Hana Deborah, putri angkat dari mendiang seorang mucikari ternama di kota Camelot! yang mencoba untuk tetap kuat menjalani pahit nya kehidupan pasca ditinggal sang ibu! ketidaktahuan Hana perihal pekerjaan sang ibu angkat membuat gadis itu selalu di pandang rendah oleh orang-orang sekitar bahkan sahabat nya sendiri.
'Wanita mana yang rela menyakiti hati perempuan lain?'
Hal itu terus saja berputar di pikiran Hana, namun Raya meyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja!
Keberuntungan yang berpihak pada Raya membuat Hana akhirnya tunduk dan menuruti keinginan sahabatnya untuk menjadi wanita penggoda bagi Edward.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JackRow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SPG-23
Edward menghela nafas dalam, ia berjongkok dihadapan Hana sembari melepas kain kasa yang melilit pada ibu jari Hana.
Bibir Hana yang kembali mendesis tertahan membuat Edward semakin berhati-hati dalam menggerakkan jemarinya.
Benar-benar keterlaluan! lihat saja! aku pasti akan segera menemukan orang-orang yang membuat mu kesakitan seperti ini, Hana.
Diriku berjanji!
"Tuan ..., biar saya saja! Tuan bisa membersihkan diri sekarang," Hana menahan pergerakan tangan Edward, ia mengambil alih cairan antiseptik juga perekat kasa dari tangan sang Tuan.
"Apa mereka sengaja memukul dan melukai mu?" Edward berucap lembut, ia memperhatikan Hana yang kini terlihat cekatan dalam menangani luka pada ibu jari kakinya.
"I-itu, sebenarnya luka di jari kaki saya-, ini bukan karena para perusuh itu Tuan!"
"Apa maksudmu Hana?"
"Saya mengalami sedikit insiden saat mengunjungi acara di tempat pameran tanaman hias, sebuah pot berukuran sedang tiba-tiba jatuh dan mendarat tepat di kaki saya, jadi-,"
"Tapi kain kasa ini kembali menampilkan warna merah! itu artinya para perusuh itu juga membuat mu cedera bukan? dan bibir mu-, sudut bibir mu bahkan terlihat membiru, Hana ...,"
Ini peringatan untuk mu! jika kau tak ingin dirimu yang kami rusak! maka menjauh lah dari Tuan Edward!
Hana terdiam hening,
Gadis itu kini hanya menikmati belaian lembut telapak tangan Edward pada pipinya, ia akhirnya tersenyum memperhatikan paras tampan Edward yang kini nampak begitu cemas dengan netra berkaca-kaca.
Dia bukan milikku, namun dia selalu datang untuk diriku, apa aku sanggup untuk selalu berada di sisinya? sisi yang salah dalam dekapan hangat seorang Edward Jaden Nicholas ..., aku ingin buta! tapi kenyataan bahkan dia bukan milikku, ini sungguh menyakitkan Tuhan!
"Apa yang kau khawatirkan, Tuan? kau selalu ada untukku bukan?" Hana menggenggam telapak tangan Edward hingga jemari itu tak lagi menempel di pipinya.
"Hana ..., aku-, aku sungguh minta maaf! maaf jika semua ini terjadi karena ke egoisan dalam diriku!" Edward tertunduk, ia menyembunyikan air mata yang kini luruh begitu saja.
"Bisakah saya meminta izin untuk pergi?"
"A-apa? apa maksudmu Hana? tidak! aku mohon! kau bahkan pernah berkata bahwa kau bersedia menjadi istri kedua bagiku!"
Edward berucap panik! ia semakin mengeratkan genggaman pada jemari Hana, pria itu juga menatap netra indah gadis dihadapannya dengan wajah memelas.
"Saya hanya ingin mengunjungi seseorang Tuan!" Hana menorehkan senyum hingga Edward kembali terlihat kebingungan.
"Seseorang? katakan! siapa orang yang kau maksud, sweetheart?"
"Ayah saya-, saya sudah lama tidak mengunjungi nya,"
Edward, pria dengan rambut hitam pekat itu nampak berpikir sesaat, sebelum akhirnya ia menganggukkan kepala.
"Tunggu hingga luka di kaki mu ini membaik! baru kau bisa pergi, Hana."
"Benarkah?"
Tatapan serta pertanyaan Hana kembali membuat Edward nampak ragu,
"Apa kau ingin kabur dariku?"
"Kenapa saya harus kabur? rasanya juga percuma jika saya kabur, bukan?"
"Hana ...,"
"Lekas bersihkan dirimu Tuan! ini sudah terlalu malam! saya akan menyiapkan air hangat terlebih dahulu!"
Hana beranjak tertatih, namun Edward turut berdiri dan menarik tubuh gadis itu hingga kembali tersentak dalam dekapan lengan kekarnya.
"Aku mohon! jangan pergi Hana! tetap lah menjadi rumah bagiku! aku akan menghancurkan rumah lama ku, demi bisa bersama mu! aku mohon!"
Kedua insan manusia itu kembali menangis dalam diam,
Edward terisak karena segala kecemasan dalam diri, dan Hana terisak atas segala luka serta rasa kesedihan dalam hati.
****
"Ini sisa bayaran yang ku janjikan! dua kali lipat lebih besar! dan ingat! jangan pernah membawa namaku jika kalian sampai berurusan dengan pihak berwajib!"
"Nyonya tenang saja! itu semua tidak akan terjadi! semua aman bersama kami!"
"Baiklah! aku pergi!"
Bertha tampak melenggang menuju Pagani Zonda berwarna merah muda yang terparkir di tepi sebuah bangunan.
"Edward tak akan mungkin meninggalkan ku! akan ku buat Hana menjauh darinya sebelum hal-hal yang tak ku inginkan terjadi!" wanita itu kembali menyunggingkan senyum dan berbicara seorang diri.
"Bukan Hana, atau Nyonya Samantha! hubungan ku dengan suamiku akan tetap berjalan baik di atas badai apapun yang menghampiri pernikahan ini! karena diriku lah yang memegang kendali! and now-, let's go to the party!"
Kendaraan Bertha kembali melaju kencang dengan kecepatan di atas rata-rata.
