kata si nenek yang terlihat begitu perhatian.
Genya mengangguk, dan kemudian pergi ke kamarnya. Dia merebahkan tubuhnya di kasur, dan tak lama kemudian dia terlelap dengan begitu cepat.
Di tengah tidurnya, dia bermimpi bertemu seseorang yang sangat ia dambakan, hatinya berdebar-debar, jantungnya berdegup kencang. Seperti saat tadi dia bertemu dengan Arugi, namun di mimpinya kali ini dia tidak melihat siapa sebenarnya laki-laki itu.
Genya merasa kalau dia telah terikat dengan laki-laki yang ada di dalam mimpinya itu. Makin lama makin seram, Genya mencoba untuk bangun.
SYUUTT!
"Huh... Hah..." Dera napasnya tidak karuan, Genya terbangun dengan keringat dingin mengucur di tubuhnya.
Dia melirik jam di ponselnya, ternyata sudah pukul 6 sore. Ternyata dia tidur cukup lama, dia langsung beranjak dari tempat tidur nya.
Dia pergi mandi dan bersiap-siap keluar untuk membantu neneknya memasak makan malam.
"Genya kau sudah bangun? Kenapa kau masih terlihat lelah?" Tanya si kakek yang sedang menghidupkan api di luar, karena mereka berencana untuk memanggang daging di luar.
"Tidak apa-apa kakek, aku baik-baik saja, aku sangat bugar sekarang " Sahut Genya tersenyum.
"Apa kau sudah mandi? Kalau begitu menjauh lah, nanti rambutmu bau asap hangus" Kata si kakek.
Genya kemudian pergi ke dapur mencari si nenek Baba yang sedang sibuk memasak disana.
"Nenek, ada yang bisa ku bantu?" Tanya Genya menghampiri si nenek.
"Bantu nenek memotong beberapa sayuran yang ada di meja ya nak" kata si nenek yang tumben menyuruh Genya. Biasanya si kakek ataupun si nenek selalu melarang Genya untuk membantu mereka.
Genya segera pergi menuju meja yang di tunjukkan oleh di nenek, tangan kurus lentiknya itu mengambil sayuran yang telah tersedia dan kemudian memotong nya dengan sangat hati-hati.
Setelah selesai memasak semuanya, mereka bertiga kemudian makan bersama di atas meja makan. Senyuman bahagia mereka semuanya terlihat di makan malam yang istimewa itu.
Selesai makan malam, kini jam sudah menunjukkan pukul 8 petang, seperti biasa kini Dendi datang untuk menjemput Genya pergi bekerja di bar.
Karena makanan masih banyak yang tersisa, Dendi ikut bergabung bersama Genya, nenek dan di kakek untuk makan malam.
Genya pergi ke kamar untuk bersiap, setelah bersiap Genya dan Dendi kemudian pergi ke bar tempat Genya bekerja.
buat genya 2 bungga meluncur
maat cuma bisa kasih ini
2 bunga meluncur
1 bunga untuk niken
3 bunga untuk, niken /Rose//Rose//Rose/