gagal nya pernikahan pertama belum membuat ku jera akan hidup berumah tangga. aku menerima lamaran seorang laki-laki yang baru saja ku kenal ku fikir dengan aku menikah lagi kehidupan ku bisa terjamin dan bahagia, ternyata aku salah kini pernikahan ke dua ku juga berderai air mata.
apakah pernikahan Ayu yang kedua masih bisa di perbaiki atau gagal lagi seperti pernikahan pertamanya.
yuk langsung baca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nada gita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 13
20.45 WIB.
Aku baru saja dari kamar Daffa, entah lah mengapa biasa nya Daffa tidur sendiri tapi malam ini ia ingin ku temani, aku pun menuruti ke inginan Daffa.
Selesai dari kamar Daffa aku beralih berjalan ke ruang tamu, ku lihat Ibu masih di sana, aku pun mendekati nya dan duduk bersama nya sambil menonton acara TV.
"Daffa sudah tidur? ". Tanya Ibu pada ku.
" Iya Bu! ". Jawab ku
Kami berdua kembali terdiam dan fokus ke acara TV saat ini.
Lama kami menonton TV, Ibu pun pamit pergi tidur duluan.
" Ibu masuk kamar dulu ya Yu, sudah mengantuk". Kata Ibu.
Aku hanya menganggukkan kepala sambil tersenyum manis ke arah Ibu, setelah Ibu masuk ke kamar aku masih setia duduk di ruang tamu sengaja menunggu Mas Raka pulang.
Tak lama pintu pun di ketuk dari luar, aku berdiri dan bergegas membuka pintu, ternyata benar Mas Raka baru saja pulang, aku menyambut nya dengan senyum bahagia terlihat ia begitu capek karna seharian bekerja.
Kami pun masuk sebelum aku melangkah ke kamar aku mematikan TV terlebih dulu, baru lah aku menyusul Mas Raka, saat aku sudah di dalam kamar terlihat kamar sepi aku pun mengedar kan pandangan ku ada suara kemericik air dari kamar mandi ternyata Mas Raka sedang membersihkan badan nya, selagi Mas Raka mandi aku menyiapkan pakaian untuk dia tidur.
Saat semua sudah ku siapkan Mas Raka baru selesai mandi.
"Bagai mana kabar nya hari ini Mas? ". Tanya ku mencairkan suasana.
" Capek". Kata Mas Raka sambil merebah kan badan nya.
"Tidak makan Mas? ". Tanya ku lagi.
" Mas sudah kenyang sayang! ". Jawab Mas Raka sambil mata terpejam.
Karna Mas Raka sudah kenyang aku tidak perlu menyiapkan makan, dan aku pun ikut merebahkan tubuh ku di samping Mas Raka.
Aku menghadap ke samping, ku pandangi wajah Mas Raka yang sedang memejam kan mata, semoga saja ini jadi yang terakhir ku dan tidak ada kata gagal lagi dalam rumah tangga ku, doa ku dalam hati.
Perlahan tapi pasti aku pun ikut memejam kan mata ku, dan hanyut ke dunia mimpi.
Widia pov
Widia diam hanyut dalam fikiran nya, saat ini dia sedang berada di club malam untuk memenangkan isi fikiran nya yang selalu memikirkan Mas Raka.
" Bertengkar lagi? ". Tanya Puji yang duduk di depan Widia.
Widia diam saja tidak ada respon apa pun, namun Puji bisa membaca nya jika ia seperti itu di pastikan kalau dia dan Raka bertengkar lagi.
Sebenar nya bukan sekali ini saja mereka bertengkar, dari awal pernikahan mereka selalu bertengkar.
" Wid udah dong, saran ku lo ikhlasin Raka! ". Ujar Puji berusaha menyadarkan Widia sahabat nya itu yang di buta kan karna cinta nya pada Raka sehingga menghalalkan segala cara.
Mendengar kata Puji membuat Widia langsung menatap tajam ke arah Puji, mendapat tatapan tajam dari Widia, Puji berusaha tenang.
" Wid, di luar sana banyak laki-laki yang bisa meragukan mu, berhenti menyangkal kalau Raka suatu saat akan berubah!". Kata Puji lagi.
"Enggak sampai kapan pun aku gak akan pernah ikhlas Raka, sampai kapan pun aku dan Raka suami istri. Dan suatu saat ia akan mencintai ku!." Kata Widia tetap dengan ego nya.
Puji pun dian saja, tapi dalam hati nya ia berdoa semoga Widia sadar dengan sudut pandang nya.
Tak ingin berbicara lagi, Puji dan Widia hanyut dalam fikiran mereka masing-masing.
Tak lama mereka pun memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing.
Widia pulang sendiri, tadi Puji menawarkan diri mengantar nya namun Widia kekeh ia bisa sendiri, alhasil Puji setuju dan menuruti ke inginan sahabat nya itu.
Saat puji sedang dalam perjalanan tak sengaja ada mobil yang berhenti terlihat seperti nya sedang mogok, Puji pun memberhentikan mobil nya ke pinggir lalu ia turun dari mobil.
"Kenapa Mas? ". Tanya puji
Laki-laki itu pun menoleh karna mendengar suara perempuan di belakang nya yang bertanya, saat ia menoleh benar saja itu wanita.
Laki-laki itu diak belum menjawab pertanyaan wanita itu, fikir nya kok bisa-bisa nya seorang wanita masih berada di luar apa lagi sudah larut malam begini belum lagi jalanan ni sepi, dan tampa rasa takut ia pun berhenti dan bertanya ke pada ku, bagai mana kalau aku adalah begal.
Cek lek...
Suara dari jari Puji menyadarkan laki-laki di depan nya yang bengong itu.
" Tadi saya bertanya Mas, ada apa? ". Tanya puji sekali lagi.
" Apakah kamu tidak takut berhenti dan bertanya pada saya, bagai mana kalau saya begal?". Ujar laki-laki itu.
Puji tersenyum, ia tak merasa takut sama sekali karna ia sudah biasa lewat malam-malam begini apa lagi di jalan ini, Puji sudah paham jalan ini tak ada begal nya.
Laki-laki itu pun diam melihat Puji yang tertawa ada rasa takut pada diri nya, ia berfikir jika wanita ini adalah hantu penjaga jalan di sini.
"Ehh jangan berfikir macam-macam ya, aku manusia! ". Jelas Puji seakan-akan bisa membaca fikiran laki-laki di depan nya ini.
"Pertama aku bukan hantu, kedua aku sudah biasa lewat dari jalan sini tenang jalan ini aman kok dari begal, dan terakhir rumah ku di arah sini!". Jelas Puji panjangan lebar.
Mendengar penjelasan Puji, laki-laki itu ber'oh lalu tersenyum tipis sambil menggaruk kepala nya yang tak gatal.
" Oh ya mobil kenapa? ". Tanya Puji sekali lagi.
" Gak tau deh, tiba-tiba saja mogok". Jelas laki-laki itu.
Puji pun melihat jam tangan nya sudah larut malam, pasti bengkel sudah pada tutup apa lagi yang dekat sini. Tapi oh ya dia kan ada teman yang yang bisa di andalkan nya.
Puji pun berjalan ke mobil dan mengambil ponsel nya lalu berjalan lagi mendekat ke arah laki-laki itu.
Tingkah Puji hanya di lihat laki-laki itu saja, tidak ada niatan untuk bertanya pada wanita yang sudah berdiri di depan nya sambil menelpon entah siapa yang di telpon nya.
Ada fikiran negatif mungkin saja itu teman nya untuk membegal nya, begitu lah isi fikiran laki-laki itu pada Puji.
"Telpon siapa? ". Tanya laki-laki itu karna rasa penasaran nya.
" Oh ini, temen gw! ". Kata Puji yang langsung di potong Laki-laki itu.
" Jangan bilang lo manggil temen-temen lo untuk begal gw! ". Ujar laki-laki itu.
Sekali lagi perkataan laki-laki di depan nya ini membuat Puji tertawa lagi.
" Ehh, lo fikir gw tampang begal apa!. Gini kalau udah jam segini bengkel udah tutup, nah kebetulan temen gw yang punya bengkel masih bisa bantu untuk datang ke sini! ". Jelas Puji panjang lebar, yang di jawab senyum oleh laki-laki itu.
ayo widia cari kebahagiaan sendiri 😊
pengen raka kena karma aja deh 😅
tolong kasih jodoh lain buat widia thor 🙏🏻😘