NovelToon NovelToon
Peri Cintaku

Peri Cintaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / cintapertama / spiritual
Popularitas:14.6k
Nilai: 5
Nama Author: Arif C

Kisah ini bermula saat wanita itu mulai menarik perhatianku. Entah mengapa segala pola tingkahnya membuatku jatuh cinta. Ia tidak membuatku terbuai lama di dalam angan. Tanpa basa-basi dia bersedia menjadi kekasihku. Namun, semuanya semakin pelik untuk dipercayai. Dia yang kuanggap gadis manis yang butuh perlindungan, rupanya seorang peri yang ditugaskan untuk melindungiku.

Jika bersamaku hanya akan membuat peri itu merasakan sakit dan pedih menjalani hidup sebagai manusia, apakah mengakhiri hubungan ini adalah satu-satunya jalan keluar agar aku tidak menyakitinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arif C, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 13

Beberapa hari kemudian, Luna memang sudah pulih. Tetapi dia masih rendah diri karena Luna menilai penampilannya kini begitu buruk rupa.

Sebab rambut panjang Luna yang indah, kini telah terpangkas habis saat dia harus melakukan operasi pengangkatan kanker di otaknya.

Namun hal tersebut sebenarnya tidak masalah bagi Leon. Dia bahkan senang Luna akan segera sembuh dari penyakit yang dideritanya selama ini.

Leon hanya memikirkan, kini dia harus memulai menabung lagi dari awal agar dia bisa menikah dengan Luna, karena saat ini biaya pernikahan begitu besar jumlahnya.

Selain itu, Leon bertekad untuk mengembalikan kepercayaan diri kepada Luna lagi. Hingga pada suatu hari, Leon sedang mengantarkan Luna berjalan-jalan di sebuah taman.

Saat itu kepala Luna dibalut dengan turban berwarna ungu agar tak ada yang tahu bahwa tak ada sehelai rambut pun yang tumbuh di rambut Luna.

Leon mengajak duduk di sebuah taman yang indah itu. Luna merasa nyaman saat berada di taman itu.

“Leon, bolehkah aku bertanya padamu?" tutur Luna.

“Katakan saja, Sayang! Apa yang ingin kamu tanyakan pada diriku,” kata Leon sambil menggenggam lembut kedua tangan Luna.

“Kamu pernah berjanji untuk melamarku dan meresmikan hubungan kita pada jenjang pernikahan. Tetapi kenapa sampai saat ini kamu belum juga menikahiku, Leon? Apakah kamu tidak ingin berniat menjadikanku sebagai istrimu? Apakah aku tidak layak lagi menikah denganmu?" Pertanyaan Luna tentu membuat Leon kaget mendengarnya.

'Haruskah aku berterus terang pada Luna kalau aku sedang mengumpulkan lagi uang untuk biaya pernikahan kita?' pikir Leon.

“Ada apa, Leon? Apakah sebenarnya dugaanku benar atau ada gadis lain di hatimu?" tanya Luna.

Leon pun segera menggelengkan kepalanya.

“Tidak, Sayang. Tidak ada wanita lain selain dirimu, karena kamu terpilih menjadi pelabuhan cinta terakhirku,” jawab Leon dengan penuh keyakinan.

“Lalu kenapa kamu nampaknya tidak serius untuk menikah denganku, Leon?” tanya Luna lagi. Leon terdiam sejenak, pada akhirnya terpaksa harus berkata jujur kepada Luna tentang kondisi keuangannya saat ini.

“Maafkan aku, Luna. Aku bisa saja melamarmu setelah kita meresmikan hubungan di depan kedua orang tuamu dan menggelar resepsi pernikahan. Tetapi tabunganku habis untuk membayar biaya pengobatanmu,” jawab Leon dengan nada pelan, Luna pun kaget mendengar kejujuran yang keluar dari mulut Leon.

“Astaga berarti kamu mengorbankan tabunganmu untuk diriku, Leon?” tanya Luna memastikan. Leon pun menganggukkan kepalanya.

“Seharusnya tidak perlu, Leon. Kamu bisa saja meninggalkan aku dan memilih gadis lain. Sebab aku ini tidak sempurna,” ujar Luna, dia begitu merasa terharu dengan pengorbanan yang sudah dilakukan oleh Leon.

“Tidak, Sayang. Aku merasa bertanggung jawab atas dirimu. Ini adalah bukti cintaku bahwa aku ingin kamu sembuh dan kita bisa segera menikah,” jawab Leon.

“Aku tak bisa bergantung pada kedua orang tuaku, aku harus mandiri, apalagi usiaku sudah matang. Oleh karena itu, aku bekerja untuk menabung agar kita bisa menikah. Sayangnya kita harus bersabar lagi,” ujar Leon. Luna semakin terharu dengan pemikiran kekasihnya itu.

“Sungguh, Leon. Aku merasa cintamu begitu besar padaku tetapi aku tidak membutuhkan pernikahan yang mewah. Yang penting sederhana tapi hikmat saja begitu berkesan untukku, agar kita bisa mengarungi bahtera rumah tangga selamanya berdua," kata Luna.

Leon pun menatap Luna dengan lekat, dia tidak sangka pemikiran Luna akan sebijak itu. Leon pun lalu memeluk Luna dengan erat.

“Kamu bisa saja berkata seperti itu, Luna. Tetapi tuntutan keluarga kita ingin kita berdua bisa melangsungkan pernikahan yang semestinya. Oleh karena itu, sebaiknya kamu bersabar dulu, aku harus mencari biaya untuk pernikahan kita,” tutur Leon. Luna melepaskan pelukan Leon.

“Jangan pikirkan mereka, Leon. Sebaiknya kita resmikan hubungan kita secepatnya di depan penghulu. Tidak mengapa pernikahan digelar sederhana saja. Sebab aku hanya ingin bisa menjadi istrimu bukan menjadi ratu sehari yang dpamerkan banyak orang, namun menghabiskan biaya yang besar,” papar Luna. Leon pun berpikir sejenak.

“Baiklah, Sayang. Akan ku pikirkan lagi, dan aku akan segera merancang pernikahan kita walau sederhana,” ujar Leon.

Mereka pun kembali berpelukan di taman itu. Leon merasa bersyukur dia bisa mendapatkan wanita yang pengertian seperti Luna. Bahkan Leom juga sebenarnya ingin melepas masa lajangnya seegera bersama Luna.

Namun lagi-lagi Fara terus memperhatikan Leon. Bahkan dia merasa kaget ketika Leon dan Luna memutuskan untuk menikah secepatnya.

Ini tidak boleh dibiarkan. Aku tidak mau Leon menikah dengan Luna atau gadis manapun, kata Fara sambil mengepalkan kedua tangannya.

“Kalau perlu aku bisa saja menghabisi Luna, dia adalah penghalang besar bagi diriku untuk mendapatkan Leon lagi, ujar Fara.

Namun saat itu Leon mengetahui kalau Fara sedang mengawasinya.

"Kenapa Fara selalu mengawasiku? Apakah dia tidak puas selalu mengejarku dan ingin membuatku kembali ke dalam pelukannya lagi?" pikir Leon dalam hatinya.

“Ada apa, Leon? Kenapa kamu terdiam seperti itu? Apa ada yang kamu pikirkan?” tanya Luna, leon menggelengkan kepalanya sambil membelai kepala Luna.

“Tidak apa-apa, Sayang. Kalau kamu sudah merasa lelah kita pulang saja. Sebab aku masih ada pekerjaan yang harus kuselesaikan!” ajak Leon. Luna pun setuju Leon pun kemudian mengantarkan Luna pulang.

Leon juga pamit pulang ke rumahnya, namun setelah sampai di rumah leon pun kaget setengah mati ketika melihat Fara malah sedang berbaring di tempat tidurnya.

“Kenapa kamu ada di sini, Fara? Bahkan kamu kamu sudah lancang masuk ke kamarku?" tanya Leon dengan nada jengkel. Fara lalu terbangun dengan gerakan erotis yang menggoda Leon. Apalagi pakaian super tipisnya seolah ingin menimbulkan hasrat dalam diri Leon.

“Kudengar kamu ingin menikah dengan wanita pujaanmu itu?" tanya Fara.

Leon sudah menduga Fara memang mengawasi dirinya saat berada di taman itu.

“Itu bukan urusanmu, Fara. Sekarang pergilah dari sini! Aku tidak butuh ditemani olehmu!" usir Leon dengan nada halus.

“Jangan kasar seperti itu, Sayang. Apa salahnya aku hanya ingin menemanimu. Sepertinya kamu sangat kesepian. Bahkan kamu juga merasa pusing dengan biaya pernikahanmu bersama Luna, tebak Fara yang membuat Leon merasa sangat kesal.

“Jangan pernah menguping pembicaraan orang lain ,Fara! Kamu sering sekali mengawasiku dan Luna. Apa kamu ingin kuberi pelajaran lagi seperti waktu itu?" ancam Leon yang begitu merasa kesal kepada sikap Fara. Fara malah tersenyum culas, dia nampaknya tak takut sama sekali dengan ancaman Leon.

“Jangan begitu, Sayang. Aku sebenarnya sangat kasihan kepadamu. Karena kamu sepertinya sangat sengsara bersama dengan Luna,” tutur Fara. Leon pun merasa tersinggung dengan perkataan Luna yang seolah meledek dirinya.

“Siapa yang bilang begitu? Aku merasa nyaman dengan Luna. Apapun akan aku korbankan demi orang yang kusayangi. Luna adalah yang terbaik untukku,” bantah Leon.

“Lebih baik kamu bersamaku, Leon. Kamu tidak perlu memikirkan biaya pernikahan atau apapun yang akan dijadikanmu beban,” bujuk Fara. Tetapi Leon menggelengkan kepalanya.

“Tidak, Fara. Sampai kapanpun aku tidak akan pernah kembali padamu, karena cintaku hanya untuk Luna,” tolak Leon dengan nada tegas. Fara menyunggingkan senyum kecutnya.

“Jangan munafik seperti itu, Leon. Aku tahu kalau kamu sebenarnya masih menyimpan perasaan kepada diriku,” tutur Fara. Saat itu Fara memang mengenakan pakaian yang begitu mini dan tipis.

Dia seolah ingin menggoda nafsu birahi Leon, namun Leon berusaha untuk tidak tergoda dengan sikap para yang mengundang hawa nafsunya tidak Fara.

“Seiring berjalannya waktu, aku sudah bisa melupakanmu. Pergilah dari sini dan jangan ganggu aku lagi! Alam kita berbeda dan kita tidak akan pernah bersatu selamanya!" usir Leon lagi.

Akan tetapi Fara bersih buku untuk terus menggoda Leon sampai Leon takluk pada dirinya.

“Ayolah, Sayang! Jangan munafik seperti itu, Leon! Usia sepertimu mendapatkan kehangatan dari wanita,” goda Fara. Dia malah membuka bajunya perlahan di depan Leon.

Fara nampaknya sengaja untuk memancing Leon untuk bercinta dengannya. Leon pun kaget dengan aksi gila Fara, dia pun mundur menjauh dari Fara.

1
Rembulan009
belum baca, tapi kaya nya seru
Star Kesha
Suka banget endingnya!
Odette/Odile
Mantap lah!
Beatrix
Sukses terus, sekali baca novel author bikin nagih terus.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!