Janda Perawan

"niko antarkan adikmu ke kampus!" ucap mama jihan

"ma niken kan punya supir!" jawab niko malas mengantar adiknya yang selalu saja mengganggunya

"kamu membatah!" mama jihan kesal punya dua anak tapi sulit akur

"oke mama cantik, masih pagi jangan marah marah nanti keriputnya bertambah" ledek niko

"dasar anak kura*ng vitamin! ayo buruan adilmu sudah dimobil. hari ini supir niken pulang kampung anaknya sakit" ucap mama jihan

niko mengagungkan jempolnya pada sang mama dan menghampiri adiknya yang sudah duduk manis dikursi belakang mobil niko

"pindah kedepan atau kakak seret!" ucap niko pada adiknya

"iya kak! galak banget pantes ngga laku" umpat niken

"udah ngrepotin ngatain lagi!" niko melajukan mobilnya sangat kencang menuju kampus adiknya

"kak! pelan" ucap niken takut

sreeeeetttt brakk

niko membelokkan mobilnya ke kiri menabrak pembatas jalan

"kak ada yang ketabrak!" niken keluar mobil menghampiri wanita yang tergeletak

"mba ngga apa apa kan! saya bantu" niken dengan sigap membantu wanita yang jadi korban kakaknya

"ngga apa apa maaf saya yang salah" ucap adelia yang menjadi korban tabrakan mobil

niko menghampiri kedua wanita itu. saat ini para warga berkerumun membuat niko dan niken agak takut menjadi amukan masa

"saya yang salah menyebrang tidak hati hati!" ucap adelia agar para warga tenang

"maaf saya harus segera pergi ada interview kerja" ucap adelia meninggalkan niko dan niken yang panik

"tunggu saya antar! saya akan bertanggung jawab" ucap niko setelah melihat wanita yang pernah ia temui tanpa sengaja

"iya mba ayo kita kerumah sakit dulu! takut terjadi sesuatu" ucap niken melihat siku dan lutut adelia berdarah

"ngga usah! maaf saya sudah telat" adel berjalan dengan cepat namun langkah kakinya masih kala cepat dengan niko

"biarkan saya bertanggung jawab atau saya akan terus kepikiran" rayu niko

tanpa pikir panjang adelia menggangguk dan meminta diantarkan ke mall yang mengadakan interview

"kak itu kan mall...." ucapan niken terhenti karena lirikan niko

"yang sering kita kunjungi. mba mau melamar jadi apa? mending jadi kakak iparku saja" ucap niken asal

membuat niko terbatuk olehnya

"kenapa kak! kalau lihat cewe cantik langsung sok cool" ejek niken

"kamu brisik! kakak pusing dengernya" ucap niko gugup

saat melihat kaca bertepatan dengan adelia menatap kaca juga. keduanya sekilas bertemu pandang

hati niko seakan berdesir merasakan sesuatu yang lain.

sedangkan adelia tak merasakan apapun selain takut terlambat dan membuatnya tak dapat pekerjaan

"mba saya bantu obati lukanya ya?" niken dengan telaten membuka kotak obat yang ada dalam mobil kakaknya dan membatu adel mengobati luka

"terima kasih ya, atas bantuan kalian saya tidak terlambat" ucap adelia

"sama sama mba, oh iya boleh minta nomer ponselnya ngga? cuma tanya keadaan saja takut terjadi sesuatu!" niken merasa adelia sosok yang cocok dengan karakternya

"boleh! tapi saya yakin baik baik saja"

adelia memberikan nomer ponselnya sebelum keluar dari mobil. mengucapkan terima kasih atas tumpangannya

niko yang biasanya banyak bicara kini terdiam membisu

"kak! masih hidup kan?" tanya niken pindah duduk yang tadinya dibelakang bersama adel kini duduk disamping kakaknya lagi

"adik durhaka! kamu mau kakak yang paling tampanmu ini meninggalkanmu!" niko menjitak kepala niken

"auu kak sakit! habisnya diem aja dari tadi. pasti karena ada cewe cantik ya?" goda niken

"ayo turun tuh kampusmu didepan!" niko sengaja menurunkan niken agak jauh dari kampusnya

"terima kasih kakak tampanku!" niken keluar mobil niko dan berjalan ke kampus

"haiii! disti kamu kuliah disini juga?" ya niken adalah teman satu kelas adisti adik dari adelia saat Sma dulu

"niken! kamu ngga jadi keluar negeri?" tanya disti

siapa yang tak tau niken disekolahnya rumornya niken anak konglomerat namun tak mau sekolah yang mewah. justru memilih sekolah yang biasa saja

"ibuku ngga izinin!" jawab niken

keduanya masuk ke kelasnya yang ternyata juga satu jurusan