Pelukan Untuk Argezia

"Mereka siapa zia?,kok kaya gak suka gitu sama kamu?":Tanya jihan yang juga sedari tadi memandang zia dan kedua orang asing yang baru pertama kali dia lihat.

"Hanya masa lalu ka,zia udan gak mau berurusan sama mereka lagi":Balas zia.

"Dari yang kakak lihat,cewek disana yang tadi ngobrol atau kakak gak tau dia ngapain,entah mengapa kakak merasa di cewek yang licik":Ucap jihan.

"Udah gak usah di pikirin kak,lebih baik kita kerja lagi,takut kena tegur bos":Ucap zia buru,karena ia tak mau orang lain ikut masuk kedalam masalahnya,walaupun zia sudah menganggap jihan dan yang lain keluarganya.

Setelah itu jihan tak lagi menanyakan hal itu,karena ia juga tau zia butuh privasi,dan butuh cerita sendiri tanpa dipaksa sekali pun.

...

Zia menatap langit malam yang begitu indah,sepulang dari kerja zia berhenti untuk istirahat sebentar di taman,yang tak jauh dari rumahnya.

Zia juga tak sendiri,masih banyak manusia yang beraktivitas bahkan ada yang pacaran,dan juga ada keluarga yang duduk di atas rumput sedang tertawa bahagia.

Melihat itu,dadanya menjadi sesak,tanpa sadar air matanya jatuh meluruh,ia begitu sakit melihat pemandangan yang terlihat bahagia dia sana.

"Zia pengen kaya gitu,tapi kapan zia bisa seperti anak kecil itu,yang tertawa riang bersama mama dan papanya,hikss,hikss,jujur zia sangat merindukan mereka,walaupun zia sudah keluar dari rumah itu":Ucap zia dengan air mata yang terus mengalir.

"Tuhan,dada zia sakit,beri zia kesempatan agar zia bisa bahagia lagi,zia capek memendam luka yang begitu dalam,zia butuh pelukan, hanya itu yang zia mau":Tubuhnya semakin bergetar,ia pun menutu wajahnya dengan kedua tangannya,dan menahan isakannya.

Pluk

Sebuah jaket terparti di punggungnya,membuat zia membuka tangannya yang berada di wajahnya. Dan melihat bahwa Robert yang sudah dua minggu lamanya tak pernah muncul,dan sekarang muncul di sampingnya.

"kamu,kok bisa ada disini?":Tanya zia gugup,karena ia malu.

"Bukan urusan lo":Balas Robert singkat,membuat zia mendnegus tak suka,lalu ia pun mengalihkan pandanganya kedepan.

"Gue sudah tau apa yang lo alami,kenapa lo gak pernah cerita,kalau hidup lo begitu sulit dan menderita":Ucap Robert,zia menoleh seketika,ia berpikir mengapa Robert ini bisa tau.

Robert yang merasa di tatap pun menoleh,dan mendapatkan zia yang tengah menatapnya membuat zia mengerjapkan matanya,lalu kembali memandang kedepan,Robert tersenyum tipis.

"Lo bisa cerita sama gue,yah walaupun kita belum kenal lama,tapi lo tenang aja,siapa tau gue bisa bantu":Ucap Robert,zia menundukan,kepalanya,dan mencoba menghilangkan rasa sesak di dadanya.Lalu ia pun menatap kearah Robert.

Dapa Robert lihat di balik mata itu ada rasa kesakitan,kecewa,hancur menjadi satu,dan ia membuat perasaanya begitu jangggal,ketika menapa mata zia.

"Lo kalau belum siap gapapa,gak usah di paksa":Ucap Robert buru-buru.

"Gapapa kok,jadi aku itu punya kembaran bernama zeya novalia,dan memiliki dua abang kembar,tapi aku gak bisa kasih tau kamu siapa kedua abang kembar ku":Ucap zia,karena ia tak mau banyak masalah.