NovelToon NovelToon
Istri Cantik Si Pewaris Lumpuh

Istri Cantik Si Pewaris Lumpuh

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta pada Pandangan Pertama / Pengasuh / Terpaksa Menikahi Suami Cacat
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: Harsie Alive

Arin seorang penyandang disabilitas menyelamatkan David dari serangan preman di tepi pantai. Dia membawa pria itu ke rumahnya dan menemukan bahwa David adalah putra dari penyelamatnya di masa lalu. Tapi gawat, pria itu lupa ingatan!
Bencana dimulai, David Bima Carat sebagai pewaris perusahaan besar dinyatakan hilang oleh teman-teman dan adiknya. Kenyataannya David diserang oleh salah satu sahabatnya atas perintah pria tua di balik layar yang menuduh keluarga David menculik adiknya.
Rekan David berusaha mencari keberadaannya, sedang di sana, David terjebak dalam pernikahan dengan Arin karena jebakan pembenci gadis itu.
Bagaimana teman-teman David mengungkap kasus hilangnya David? siapa pria tua yang memerintahkan orang itu menyerang David dan siapa adik yang dia maksud? bagaimana kelanjutan hubungan antara Arin dan David? Benarkah David lupa ingatan atau hanya sandiwara?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Harsie Alive, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

^^^Pada akhirnya yang jahat akan dilempar ke neraka hukuman, menikmati nestapa lestari di teluk mala yang tidak berujung.^^^

^^^-Kevin Sanjaya-^^^

...****************...

Debora kembali ke gedung dengan perasaan jengkel, dia disambut oleh Max dan Frans yang pergi menyusulnya setelah mendengar gadis itu telah kembali.

" Debora, kau dari mana saja!? Kenapa tidak memberitahu kami apa yang sudah terjadi!?"

" Kau tidak tahu kalau kami semua mengkhawatirkan dirimu!? David hilang dan kau tiba-tiba tak kelihatan, aku bisa gila jika kalian berdua benar-benar lenyap!" protes Max panjang lebar yang segera menyerang Debora dengan rentetan pertanyaan begitu dia melihat wajah gadis cantik itu.

"Tenang lah, kita bereskan masalahnya satu persatu, aku yakin kalian sudah tahu, apa yang Bagas lakukan terhadap kak David!" ucap Debora dengan tatapan dingin.

Semua yang terjadi telah diketahui oleh tim Sigma, dan disampaikan pada Max dan Frans. Mereka juga melakukan pencarian terhadap Bagas, tetapi tidak menimbulkan keributan yang tidak berarti.

" Di mana bajingan itu!?" tanya Debora seraya mengikat rambut panjangnya.

" Sudah diamankan di ruangan itu," ucap Max.

Ketiganya melangkah dengan cepat menuju ruangan yang dimaksud. Di mana Bagas sedang ditahan oleh Lee.

Bagas diikat dan mulutnya disumpal. Tidak seorangpun mengetahui apa yang terjadi dalam ruangan itu kecuali Debora, Lee, tim Sigma, Frans dan Max.

Debora masuk ke dalam ruangan itu," Tinggalkan kami!" ucap Debora.

" Tapi Deb, dia berbahaya!" ucap Frans khawatir.

" Tinggalkan kami! Kumohon!" tegas Debora.

"Yang lain keluar, aku akan Max akan berjaga di sini!" ucap Frans.

" Kak Frans!" Debora menatap pria itu dengan wajah kesal.

" Tidak ada penolakan Debora, aku kehilangan David, aku tidak mau kehilangan kau juga!" tegas Frans tak terbantahkan.

Debora akhirnya setuju, Lee, William, dan anak buah kelompok Sigma keluar dari dalam ruangan itu.

Max dan Frans berdiri di sudut lain,.membiarkan Debora berbicara dengan Bagas.

Srakkk...

Ditarik gadis itu penutup mulut Bagas sampai membuat pipi pria itu terluka karena lem yang digunakan terlalu melekat ke kulitnya.

" Dasar jalang sialan, kau menipuku!" pekik Bagas begitu mulutnya dibuka.

Bagas nyatanya dijebak oleh Debora dan langsung dibekap oleh Lee begitu masuk ke dalam lift.

Plak!!!

Plakk!!

Plak!!!

" Bajingan!!" umpat Debora.

Dicengkeramnya wajah Bagas sekuat tenaga, kukunya yang panjang dia tancapkan ke pipi pria itu," Beraninya kau menipu kami selama ini bajingan !!!" umpat Debora.

" Cihh... Apa akhirnya aku ketahuan? Hahahaha... Cukup lama kalian sadar kalian selama ini sudah ditipu!!" pekik Bagas.

Max dan Frans yang mendengar Debora dihina menjadi tidak sabaran.

" Si kurang ajar ini, beraninya kau berteriak bajingan!!" umpat Max, tapi Frans menahan Max agar tidak membunuh Bagas di sana.

"Bagas.... Apa kau merasa tenang karena kau pikir kak David tidak tahu apa-apa? Dan tidak menyiapkan apapun untuk membalasmu?" Debora tersenyum miring sambil mencengkram wajah Bagas.

" Apapun yang kau sembunyikan selama ini, akan terbongkar dan membuat bos besar di belakangmu tidak bisa tidur dengan nyenyak!" bisiknya sambil menatap mata Bagas dengan seringai menyeramkan.

jleebbbbb!!!

Debora menusuk bahu pria itu dengan belati milik Bagas sendiri. Menusuk saraf dan otot penyambung lengan atas dengan bahu kirinya.

" Arrrkkhhhhh!!!!"

Crakkk!!

Dicabutnya benda itu dari bahu Bagas sampai darah segar mencuat keluar dari tubuhnya.

Debora tertawa," Hahahahahhaa.... Hahahahhaha.... Ternyata ini menyenangkan!" ucap Debora.

Ditatapnya lagi Bagas dengan tajam," Aku akan membuatmu menyesali semua yang kau lakukan pada kak David, "

" Kau akan berakhir dalam penderitaan Bagas!" ucapnya sambil tertawa jahat.

Frans dan Max terdiam membisu melihat Debora. Seolah mereka sedang melihat David yang sedang mengamuk.

Di saat yang sama, William mengetuk pintu ruangan itu.

" Nona, pihak kepolisian telah tiba!" ucapnya.

Debora tersenyum tipis, diambilnya sapu tangan dari kantongnya," Suruh mereka masuk!" ucapnya.

Crakkk!!

Dengan sengaja dia melukai wajahnya sendiri lalu tersenyum menatap Bagas.

Diambilnya sapu tangan itu lalu ditekannya luka di bahu Bagas sekuat tenaga.

" Apa yang kau lakukan jalang aarrkhhhhh!!!!" pekik Bagas kesakitan. Sepertinya sarafnya telah terputus. Otot lengannya rusak karena tusukan dari Debora.

"Kak Frans, aku jadi sadar betapa menyenangkannya membunuh seseorang!" ucapnya sambil tertawa.

" Jangan gila!! Kendalikan dirimu Debora!" Frans langsung merangkul dan menjauhkan Debora dari Bagas.

"Arkrhhh...... Hiks hiks hiks... Teganya kau Bagas... padahal kami percaya padamu, teganya kau melakukan semua ini pada kami!!!" pekiknya begitu tim kepolisian masuk ke ruangan itu.

Seorang perwira tinggi berjalan dengan tatapan dingin, menatap ruangan itu dengan tegas dan penuh wibawa.

Dia mencium bau darah, tapi baginya bau darah dari penjahat tidaklah penting.

" Bagas Arya Wiguna, anda ditangkap atas kasus penghilangan orang, pembunuhan dan pemerkosaan, penggelapan dana dan rencana pembunuhan!"

" Anda bisa tetap diam atau bersaksi untuk membela diri di pengadilan!"

" Tangkap dia!" ucap Perwira tinggi Kevin Sanjaya yang turun tangan secara langsung untuk menangkap buronan kejam yang telah merenggut banyak nyawa.

Bagas Arya Wiguna ternyata seorang penjahat keji yang gemar berganti wajah dengan operasi plastik. Wajahnya saat ini adalah wajah ke sepuluhnya dengan identitas berbeda untuk melancarkan aksinya.

Kevin menatap gadis yang pipinya terluka itu, dia bisa membawa raut penuh dendam di wajah Debora. Bibir pria itu terse tipis.

" Nona Debora Carat?"

" Sa-saya pak polisi..." balas Debora dengan suara gemetar padahal baru saja dia menusuk pria itu. Tentu saja ini hanya sandiwara untuk mempermainkan lawannya.

" Kami akan mengurus kasus ini sampai tuntas, orang ini juga termasuk buronan besar yang sudah dilacak selama lima tahun belakangan!"

" Wajahnya saat ini bukan wajahnya yang sebenarnya!" ucap Kevin sembari menunjukkan bukti operasi plastik yang dijalani Bagas selama bertahun-tahun.

Max mengambil benda itu lalu menatapnya bersama Frans dan Debora.

Sungguh ketiganya terkejut. Bahkan informasi yang didapat Debora tidak sampai selengkap ini.

"Ini... Apa ini benar!?" tanya Debora tak percaya.

" Tentu saja, beruntung seseorang melaporkannya dengan cepat, entah siapa orang yang menemukan informasi sedetail ini, semuanya berjalan dengan lancar atas bantuan orang itu!" ucap Kevin.

Tiba-tiba pria itu mendekatkan bibirnya ke telinga Debora.

" Buktinya harus benar-benar dilenyapkan nona, akting anda kurang sempurna!" bisiknya sambil mengambil alih belati di tangan Debora lalu memasukkan benda itu ke dalam kantongnya.

Debora terdiam membisu, baru kali ini ada orang luar yang langsung menyadari sandiwaranya.

"ehem!!"

" Perkenalkan saya perwira Kevin Sanjaya, yang akan mengawasi kasus ini, untuk ke depannya mohon kerjasama dari pihak Carat," ucap Kevin seraya menjulur tangannya memperkenalkan diri sebagai perwira kepolisian.

Debora dengan wajah canggung karena ketahuan akting membalas jabat tangan pria itu," Saya Debora Selena Carat, saya harap bantuan besar anda pak !" ucap nya tanpa menatap mata Kevin karena gugup

Frans dan Max saling melirik, dengan posesif Frans menarik Debora dari hadapan Kevin," untuk kedepannya, anda dapat berkomunikasi dengan Max, Pak Kevin!"

" nona Debora, saatnya rapat besar!" ucap Frans seraya menarik Debora keluar dari ruangan itu.

Tatapan mata Kevin terpaku pada gadis itu hingga dia hilang dari pandangannya.

" Ehem... Pak Kevin, silahkan ikut saya!" ucap Max dengan tatapan dingin.

Bagas telah ditangani dan diserahkan ke pihak berwajib sesua dengan laporan anonim dan laporan dari pihak Carat Seraphim sendiri. Namun yang menjadi pertanyaannya, siapa anonim yang dimaksud oleh Kevin? Yang memiliki semua data itu. Apakah orang itu David? Atau mungkinkah dia Nelson? Atau mata-mata di perusahan Carat yang terancam posisinya? Siapa yang tahu?

1
famida
ok gak cerita ni... cuma jangan terlalu lama update nyer...
famida
jangan lama sangat update nyer Thor.... nanti bosan....
Melvi Ana
apakah Airin....?
Moms Arkha
lanjut
Harsie Alive
sampai sejauh ini, masih sepi 😣
Septian Ramadhan
aku baru buka kotak notifikasi, semangat thor up terus
Harsie Alive
hai yuk letakkan komentar kalian, tunggu kelanjutannya ya 🤗
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!